Cerpen Tujuh🌷

20 3 0
                                    

WHY ME
By: Asih Rosiana

Nama pena : Asih
Ig : @Asih_Rosiana
Wp :AsihRosiana
Motto: Hobby nulis dan pengen jadi penulis.

🍃🍃

Anak mana sih, yang suka liat orang tuanya bercerai? pastinya, semua anak benci dengan kata perceraian.
Semua anak pasti menginginkan kedua orang tuanya menjalin hubungan dengan baik, romantis, dan harmonis.

Zaleana, gadis 17 tahun, berparas cantik, dan tubuh seksi itu harus merasakan nasib buruk dalam hidupnya selama 17 tahun ini.
Setiap hari yang Zale lalui, tak pernah absen untuk mendengar suara-suara menyebalkan. Suara yang membuatnya terpuruk. Suara bising yang membuatnya selalu memekik keras.

Pertengkaran. Hampir setiap hari orang tuanya tak absen dengan kalimat itu. Mereka selalu bertengkar, bertengkar dan bertengkar. Sungguh itu membuat Zale muak!

Zale kasihan dengan Ayahnya, Amara--Mama Zale selalu saja menuduh ayahnya selingkuh dan terkadang saat hari libur Amira tak pernah membiarkan ayahnya beristirahat. Setiap kali ayahnya tidak berangkat kerja, Amira selalu mengomel. Amira selalu bertindak kuasa terhadap apapun yang menyangkut keluarganya.

"Dasar lelaki tak berguna! Pergi sana cari kerja!."

Dengar, lagi-lagi Mama Zale selalu membentak ayahnya. Zale merasa sakit saat Amira begitu merendahkan posisi ayahnya sebagai kepala keluarga.

Terkadang ayahnya memukul Mamanya karena merasa selalu di rendahkan oleh istrinya sendiri. Namun, hal itu yang membuat istrinya gentar dalam mencaci maki suaminya.

Cinta? ciih! Amira bahkan tak pernah mengatakan itu pada ayah Zale. Mereka menikah di usia muda dan hal itu terjadi karena perjodohan.

***

Malam itu Zale merasa terpuruk. Ia kehilangan cahayanya. Ia kehilangan sumber kehidupannya. Ia kehilangan sosok yang menjadi alasannya untuk tetap kuat menjalani hidup.

Suara jerit tangis terdengar memilukan di suatu tempat bernama pemakaman.

"INI SEMUA GA ADIl! NGGAK, SUAMIKU GAK BOLEH MATI!!!!!," jerit seorang wanita paruh baya disertai tangisannya.

"Ayah.. jangan tinggalin Zale," ucap Zale terisak.

Amira menatap tajam ke arah anaknya.

"Hei! ini semua gara-gara kau! anak sialan! ayo ikut saya!," bentak Amira sembari menarik lengan Zale dengan kasar.

"Mama.. Mama mau apa Ma! tangan zale sakit Ma," ucap Zale pilu saat tangannya ditarik paksa.

"Diam kamu!," gertak Amira.

Zale terdiam kaku, ia takut Mamanya akan memukulnya. Ia takut dan sangat takut saat ini. Amira menyeretnya pergi dari pemakaman dan membawanya pulang.

Sesampainya dirumah, Amira menyentak tangan Zale dengan keras. Ia kemudian pergi ke arah dapur dan mengambil gelas.

Prang!

Zale tersentak saat sebuah gelas melayang ke arahnya. Untungnya ia cepat mengelak. Kalo tidak, entah apa yang akan terjadi.

Zale terisak. Ia tak mengira Mamanya akan semarah itu.

"Bocah sialan! pergi kau dari hadapanku!," sentak Amira.

"Ma... Zale salah apa? hiks...," ujar Zale masih terisak.

"Dasar tak tau diri! gara-gara kamu suamiku mati!." Amira menyentak sambil bertolak pinggang.

[Seputih Melati]🌼✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang