10% | Jakurai Jinguji

1K 122 4
                                    

"Aku benar benar minta maaf, aku takut aku melihatmu gagal di operasi nanti"

"Aku masih ingin hidup. Aku tak peduli Jakurai-sensei setuju atau tidak, tapi 10% tetaplah kesempatan."

***
10%

Pair: BF!Jakurai Jinguji x GF!Reader

Warning: OOC! AU! Typo(s)

Divisions All Rapp Battle! Hypnosis Microphone!

Plot by: yuzura

Request by: Nuhimawari
***

"Selamat pagi, bagaimana kabarmu?" Tanya seorang gadis pada dokter bersurai permen karet di lorong ICU, Ramuda. "Malam ini menyebalkan kau tau? Aku hampir mati tercekik permen, karena tadi malam, ada wanita berambut panjang lewat di depan mataku!! Hiiyyy, aku yakin, rambut Jakurai kalah panjang dengannya" Ramuda merinding sendiri.

"Oh, nona itu baik kok. Dia suka Ramuda-san karena baik sekali pada anak kecil"jelasnya pada Ramuda. "Yah... walau dia tak kasat mata sih"lanjutnya terkekeh, yang langsung mendapat tatapan ngeri dari Ramuda.

"Duh, kamu jangan nakut nakutin dong, lupakan soal tadi, hari ini ada versi terbaru, mau mencobanya bersamaku?"tanya Ramuda, kini wajahnya sudah bersahabat kembali. "He? Benarkah? Kali ini kita tidak boleh tertangkap Jakurai-san"ucapnya setengah berbisik pada Ramuda. Ramuda turut mengiyakan. "Yah, om om itu tidak boleh menghalangi kita"

Saat mereka sedang sibuk berbisik, tanpa disadari, telinga si gadis terasa nyeri karena dijewer seseorang. Pria dengan tubuh tinggi, rambut panjang, dan mengenakan jas dokter.

"Siapa yang kamu bilang om om Ramuda-san?"tanya pria itu menatap tajam pada Ramuda. "Kau ini, selalu saja menghalangi kami. Lain kali cobalah mencicipi mie instan. Itu tak akan membuatmu sakit kanker kan?"ucap Ramuda sambil mengemut permen miliknya. Setelah itu dia pergi karena mendapat telpon dari Ruang Anak.

"Hah... sudah kubilang, tidak baik mengonsumsi mie instan. Bumbunya dapat membuat lambungmu rusak. Apalagi itu beresiko pada kesehatanmu. Ayo, hari ini ada pemeriksaan" ucap Jakurai menarik tangan si gadis. Dia hanya menjawab cengengesan.

Rencananya untuk menikmati mie instan dengan Ramuda gagal karena hari ini ada jadwal pemeriksaan.

Namanya [full name], sudah hampir 3 bulan dia di rawat di rumah sakit. 3 bulan lalu, saat wisudanya, pesta yang seharusnya meriah, berubah menjadi suram karena dia yang tiba tiba pingsan di aula kampus. Sang gadis langsung dibawa ke rumah sakit. Dia yang tidak tahu apa apa, hanya menunggu di ruang IGD. Namun sebuah kenyataan pahit membuat semua mimpinya hancur berkeping keping.

Dia mengidap Tumor otak. Orangtuanya menangis sejadi jadinya di ruang IGD. Dia yang benar benar syok, hanya terdiam, menatap lantai rumah sakit. Menghirup aroma rumah sakit yang pekat dengan bau obat sebanyak banyaknya, mencoba untuk menyesuaikan diri, dan menerima keadaan.

"Ini adalah takdir Tuhan, kalian jangan khawatir, aku pasti sembuh, percayalah" ucap si gadis mencoba meyakinkan kedua orang tuanya. Mereka pun berpelukan, diiringi suara tangis kedua orang tua [name].

Sudah 3 bulan sejak kejadian itu, menurutnya di sini tidak buruk. Banyak orang baik yang selalu memberinya dukungan untuk sembuh. Teman temannya yang sudah menjadi sarjana, kerap membawakan cokelat kesukaannya. Orang tuanya yang juga turut memberinya semangat, bekerja keras untuk membiayai rumah sakitnya. Dokter yang ramah, Ramuda Amemura, dokter spesialis anak yang menjadi sahabat baiknya di rumah sakit. Dan Jakurai Jinguji, dokter yang menanganinya, walaupun orangnya galak, tapi Jakurai sangat overprotektif terhadap [name], dia sudah seperti ibu kedua baginya.

Love trouble (All mem hypmic x reader) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang