18 | What if it's you?

838 154 66
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hai long time no see

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hai long time no see. Berapa lama? 2 bulan ada kali ya? Hahaha. Setelah sibuk sama rl akhirnya aku sama kak maryamarora bisa update nih. Semoga kalian masih suka dan taruh cerita ini di Library ya <3 jangan lupa vote dan komentarnya. Tunggu kelanjutannya nanti :)

...

Entah berapa lama Karlene memperhatikan sang kakak yang bergerak gusar dari tempat duduknya. Ia tahu betul jika gadis di meja itu sudah mulai jengah. Begitu pun dengan Stephen yang sesekali membuang pandangan pada Steffan yang tak henti mengabsen jam pada pergelangan tangannya, pria itu hanya menyunggingkan senyum dan menggeleng pelan.

Ia paham betul jika kesunyian merupakan pendamping hidup Steffan. Jika saja, gadis itu tak datang, mungkin Steffan juga tak akan datang. Namun, sepertinya Tuhan berkehendak lain dengan memberikan kesempatan pada Steffan untuk melihat kembali sosok yang telah menjadi hak pria lain. Sosok yang hingga saat ini tak pernah sirna dalam hatinya.

Senyuman getir menyimpulkan betapa miris dirinya.

Meskipun Steffan mengenal Irene lebih dulu, nyatanya tak membuat gadis itu menjadi miliknya. Jika saja, Steffan berani maju selangkah—mungkin tak ada kata tak mungkin.

Terlambat. Bahkan Steffan tal lagi bisa meraih wujud gadis itu, tapi—tunggu, bukankah Steffan masih bisa meraih hati Irene walaupun raganya telah dimiliki.

Irene membenci suaminya bukan?

Riuh tepuk tangan menyadarkan Steffan dari akal liciknya pada realita, kepalanya menoleh kanan – kiri, melihat situasi sekitar. Secara tak sengaja, Steffan mendapati seorang gadis yang sejak tadi berada di pikirannya—berjalan menjauh ke luar ruangan.

"Kemana dia akan pergi?" Steffan bergumam pelan, melirik ke arah Tristan yang terlalu asyik menyimak acara. sebelum akhirnya beranjak menyusul gadis itu diam-diam.

Steffan melirik pada sang adik yang tengah berbincang asyik dengan seorang wanita. Sesekali, lelaki itu tertawa lalu tersenyum smirk seperti seorang lelaki penggoda. Steffan hanya mendecih tanpa ingin mengganggu aktifitas sang adik, dasar pemuda gemar tebar pesona.

ALITHEIA [Vrene Version]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang