"Ayo mainkan biola mu sekali lagi, kali ini aku akan ikut bernyanyi"
"Tapi, cara bermainku aneh"
"Bagaimana dengan little star?"
***
Zona WarnaPair: BF! Gentarou Yumeno x GF! Reader
Warning: OOC! AU! Typo(s)
Hypnosis Microphone! Divisions All Rapp Battle
Plot by: Yuzura1509
***Melodi dengan tangga nada tidak teratur memenuhi ruangan, tangga nada yang berserakan menciptakan simphony mengiris hati berisi rintihan pilu berasal dari biola yang kumainkan. Ruangan berukuran 60x70m, tempatku berada sekarang. Ruangan gelap tanpa secercah cahaya mentari menyelinap masuk, menatap keluar jendela yang tertutup gorden, aku berjalan ke arah jendela tersebut, melewati lautan bunga halus berbercak merah, sampai di sana aku mulai membukanya sedikit demi sedikit, membiarkan cahaya sang surya merembes menerangi ruangan, begitupun tubuhku yang dipenuhi oleh mahakarya ku selama ini, baret baret dengan bekas warna ungu, biru, maupun merah.
Aku meletakkan biola yang kupegang hati hati ke atas meja, mengambil kuas untuk menciptakan mahakarya baru di pagi ini, mendekatkannya pada saluran kehidupan, aku mulai menggerakkan kuas kesana kemari, membiarkan cat dengan dominasi merah menyirami tubuh, hingga mengotori lantai.
Pagi ini, setelah sekian lama bergemul dalam kegelapan, aku mencoba mengingat kembali wajah itu, wajah putih bak porselen menampilkan lengkung bibirnya yang tipis kepadaku, membuatku sejenak lupa dengan rutinitas ku untuk melukis tubuh.
***
Saat itu, aku masih belia, umurku masih belum kepala dua, dan kegiatanku saat itu hanyalah belajar. Tapi kegiatan melukis diri sudah kulakukan sejak sebelum aku mengenal kartu pengenal.Bangun pagi, membersihkan kanvas yang kotor terkena cat merah, memakai seragam, lalu bersiap untuk pergi sekolah. Membuka pintu ruang damai, aku melangkahkan kaki melewati tangga nada berserakan yang memenuhi ruangan. Aku tak bisa melihat apapun selain pantulan diri yang saling berteriak satu sama lain. Mempercepat langkah, akhirnya aku bisa keluar dari zona aman milikku.
Langit menangis kali ini, membiarkan tanah turut merasakan kepedihannya, mengambil keuntungan dari kepedihan tersebut, membiarkan diri dicemari, demi memberikan keuntungan bagi para penjilat.
Kepedihan yang menghasilkan keuntungan. Simbiosis kejam yang kusebut kehidupan.
Membiarkan tubuhku terkena tetesan air mata langit, menikmati rasa nyeri yang menyelimuti kanvas diri, aku terus menapakkan kaki hingga atensi teralihkan dengan sesosok gadis tengah berdiri terdiam menatap genangan air mata langit. Aku turut diam, reflek mendekatinya, menatap tepat di matanya, membiarkanku tenggelam di dalam manik gelapnya.
Lantas menampilkan lengkung kecil dari bibir tipis miliknya.
"Ah! Aku baru ingat, kamu Gentarou Yumeno kan? Ahaha, setelah sekian lama aku memperhatikanmu, akhirnya kita bisa dekat" ucapnya mengembangkan lengkung itu, sesuatu yang sampai sekarang tak pernah bisa hanyut dengan cat merah yang terus mengalir.
"Perkenalkan, namaku [full name], kamu bisa memanggilku [name], hehe, salam kenal Yumeno-san" lanjutnya. Aku mengangguk, selama ini aku tak pernah menggerakkan bibirku secara spontan. Tapi khusus untuknya, kali ini lain cerita.
"Ya, salam kenal [name]-san" jawabku.
***
"Yumeno-san, kenapa setiap hari kamu selalu menggunakan sweater ke sekolah?" Tanya gadis itu masih fokus memainkan genangan air sambil terus berjalan. Melompat ke sana kemari, membuatku sedikit lebih repot memayunginya. Sejak pertemuan tadi, hujan masih belum menyudahi kesedihannya, tapi dengan kesedihan yang saling menyambung satu sama lain, membuat dunia tetap berjalan semestinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love trouble (All mem hypmic x reader) [END]
Conto"Sayang, kita beli action figure yok"- Ichiiro Yamada "...gue suka sama lo"- Jiro Yamada. "Ga belajar? Ga sadar diri lo kalau lo itu B E G O"- Saburo Yamada. "HAH??? JADI LO SUKA MA GUE?? KHOY PACARAN!!"- Samatoki Aoshitsugi. "Nah, ambil berapa mala...