Cerpen Tiga Belas🌷

7 3 0
                                    

THE MEANING OF A NAME
By: Anggin Puspita Sari


Nama pena: @Aps_17
Wp:gin_anggin17
Motto: Kalau membaca saja sudah bisa. Kenapa menulis enggak ??


🔖🔖


Haii, Namaku Anggin, Anggin Puspita Sari. Sekilas, tak ada yang aneh dari namaku. Namun,... Eitss, belum saatnya kita bahas misteri ini.

Aku anak ke-tiga dari empat bersaudara, Kakak tertuaku bernama Bagas, kakak Ke-2 ku namanya Galih, dan nama adikku adalah Fadhil. Seringnya, di saat kami bepergian, Banyak tetangga yang mengatakan bahwa diantara saudara-saudara ku, akulah yang paling cantik, hehe. Kami berasal dari keluarga sederhana, Bapakku Petani dan ibuku hanyalah IRT.

Hari ini adalah hari Sabtu , hari dimana aku tepat berumur 16 tahun. Senang? Tentu!. Ya walaupun, bagi anak desa sepertiku ini tak ada yang namanya pesta ulang tahun. Orang tua mengingat hari kelahiran saja sudah cukup bagi kami. Biasanya, jika di hari-hari seperti ini akan di adakan syukuran saja, di kampungku biasa kami menyebutnya among-among/amin-amin.

Sesuai kesepakatan minggu lalu, Acara syukuranku akan dilaksanakan di kediaman Mbah buyutku, yang biasa ku panggil dengan sebutan MBOK.

"Nyapo malah neng kono?."
("Kenapa malah disana?,") tanyaku saat itu.

"Yoo, ben buyute seneng, lak putune podo ngumpul."

("Yaa supaya buyut senang, kalau lihat cucunya ngumpul semua.") jawab ibu.

"Yowis lah."
("Ya sudah lah,") kataku tak terlalu memusingkannya, lagian benar juga, sudah 2 bulan terakhir ini aku tak pernah bertandang kerumah si Mbok.

Selepas sholat subuh, aku, ibu dan juga adikku terlebih dahulu pergi ke rumah si Mbok. Sedangkan Bapak dan kedua kakakku akan menyusul siang hari. Sesampainya dirumah si Mbok, ternyata sudah banyak bude dan sepupu-sepupu perempuan ku yang sedang sibuk didapur.

"Assalamualaikum," ucap ibu dan adikku.

Lain denganku yang berteriak nyaring seperti pengeras atau toa masjid.

"ASSALAMUALAIKUUUM!!."
"WAALAIKUMUSSALAAAM," jawab mereka yang sudah hafal dengan kelakuanku dan tak mau kalah.

Aku dan adikkupun menyalami bude-bude ku dan beralih pada sepupu-sepupu ku.

"Hello epribudeehh mae kosin-kosin nyong."

("Hello everybody my cousin's,") sapaku sok bule.

"Piye kabare?"
("Gimana kabarnya?")

"Haha, lak terae ra iso, ra usah sok Inggris ngono koen"
("Haha, kalau gak bisa pakai bahasa inggris, gak usah soksok-an gitu deh,") jawab Lilis, sepupu satu-satunya yang sangat cerewet, jail, seumuran, sehobi, se-sekolah, sekelas, dan se- MEJA.

"Sirik bae,iri ngomong."
("Sirik aja, kalau iri bilang,") ketusku.

"Idiih,opo sing di meri'ne teko kowe."
("Idiih, apa yang di irikan dari kamu,") jawabnya ogah-ogahan.

****

Ya, di dalam keluarga besar ini, dirikulah yang mempunyai tingkat percaya diri paling tinggi, setinggi harapanmu yang ingin menjadi istrinya Jungkook. Tapi memiliki tingkat kecerdasan paling rendah.

[Seputih Melati]🌼✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang