Part 19

12 1 0
                                    

Happy reading..........










SENIN, adalah hari dimana sebagaian siswa atau bahakan seluruh siswa tidak menyukainya. Alasannya karena, harus upacara, atribut harus lengkap, dan mendengarkan ceramah panjang dari pembina yang kadang tidak penting atau bahkan penting tapi gak dianggap penting bagi siswa sendiri.

Dan disinilah Hanin di barisan kelas X mendengarkan amanat dari sang pembina dengan terik matahari yang cukup menyengat kulit. Gadis itu hanya mendengus kesal, pasalnya sejak tadi pembina upacara tidak ada niatan berhenti berbicara, dan topiknya selalu saja, kedisplinan, kebersihan dan kawan-kawannya, membuat Hanin bosan. Dan muncullah ide brilian di kepalanya dan cukup ampuh buat dia menghindar dari upacara  Yang melelahkan ini.

BRUKKK

Tiba-tiba Hanin jatuh di barisannya tidak sadarkan diri. Yup Hanin pura-pura pingsan. Namun aktingnya itu sangat natural wajahnya pucat, kebetulan ia belum sarapan dan perutnya lapar, rapi Hanin tak selemah itu, ingat ia hanya pura-pura. Tapi temannya percaya dan panik.

"Eeehh Hanin pingsan, bantuin woii." kata teman Hanin yang posisinya di belakang Hanin dengan nada paniknya.

"Lah ehh iya bener pingsan." kata Yuna berbalik ke arah Hanin yang ada dibelkangnya.

"Kenapa diliatin angkat itu kasian." kata Michell yang mencoba mengangkat tubuh Hanin, dan dibantu oleh Michell, Anggi, Yuna dan beberapa anak PMR yang sedng piket dibelakang barisan, bersiap-siap jika ada yg pingsan

"Ni anak kagak aktingkan yah?" Tanya Anggi ketika sampai di UKS.

"Ehh ketahuan gak sih." batin Hanin

"Lo gak liat tuh mukanya pucet banget, tangannya letoy nih." kata Yuna sambil mengangkat tangan Hanin dan menjatuhkannya.

"lah jubaedah, tangan gue kenapa pake diangkat-angkat mana dibanting lagi." batin Hanin lagi.

"Bisa geser dikit, ini gue mau bantu dia bangun." Kata salah seorang anggota PMR sambil membawa minyak kayu putih.

"Oh oke silahkan." kata Yuna dan bergeser ke arah Anggi yang berada di depan meja yg UKS, dan membelakangi kasur tempat Hanin di taruh tadi.

Sebelum anggota PMR itu memberikan minyak kayu putih, Hanin langsung membuka matanya. Dan sontak membuat anak PMR tadi kanget dan Hanin hanya cengengesan gak jelas.

"ini gak balik ke barisan gak?" tanya Michell pada Anggi dan Yuna.

"Gak usah deh, gak ada yg nyariin juga, kan enak disini ngadem daripada dilapangan panas." jawab Anggi smbil mengibas-ngibaskan tangannya.

"Iya disini aja, kalau ada yang nanya, jawab aja, jagain si Hanin kasian sendirian kayak statusnya." jawab Yuna dan mereka tertwa kecil.

"Hanin udah bangun." kata Yuna melihat Hanin yang sudah terduduk di kasur.

"Yaampun  Hanin lo gak papa kan yah?" tanya Michell khawatir.

"Iya, lo gak papa kan?, apanya yang sakit?, udah sarapan apa belum?, mau dibeliin obat gak?, kepalanya sakit gak?" Tanya Yuna beruntututan tanpa jeda seperti rapper saja.

"Yaelah tanya satu-satu kek, pusingkan jawabnya gimana." jawab Hanin dan diikuti dengusan pelan darinya.

"Iya maaf, tapi lo gak papakan?" Tanya Yuna sekali lagi.

"Iya gue gak papa." Kata Hanin smbil menyenderkan tubuhnya di bahu kasur.

"Terus lo kok bisa pingsan gitu?" tanya Anggi.

"Gue gak pingsan, gue cuma pura-pura, yakali gue pingsan semudah itu. Bukan gue banget, lagian gue capek denger ceramah tanpa ujung dari pembina." jawab Hanin sambil cemgengesan tanpa rasa dosa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 01, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Gendut, It's OkeyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang