Saat kamu menantikan seseorang dan kamu begitu menderita. Itu bukan cinta tapi obsesi
-CloySemenjak ucapan Daniel kemarin, yang mengklaim karina miliknya. Karina lebih memilih berangkat kesekolah lebih awal, sebelum Daniel menjemputnya.
Kini karina sudah ada di sekolah, kakinya sudah membaik sejak semalam tapi jalannya masih sedikit pincang. Karina duduk di perpustakaan untuk membaca buku. Sebenarnya bukan itu saja tujuannya tapi ia menghindari Daniel, sudah dipastikan Daniel akan mencari karina saat tiba di sekolah.
Karina melihat jam berwarna biru yang melingkar di tangannya, masih lima belas menit sebelum bel masuk. Ia kembali melanjutkan aktivitas nya, tanpa di sadari seseorang berjalan ke arahnya dan duduk di samping karina.
Karina yang menyadari kehadiran seseorang di sampingnya pun menoleh, Samuel memberikan sebuah kertas.
"sam, ada apa?" tanya karina.
"ada misi dari bu ratna, dia udah ngirim pesan ke lo semalem tapi lo nya ga aktif," ucap samuel, karina baru ingat, ia sengaja tidak mengaktifkan ponsel semalam karna Daniel terus menghubungi nya.
"semalem gue ga buka handphone, emang misinya apa?"
"bu ratna minta kita nyelidikin kasus rangga anak kelas sebelas ipa satu yang jarang masuk sekolah, orang tua nya juga gatau kalau dia jarang masuk sekolah, lo bisa liat dulu strategi yang udah gue bikin," karina mengangguk paham dan mulai melihat kertas yang tadi Samuel berikan.
"buat seminggu kedepan bu ratna minta kita yang nanganin anak anak yang bermasalah, karna dia harus pergi keluar kota selama seminggu," karina hanya mengangguk.
"gue ga terlalu paham sama lokasinya," ucap karina, membuat Samuel yang sedang memainkan ponsel menoleh.
Samuel mulai menjelaskan dengan detail, pandangan karina beralih melihat wajah Samuel yang masih serius menjelaskan. Sungguh baru kali ini ia bisa melihat wajah tampan Samuel dari dekat.
Samuel menoleh saat selesai menjelaskan, mata mereka bertemu. Samuel menatap mata Karina lekat, beberapa detik kemudian keduanya mengalihkan pandangan.
Sial, kenapa jantung gue kayak abis lari maraton gini sih, batin karina.
"kalau masih belom ngerti nanti gue jelasin pas di lokasi, pulang sekolah gue tunggu di parkiran," karina mengangguk, Samuel beranjak keluar perpustakaan.
"bisa gila gue lama lama begini," karina bergumam seraya memasukkan buku ke dalam tasnya, dan beranjak menuju kelas karna bel masuk sudah berbunyi.
___
Semua murid berhamburan ketika bel istirahat berbunyi, termasuk para manusia bobrok Kenanth and The geng. Mereka berjalan menuju kantin, dan duduk di tempat biasa.
"otak gue keram ni gara gara ulangan dadakan," celetuk kenanth.
"bu ratna demen banget bikin anak si, ampe soal aja banyak anaknya," kini kenzie yang bersuara.
"oh iya, sam emang si kudanil pernah tinggal di bandung?" tanya kenzie, membuat Samuel yang tengah bermain game menoleh.
"pernah, emangnya kenapa?"
"gue yakin kalian bakal kaget kalau tau ini," kenanth, Raffa dan Samuel menoleh ke arah Kenzie yang tengah mengetik sesuatu di handphone nya.
"liat handphone kalian," ucap Kenzie.
Sebenarnya Samuel tidak tertarik dengan ucapan Kenzie tapi ia melihat pesan Kenzie dari notifikasi di handphone nya.
Kenzie austin.
Daniel mantan karina..Semua mata kembali tertuju pada Kenanth.
"lo ga ngada ngada kan ken?" ucap Kenanth.
"gue aja kaget pas karina cerita itu ke gue,"
"pantesan aja si Daniel nempel mulu sama karina," ucap raffa.
"kudanielnya aja yang tukang maksa," ketus kenzie melanjutkan makannya.
"ceritain dong ken," Kenanth penasaran.
"tapi ada syaratnya," ucap kenzie licik.
"apaan?" ucap Kenanth.
"beliin gue tiga kotak pizza, nanti gue ceritain di rumah gue, gimana?"
"si kampret, yaudah nanti malem kita kumpul dirumah kenzie," ucap kenanth memuat kenzie tersenyum penuh kemenangan.
__
Karina dan amanda masih sibuk pada soal ulangan yang ada di hadapan mereka, waktu mereka tinggal sedikit.
Karina masih terpaku dengan lima soal yang belum di jawab, dan beberapa menit kemudian bel pulang berbunyi. Semua murid mengumpulkan soal, kecuali Amanda dan karina yang masih diam di bangku mereka.
"udah ngasal aja rin," ucap Amanda, karina mengangguk lalu menuntaskan soalnya.
Mereka mengumpulkan soal dan mengemas barang mereka dan beranjak pulang. Saat Karina dan amanda berjalan di koridor, Tiba tiba seseorang menarik tangan karina membuat langkah mereka berhenti.
"kamu kemana aja? Tadi pagi aku kerumah kamu udah berangkat, dan jam istirahat kamu juga ga ada di kelas," karina di hujani dengan semua pertanyaan dari Daniel, karina memang sengaja menghabiskan waktu istirahat di perpustakaan dengan Amanda, agar Daniel tidak dapat menemuinya.
"man, lo pulang duluan aja" ucap karina, Amanda mengangguk dan berlalu.
"ikut aku," Daniel menarik tangan karina menuju taman belakang sekolah. Karina tidak habis pikir, Daniel seperti psycopath sekarang. Tangannya mungkin akan memerah karna Daniel memegangnya begitu kuat.
"lepasin," karina mencoba melepaskan genggaman tangannya tapi tidak bisa.
"lo itu egois, lo gapernah mau dengerin orang lain, dan yang ada di otak lo itu cuma kemauan lo yang harus di terpenuhi, gue cape niel," ucap karina, mereka saling menatap.
"gue udah coba lupain lo selama tiga tahun, dan kemaren lo bilang lo ga pernah mutusin hubungan ini, sekarang semua berakhir gue yang memutuskan hubungan ini, jadi lo jauhin gue mulai sekarang," air mata Karina tidak dapat dibendung lagi, karina menghapus air matanya yang jatuh.
"aku gamau, semua bisa diperbaiki kita mulai dari awal," Daniel menarik karina dalam pelukannya.
"cukup sampai sini, jauhin gue," karina beranjak pergi, Daniel tidak mengejarnya. Karna semua itu percuma karina tidak akan pernah menerimanya kembali.
Tak jauh dari sana ada seseorang yang melihat kejadian tadi, tangannya mengepal saat melihat karina menangis.
Aku kembali hehe...
Banyak yang mengganjal tentang cerita ini, mohon ikuti terus.Aku butuh semangat dari kalian untuk melanjutkan cerita yang tambah berat ini..
Tolong tinggalkan jejak, vote and komen kalian sangat berpengaruh..
Terimakasih sudah membaca...
See u next part..
KAMU SEDANG MEMBACA
Driglatte
Teen Fiction'Tentang kata yang selalu terucap, menjadikan sebuah rasa yang tak pernah di terka' Kisah yang tak pernah di terka, terlihat nyata meski banyak luka dan lara. Berawal dari pertemuan yang tidak di sengaja, seorang wanita yang berniat untuk mencairka...