Hari ini sudah genap Hanin sebulan bersekolah dan selama sebelum ini juga ia berhasil menurunkan berat badannya sebanyak 10 kg, woww luar biasa memang, tapi Hanin masih terlihat chaby dan berisi, katanya tinggal 10kg lagi ia turunkan berat badannya dan akan ideal lah berat badannya. Dan selama sebulan itu juga Hanin dan Mark semakin dekat. Seperti saat ini di kantin sekolah ia bersama dengan temannya dan teman kakaknya.
"Ehh Nin lo udah turun berapa kilo?" tanya Roy kepada Hanin, cwok satu ini telah menganggap Hanin seperti adik kandungnya, dan yah mereka dekat dengan sendirinya seperti kakak beradik.
"Mmmmm kepo banget lu bang." jawab Hanin dengan tatapan datarnya pda Roy.
"Yah kan cuman nanya Nin, kan lu udah kurusan." kata Roy sambil cengir memperlihatkan deretan gigi putihnya.
"Udah 10 kilo, puas kan." ucap Hanin agak ketus tapi gak ketus ketus amat sih.
"Jadi mau nurun berpa kilo lagi." tanya Yoga tiba-tiba.
"Mungkin 10kg lagi." jawb Hanin santai.
"Owwwhh." kata Yoga yg disertai anggukam kepalanya tanda mengerti.
"Yun, Anggi, Michell, udah selesai gak makannya, gue mau ke perpus nih, mau buat rangkuman buat tugas biologi tadi." tanya Hanin kepada sahabatnya yang barusan selesai makan.
"Hmmm,, udah yuk." kata Yuna yang bersiap berdiri.
"Yaudah yok,,,, bang gue duluan yah." Kata Hanin dan berlenggak menjauhi kantin menuju perpustakaan.
"Ndra adek lo napa, kayak sensi gitu ma gue." tanya Roy, ke Hendra yang sadar sesari tadi Hanin menatap sensi padanya.
"Gimana gak sensi lo nanya berat badannya, tau cewek kalau soal berat badan di tanyaain langsung sensi." bukannya Hendra yang jawab malah Mark yang jawab.
"Gue nanya Hendra bukan lo." kata Roy ketus ke Mark.
"Paling jawaban Hendra gak jauh beda ama gue." bela mark tentunya dengan nada mengejek.
"Iya jawaban gue sama kayak Mark, lu juga nanyanya aneh-aneh." Jawab Hendra akhirnya.
"Kan gue kepo." kata Roy sambil memasang tampang tanpa dosa.
"Makan tuh kepo." tiba-tiba Yoga bersuara yang sedari tadi sudah menghabiskan baksonya.
"Yah gimana yah, dia keren banget baru juga sebulan udah turun segitu banyak. Lu gak kasih dia makan yah?" tanya Roy ke Hendra yang kini menyuapi suapan terakhir kemulutnya.
PLAAKKK
Satu geplakan mulus menderat di kepala Roy.
"Aakkkhhh,,, napu lu mukul pala gue, sakit oon." kata Roy yang kesakitan memegang kepalanya ulah Hendra.
"Lo pikir gue abang apaan gak ngasih adeknya makan, namaya juga diet yah makannya di kurangin." cercah Hendra kepada Roy.
"Lo juga oon banget sih, makanya tuh otak di pake buat mikir yang bener jangan di pake buat mikir bokep mulu." ucap andrea yang gemes sama temennya sendiri yang otaknya udah gak suci.
"Kayak lu aja kagak." bela Roy.
"Udah ke kelas aja udah mau bel." kata Yoga menyudahi acaranya di kantin.
"Tumben lu rajin biasanya juga ogah-ogahan ke kelas." kata Hendra yang udah berdiri. Dan menepuk pundak Yoga.
"Yeeehh,,, lu gimana sih temen mau tobat malah dikatain." kata Yoga yang berjlan di samping Hendra.
"Iyain dah biar kelar." kata Roy.
Disinilah Hanin saat ini bersama sahabatnya, di perpustakaan berkutak dengan buku dan pulpen mereka, merangkum tugas yang di berikan gurunya tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gendut, It's Okey
Random"Gak tau juga apakah ini penting bagimu, tapi yang pasti perubahan itu pasti ada, dan gak mungkin orang akan terus menghinamu jika kamu mau merubah sesuatu yang di hina itu. Dan gak mudah merubah sesuatu apalagi sifat dan sikap seseorang, kecuali di...