Harap membaca part sebelumnya! Untuk mengingatkan kembali.
"s-sam," karina mencengkram lengan Samuel, karna takut dengan apa yang terjadi di dalam sana.
Terdengar jelas suara besi yang di lempar, Samuel masih memperhatikan kejadian didalam sana. Laki laki itu melempar besi lalu meninggalkan Rangga yang tersungkur di lantai.
Anak buah laki laki itu menoleh ke arah tembok dimana Samuel dan karina bersembunyi. Dengan cepat Samuel menarik karina untuk mundur dan bersembunyi.
Setelah merasa aman karina dan Samuel keluar dari persembunyian, rangga terduduk lemah di dalam sana. Karina berfikir untuk menghampiri rangga, tapi Samuel lebih dulu menariknya.
"ayo pulang, biarin dia sendiri," ucap samuel dan berlalu menuju motornya.
Karina hanya bisa menuruti ucapan Samuel, ia tidak tahan melihat orang lain kesakitan, menurut karina meskipun seseorang membuat kesalahan jangan sampai kita melukainya karena jika kita melukainya apa bedanya kita dengan dia.
Dertt..
Karina berhenti dan mengangkat telponnya yang berdering.
'halo non, ini di rumah ada den Daniel nunggu non karin' ucap bibi di sebrang sana.
'bunda memang kemana bi?'
'nyonya tadi pergi katanya ada urusan di butik non'
'hm, suruh dia pulang aja bi karin masih ada urusan'
'baiklah, non jangan pulang larut malam'
'iya bi' ucap Karina, lalu menutup telpon dan naik ke motor Samuel.
Samuel melanjukan motornya hingga tiba di sebuah Kedai nasi goreng. "sam, kita ngapain kesini?" ucapan karina membuat Samuel menoleh.
"menurut lo?" ucap samuel dengan nada dingin, ia berlalu meninggalkan karina yang masih diam di tempat.
Karina tersenyum, berusaha untuk tidak memperdulikan perkataan Samuel. Ia duduk sambil menunggu Samuel yang tengah memesan makanan.
Ini pertama kalinya karina pergi bersama Samuel. perasaan senang bercampur gugup adalah hal yang sedang karina rasakan saat ini.
"selamat menikmati nasi goreng spesial buat eneng dan aa yang lagi kasmaran," ucap bapak penjual nasi goreng seraya meletakan makanan.
Karina tersenyum, sedangkan Samuel hanya diam sambil memainkan ponselnya.Karina dan Samuel melahap makanannya, tidak ada yang berbicara selagi makan. Samuel yang fokus memakan nasi goreng dan karina yang sesekali memperhatikan Samuel.
"sam, kasus rangga gimana? Apa orang tuanya perlu tau?" Samuel menggangguk lalu meneguk minumannya.
"gue udah hubungin bu ratna, dia minta kita buat nyelesaikan kasus ini. Besok orang tua rangga ke sekolah buat ngasih keputusan," karina menggangguk paham.
Mereka menyelesaikan aktivitas makannya dan bergegas pulang. Selagi Samuel membayar makanan, karina berdiri di belakang Samuel sambil memperhatikan dua anak kecil yang tengah bernyanyi di depan kedai minuman.
Seorang anak laki laki dan perempuan, mereka menghampiri karina seraya menyanyi. Karina tersenyum melihat kedua anak itu. Selesai membayar makanan Samuel berjalan meninggalkan karina.
"kamu sudah makan?" ucap karina seraya mengusap puncak kepala anak perempuan itu, anak itu menggeleng.
"bang nasi goreng dua jangan pedes untuk adik ini nanti kembalinya kasih adik ini aja ya bang," ucap karina seraya memberikan uang selembar lima puluh ribu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Driglatte
Dla nastolatków'Tentang kata yang selalu terucap, menjadikan sebuah rasa yang tak pernah di terka' Kisah yang tak pernah di terka, terlihat nyata meski banyak luka dan lara. Berawal dari pertemuan yang tidak di sengaja, seorang wanita yang berniat untuk mencairka...