Cerpen Satu🌷

60 8 0
                                    

SEPUTIH MELATI
By: Nafilah Ulfa Kharisma

Nama pena: Struggle
Ig: @nafilahUlfakharisma
Wp: NafilahUlfa
Moto:  Pengen jadi penulis yang bisa membangkitkan semangat pada para pembaca

🌷

“Jangan bergerak!” dengan memegang pistol tepat ke arah ku

Dorrrr

Terdengar suara yang sangat keras.

“Qum…Qum…sollina tahajud!!!”

Sontak saja aku terbangun, dengan nafas yang terengah-engah.

“Ah, mimpi itu lagi,” rutukku dalam hati.

Segera ku bangun untuk solat tahajjud, ingin ku lupakan sejenak mimpi yang selama ini menghantuiku, walaupun ku tau mimpi itu adalah sebuah kenyataan yang tak bisa aku lupakan.

Air wudhu begitu menyejukkan, menyapu setiap lekukan-lekukan wajah, selalu mampu membuat hati tenang. Kulaksanakan solat tahajjud berjama’ah dengan para santri lainnya, ada yang terlihat khusyuk, namun ada juga yang terlihat menahan kantuknya, bahkan sampai ada yang hampir terjatuh ketika solat. Mereka selalu terlihat lucu seperti itu.

Ku tengadahkan tangan ku, memohon kepada sang pencipta. Berharap bisa berdamai dengan masa lalu ku.
Di sini, di pondok ini. Tak ada yang pernah tau tentang masa laluku, semua ku tutup rapat-rapat.

Ku jalani hari-hari selayaknya santri biasa, mengaji, sorokan kitab, sekolah, lalaran, muhadoroh, ngantri, semua ku jalani dengan ikhlas dan sabar.

Allahu akbar….. Allahu akbar

Azan subuh telah berkumandang, memanggil orang-orang untuk beribadah. Tak ayal orang-orang di luar sana mengabaikan panggilan itu, mereka lebih mimilih tidur karena alasan lelah. Ah, sudahlah. Tak usah menjudge orang, toh diriku tak lebih baik dari mereka.

Kami pun solat berjama’ah. Berbicara tentang jamaah, aku jadi mengingat ketika ustadku berbicara seperti ini

Ndok, solat berjama’ah itu bisa menyempurnakan solat kita, solat jama’ah itu gotong royong dalam beribadah, misalnya kamu solat bisa khusyuk dua menit, terus teman mu bisa khusyuk tiga menit, dan begitu seterusnya. Ke khusyukan kalian kalau di tambah bisa menyempurnakan satu solat.” Kira-kira seperti itu yang di katakana beliau.

Aku sempai lupa, kita belum berkenalan, seperti kata peptah “tak kenal maka tak sayang,” jadi sebelum aku ceritakan kisah hidupku perkenankan aku memperkenalkan namaku.

Namaku AZALEA, asal dari bondowoso dan study di pondok DURROTUN MUSTHOFA, Banyuwangi kelas XII madrasah Aliyah, baru mondok empat tahun, dan Diniyah kelas dua wustho.

Satu tahun sebelum sekolah umum, aku memang fokuskan untuk pelajaran agama. Jadi aku bisa menyelesaikan kelas ula dalam satu tahun.

Masing-masing orang punya cerita sebelum masuk pondok, dan akupun punya cerita versi ku sendiri.

Aku tau kalian penasaran dengan mimpi itu. Tapi, tak usah tergesa-gesa nanti pasti akan ku ceritakan.

“Hari ini pelajaran fathul qorib, kimia, matematika dan bhs. Inggris”sambil menata buku-buku yang telah ku ambil.

Teng..teng..teng

Lonceng berbunyi menandakan waktunya solat dhuha telah tiba.

“Lea, sampean hari ini jadwal imam!” kata Putri teman sekelasku.

[Seputih Melati]🌼✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang