GK -BAB 5-

724 70 1
                                    

      Bel kamar berbunyi tepat pukul 5.30 pagi, adonia memang sengaja memasang bel disetiap kamar anak-anaknya, agar ia tak lelah membangunkan putra putri mereka satu persatu.

      Alvi mengerjap lalu melihat jam digital diatas nakasnya, menggeliat sembari menguap lalu segera menyambar handuk untuk mandi dan juga melanjutkannya dengan sholat subuh.

      Begitu pula aktivitas terjadi disetiap kamar para kembar itu, mereka bersiap seperti alvi lalu turun untuk melakukan sarapan bersama, biasanya mereka selain alvi akan santai dahulu dengan menggunakan pakaian santai juga sembari menunggu adonia dan alvi selesai masak lalu akan berhenti bersantai saat bunda mereka memanggil untuk ke meja makan.

      Kini hanya terdengar suara dentingan sendok yang beradu dengan piring, tak ada yang membuka pembicaraan sampai mereka benar-benar selesai makan, adonia selalu mengajarkan yang terbaik pada anak-anaknya.

***

"alviii, liat buku sastra inggris gue ga?," alva mengampiri alvi sembari memegang selembar roti ke kamarnya, alvi yang tadinya bersibuk ria dengan sepatunya, kini beralih menatap alva nanar.

"mana alvi tau, alva sih ceroboh,".

"jawaban lu gak ngebantu, ayolah nanti gue dianiaya sama miss yuri," alva yang panik hanya mendapat balasan alvi yang berdecak.

"ck...terakhir alva taro dimana?,".

Alva mengusap-usap dagunya, "pas malem sih abis ngerjain pr, gue gak naro di tempat semula dan udah deh ilang,".

      Mendengar penjelasannya, alvi melengos ke kamar alva untuk mencari bukunya, ini bukan yang pertama kalinya, alva sering kehilangan sesuatu di kamarnya sendiri lalu meminta tolong pada alvi dan ajaibnya alvi selalu menemukannya, atau mungkin memang alva ceroboh.

      Alvi membuka laci lemari, mencari di atas kasur, juga di kolong kasur, menilik setiap inci meja belajar, sampai kamar mandi, dan well, buku alva ditemukannya di keranjang pakaian kotor.

"nih ada!, makannya jangan ceroboh, cari dulu yang bener baru panik," alvi mendengus sebal.

"wih, amajing, nemu dimana lo?,".

"emang dasar jorok, buku di taro di keranjang baju kotor,".

"hah, serius lo buku gue ada di situ, kok bisa ya?," alvi mengetuk keningnya heran.

"yaiya serius alva bongsorrr, makannya kamar tuh di rawat, jangan males, jangan ceroboh, jangan ke-mphh," kalimat alvi terpotong karena alva menyumpal mulutnya dengan roti setengah yang dia bawa.

"iya iya mak lampir, mak lampir gak boleh bawel, nanti bibirnya doer wkwkwk," alvi mendelik kesal, baru saja hendak memukul alva, kembarannya itu sudah lebih dulu kabur ke lantai satu, alvi yang berteriak memanggil alva sembari mengejarnya, si pelaku hanya bisa tersenyum girang.

      Alva bersembunyi di balik tubuh adonia, menghindar dari amukan macan betina yang tak lain adalah alvi, adonia hanya menggeleng heran melihat anak kembar bungsunya yang sering tak akur.

"ck..ck, kalian tuh udah gede, masih aja berantem," adonia menengah.

"ubusnyu su ulvu juil bundu," alvi meracau tak jelas karena roti tadi masih memenuhi mulutnya.

      Adonia hanya tertawa mendengarnya.

"telen dulu sayang, baru ngomong," adonia masih terkekeh.

"ahahaha, udah kayak biawak gagap lo ngomongnya," alva mengerang sakit perut karena banyak tertawa, alva membangkitkan amarahnya lagi sampai ke ubun-ubun.

GEN KEMBARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang