part 10

33 12 0
                                    

Selamat membaca...

"Apa langsung masuk aja yah." kata  Mark memegang hendel pintu kamar Hanin dan langsung membukanya,  beruntung kamarnya gak di kunci, biasalah yah Hanin lupa.

Mark membuka pintu kamar Hanin dan masuk ke kamar, tapi di dalam kamar tidak ada siapa-siapa.

"kemana perginya Hanin" kata Mark ambil berjalan dan duduk di sisi ranjang yang menghadap ke pintu kamar.

Selang beberapa detik Mark duduk, dia akhirnya memutuskan untuk sedikit melihat-lihat isi kamar Hanin. Kamar Hanin di cat warna hitam ungu dan satu lemari baju besar, meja belajar, meja rias yang diatasnya terdapat beberapa skincare dan alat makeup, dan ranjang king size.  Setelah melihat-melihat kamar Hanin, tanpa sengaja Mark menangkap piguran cantik di atas nakas dekat ranjang Hanin. Piguran itu adalah foto Hanin sewaktu masih umur 3 tahun.

"manis." gumam Mark melihat foto itu.

Tak lama suara ceklekkan pintu kamar mandi terbuka dengan Hanin yang keluar yang Hanya menggunakan handuk yang menutupi bagian dadanya hingga pahanya. Dan betapa terkejutnya Hanin ketika melihat Mark di laments Dan repay do hadapannya.

"Aaaaaaaakkkkkkk." teriak Hanin sambil kedua tangannya berusaha menutupi bagian dadanya.

Mark hanya menutup telinganya ketika mendengar Hnin teriak, kemudian menatap Hanin dengan tatapan yang tak dapat diartikan.

"Lo.. Lo ngapain dikamar gue, lu gak punya sopan santun apa, masuk kamar orang sembarang, siapa yang nyuruh lo masuk kamar gue ha!!!" marah Hanin ke Mark.

"Udah marahnya. Sakit kuping gue denger lo teriak, terus ngoceh." kata Mark menatap Hanin.

"Bangsat lo yah, ini kamar gue dan privasi gue, gue gak suka ada yang masuk kamar gue tanpa izin dari gue." kesal Hanin yang masih berdiri di depan pintu kamar mandi.

"Oohhh maaf, tapi abang lo yang ngijinin gue masuk kamar lo." jelas Mark.

"Mau ngapain lo disini. Mau ngintip." tuduh Hanin dan langsung mendapatkan gelengan dari Mark.

"Gue tadi niatnya mau ngajak ngobrol,  tapi rejeki kali yah liat lo pake handuk gitu, makin sexy." kata Mark yang menunjukkan seringai miring dan tatapan yang tak lepas dari tubuh Hanin.

"Bangsat, mesum banget otak lo, mending sekarang lo keluar dari kamar gue, gue mau pake baju." usir Hanin.

"Pake aja sekarang, atau mau gue pakein bajunya." kata Mark yang mulai mendekat ke Hanin.

"Mau ngapain lo, jangan dekat-dekat, pergi lo." cegah Hanin.

"Kenapa takut yah." kata Mark yang semakin dekat ke Hanin hingga Hanin mundur tapi ia sudh mentok di dinding.

"jangan berani macem-macem, atau lo tau akibatnya." ancam Hanin dengan mata melotot marah ke Mark.

Mark melangkah semakin dekat dengan Hanin hingga jarak antara mereka hanya tersisa lima centi, dan Mark mencondongkan wajahny ke Hanin dan berbisik.

"Lo gak usah panik, gue gak bakal ngapa-ngapain lo sebelum waktunya tiba." Kata Mark berbisik ke Hanin dan Hanin hanya diam mencerna kata-kata Mark sambil dan menetralisirkan degup jantungnya yang sedari tadi berdegup kencang.

Gendut, It's OkeyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang