Cerpen Empat belas🌷

9 4 0
                                    

DI ANTARA BINTANG
By : Diah Septia Maharani


Nama pena: yahseptya
Wp: yahseptya
Ig: @yahseptya

🎑🎑


Aku yang sudah lelah dengan aktivitas  seharian. Ah aku sangat merindukan ranjang empuk ku. Aku yang sudah berada di dunia mimpi harus terbangun oleh suara bel yang berbunyi terus menerus. Kulirik  jam yang menunjukkan pukul 2 pagi.

"Sial orang gila mana yang bertamu di jam segini." Dengan malas aku bangkit dari kasurku. Ku langkahkan kaki keluar membukakan pintu.

Tampak seorang pria tinggi putih dengan rahang yang tegas, alis tebal, mata  sipit, bibir tipis  mengenakan kemeja putih dengan lengan tergulung. Yang jelas orang didepanku ini sangat tampan.

"Hai Alysa," sapa orang tersebut tidak bukan adalah Ian sahabatku.

"Siapa yah? Gue gak kenal, salah orang lo," kataku pada sahabat masa kecil ku ini. Sengaja aku melakukan ini demi menyindirnya.

Karena kita berpisah setelah lulus dari SMA, dia ingin melanjutkan kuliahnya di luar negeri. Aku mendengarkan berita itu dari ibuku, dia sama sekali tidak berpamitan dengan ku. Bahkan dia juga tidak memberiku kabar sama sekali.

Dan sekarang dia ada disini. Apakah ini memang kebiasaan para pria, pergi tanpa pamit dan pulang tiba-tiba.

"Tentu saja beby, lo senang gak gue ada disini?," godanya padaku dengan muka ngeselin andalannya.

"Ngapain lo disini?, masih inget sahabat lo? nyebelin banget sih lo," celetuk ku yang kesal padanya.

"Iya iya, maafin gue, rencana gue mau pamitan seminggu sebelum berangkat.Tapi karena jadwal penerbangan dipercepat gue gak sempet pamitan," jelasnya padaku.

"Bodo amat. Gue gak perlu alasan apapun, " ucapaku dengan raut muka cemberut dan kulirik dia dengan tampang tidak bersalah sambil mengaruk tengkuknya yang aku yakini tidak gatal.

"Gimana kabar nyokap lo?," tanyanya mengalihkan perhatian.

"Baik. "

"Gue denger dari nyokap lo, lo nungguin gue pulang?, udah kangen ni sama abang," ucapnya narsis sambil menarik turunkan alisnya.

"Idih pede banget lo jadi orang," semburku. Dan dia hanya tertawa atau lebih tepatnya menertawakanku.

Buggh

Pukulan ku sukses dengan sempurna mendarat di perut Ian. Ah sungguh lega sekali rasanya melampiaskan kekesalan ini.

"Awww, lo tu ya teman dateng bukanya dikasi salam malah dipukul," ucapnya kesakitan sambil memegang perutnya.

"Nah itu salam dari gue buat lo. Lagian ketawa lo kenceng banget ini udah malam orang-orang udah pada tidur, lo mau didatengin tetangga. Entar dikira kita kenapa-kenapa," ucapku dan dia menggeleng.

"Iya iya galak banget, ayok cepetan prepare ikut gue," ajaknya padaku dan memegang tanganku berusaha menarikku dari rumah.

"Lo mau bawa gue kemana?," tanyaku dengan penuh rasa penasaran.

"Ke bukit belakang tempat main kita dulu," ucapnya dengan nada serius.

[Seputih Melati]🌼✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang