MAKANAN AYAM
By: Rahma HidayatiIg: rahma 27_16
Motto: kesuksesan bukan hanya dengan kata kemenangan tapi bagaimana kita berani mencoba🐣🐣
"Dul! Itu ayam sudah di kasih makan belom?" Teriak Emak.
Abdul berlari menuju Asal Suara
"Belum Mak," ucap Abdul lesu.
"Kenapa belum, nanti kurus itu ayam kalau kurus nanti harga nya murah,” ketus Emak.
"Dul lapar mak." Sembari memengang perut kecilnya.
"Tuh liat beras tinggal sengengam, kamu itu sudah besar Dul, liat dua adekmu kasian masih kecil, kalau lapar pergi cari daun singkong terus cari kayu bakar baru masak, sekarang kasih makan ayam dulu."
"Baik Mak." Kemudian menuju kebelakang gubuk.
Abdul adalah seorang anak berusia sembilan tahun memiliki dua saudara yang bisa di bilang masih berusia dua atau tiga tahun dan Emak yang sangat ia sayangi, sedangkan bapak telah duluan dipanggil yang maha kuasa. Begitulah setiap harinya keluarga kecil itu harus menahan lapar, tapi Dul mengerti keadaan keluarganya sehingga ia tidak menuntut apapun.
Sebenarnya sudah dua hari Dul tidak makan, tubuh kurusnya itu selalu mengalah, dia tau bahwa ia bisa menahan lapar tapi tidak dengan adiknya, setelah memberi makan Ayam ia harus segera mengambil air yang sumbernya cukup jauh dari rumah gubuknya. Karena mereka tidak mampu untuk membeli air ledeng, perjalanan yang melelahkan serta beberapa jergen besar yang ia bawa sehingga harus bolak balik beberapa kali. Keringat ini telah membasahi pakaian kusutnya, setelah itu Dul harus pergi mencari daun singkong untuk ia makan, tidak sekali ia di hina jika mengambil daun singkong dari kebun tetangga nya namun apa daya hinaan itu sudah seperti santapan lezat bagi Dul, daun singkong yang hanya di rebus tanpa ada campuran apapun sebenarnya lidah Dul sudah muak tapi apalah daya dari pada perutnya kosong hari ini, begitulah setiap harinya ia ditemani oleh kelaparan.
Ayam adalah harapan satu-satunya, itu adalah peninggalan bapak Dul, sehingga si Ayam lah yang di prioritaskan Emak.
Kata Emak menjelang bulan Ramadhan banyak orang yang akan membeli Ayam dan harganya pun naik sehingga saat itulah yang ditunggu-tunggu.
Hari ini sebutir beras pun tidak ada, adek Dul tak berhenti menangis karena kelaparan, Emak ingin pergi berhutang beras di warung sebelah namun lirikan mata Emak melirik kertas Bon yang bertumpuk di dinding gubuk. Dul hanya bisa diam menikmati hari-hari berperang dengan perutnya.
***
"Makan yang banyak Yam, gemuklah supaya banyak yang beli kau nanti dan Emak bisa senang." Seraya memberi makan Ayam-ayamnya.
"Enak yah jadi kau Ayam, setiap hari bisa makan." Kemudian melirik perutnya yang terus saja berbunyi.
Seketika pandangan Dul terhenti di pakan ayam yang ia pegang, mangkok yang sudah di petok ayam dan terlihat sisa-sisa. Kemudian dengan air mata yang berderai Dul memakan sisa-sisa pakan ayam itu hanya untuk mengobati rasa lapar, tiada yang tersisa.
Setiap harinya Dul melebihkan pakan ayam pastinya tanpa ketahuan Emak agar lebihnya bisa ia makan untuk penggajal lapar.
***
Emak berjalan menuju tempat pakan ayam namun kenapa pakan ayam semakin sedikit, kemudian Emak teriak memanggil Dul tapi tidak ada balasan, akhirnya Emak menuju ke belakang gubuk untuk melihat ayam-ayamnya.
Betapa terkejutnya ia meihat Putra nya memakan sisa pakan ayam, tapi bukan nya Ibah malah Emak mengambil rotan dengan wajah merah padam.
"DUL!!!!," teriak Emak dibelakang Dul, seketika membuat Dul terkejut dan takut.
"Dasar anak nakal, tau kan itu Emak beli pakai uang susah, pantes pakan ayam tinggal dikit, tidak tau diuntung lu." Seraya memukul rotan di badan Dul, Dul hanya bisa berlari dan menahan sakit.
"Ampun Mak!!" Dul terus menangis dan berlari serta Emak tak berhenti mengomel dan memukuli badan Dul.
Tapi seketika langkah Emak terhenti melihat putranya tiba-tiba jatuh ke tanah serta kejang-kejang dan mengeluarkan busa di mulutnya, rotan yang Emak pegang terjatuh serta pandangan nya nanar.
"Ya Allah Abdul lo kenapa Dul." Seraya mengguncang tubuh putranya .
Isakan Emak semakin keras sehingga banyak warga yang mengerumuni dan membawa Dul ke puskesmas terdekat namun sudah terlambat Dul telah berpulang ke pangkuan sang maha kuasa dan menyusul bapaknya. Dul meninggal karena keracunan makanan seminggu ini ia tak pernah makan nasi melainkan makan makanan ayam.
Dada Emak terasa sesak, anak yang selama ini membantunya dan menjadi tulang punggung keluarga kini telah tiada.
Ternyata keegoisan Emak menjadi boomerang untuknya sendiri.
-End^^-
Jgn lupa vote and comen😍
KAMU SEDANG MEMBACA
[Seputih Melati]🌼✔
Short StoryANATOLOGI CERPEN DARI 15 AUTHOR KECE😙 ⚠JGN LUPA FOLLOW AUTHOR-AUTHORNYA GUYS❤ #5 Cerpenindonesia (15/05/20) ▪▪▪▪▪ Aku ingin seperti Melati. Tak memiliki warna di balik warna putinya. Apapun kondisinya, panas, hujan, terik, ataupun badai yang datang...