BILUR
By: Dina Oktaviani🌞🌞
Ketika seperempat persen manusia di muka bumi ini mengalami fase yang sama. Dimana mereka merasakan pahit getirnya patah hati, termasuk Aku. Hahaha! mungkin ini terdengar hanya sebuah lelucon semata. Ya, anggap saja begitu. Bahkan Aku lebih menempatkan di alur sebuah drama. Suatu keadaan dimana untuk pertama kalinya menyelusup di kisah hidupku.
Di dalam mesin waktu yang terus saja berputar. Dengan cepat menempatkanku pada masa remaja. Bertemu dan mengenal dia. Ya, siapa lagi kalau bukan Senja? Kehadirannya benar-benar nyata. Menghangatkan seraya melengkapi kalanya hari. Namun apakah kedirannya laksana senja pada umumnya. Ya, untuk sementara. Atau mungkin sebaliknya?
Bintang, itu namaku. Laksana kejora untuk pendapat manusia padaku. Tapi entahlah, apakah Senja akan memilihku sebagai bintang dihatinya?
Di gedung sekolah ini kami pertama kali saling mengenal. Senja, dia anak yang baik, pintar, lebihku suka karna dia sopan. Ada kalanya aku jarang menemui lelaki seperti dia. Kita berada dalam satu kelas yang sama. Menatapnya seakan menjadi santapan sehari-hariku tanpa jeda.
Bagiku perempuan yang cenderung pemalu. Seakan menutup diri akan rasa kagumku padanya. Eitss, jangan bilang ini cinta. Aku mengaguminya benar adanya.
Rasa kagum ini berawal dari...
Hary, sesosok pria dengan perilakunya yang flamboyan mulai menyukai diriku. Kita berada dalam satu kelas yang sama juga. Pada dirinya yang mulai mendekat, hinggaku enggan dan muak menatapnya. Mungkin ini berikutnya, dari beberapa tawaran kencan kala banyak lelaki sebelumnya yang pernah ku tolak. Semua itu kulakukan karna larangan dari Ayah. Pada lelaki yang hanya menetap sementara. Terlebih Aku masih muda dan belum pernah merasakan jatuh cinta.
"Nja, tolong deketin Aku sama cewek itu dong!!," pinta Hary.
"Ih! Paan sih. Berusaha sendiri laah!," tolak Senja.
"Kamu kan baik, cepet gih sana."
"Ya ya. Bawel!." Nadanya terpaksa.
Dengan langkah lesu ia mendekat ke tempat dudukku. Berdiri di depanku, manatap tajam bola mataku.
"Bi, ada cowok suka sama kamu tuh!," bahas nya.
"Oh," balasku singkat.
"Dih, jutek amat!," protesnya.
"Terus kenapa?."
"Dia Hary, natap terus tuh!."
"Biarin!," sngkat ku lagi.
Aku tidak terlalu paham dengan tingkah Senja. Setahuku dia anak yang pintar. Tapi kenapa mau mau saja menjadi perantara. Hal ini berlangsung selama beberapa bulan. Hinggaku terbiasa berkomunikasi dengannya.
Dalam keseharian kita pun semakin dekat. Lebih dan lebih di dalam pesan chat. Lewat dari pembahasan tentang Hary. Bagi kita itu bukan suatu pembahasan yang diprioritaskan. Bisa kalian bayangkan. Kita seperti sepasang kekasih pada umumnya. Nyata kita memang mulai saling suka. Namun pada faktanya kita hanya berstatus sebagai teman biasa. Semua itu ia lakukan karena ia tahu dari mana Aku berasal. Tepatnya dari keluarga yang menjunjung tinggi agama. Aku tahu, dia pun menghargai itu.
Aku memang pribadi yang menutup diri. Terlebih pada hal remaja seperti ini. Namun, tidak menutup kemungkinan untukku ceritakan pada Lintang, ia sahabat ku. Jadi apa salahnya. Meski terkadang bocor. Tapi, kalau bukan dia rasanya nggak nyaman aja.
"Lin, denger nih. Aku lagi kagum sama cowok loh."
"Hah!," kagetnya (mengerutkan dahi seolah tak percaya).
KAMU SEDANG MEMBACA
[Seputih Melati]🌼✔
Short StoryANATOLOGI CERPEN DARI 15 AUTHOR KECE😙 ⚠JGN LUPA FOLLOW AUTHOR-AUTHORNYA GUYS❤ #5 Cerpenindonesia (15/05/20) ▪▪▪▪▪ Aku ingin seperti Melati. Tak memiliki warna di balik warna putinya. Apapun kondisinya, panas, hujan, terik, ataupun badai yang datang...