7. Ritme jantung yang menenangkan

232 34 85
                                    

Haylooo balik lagi sama Ray, Yuhuuuu...

Happy reading....

*********

"Punya pacar cakep itu bisa membuat kita menjadi detektif dadakan. Biar apa? Ya karena mau melindungi dialah dari tindakan yang membahayakan."

~Shua

*******

"Guan eh ... Shene?"

Darah Shua seakan tidak mengalir ke kepalanya. Jujur, ia takut melihat tatapan Shene kali ini.

Tatapan Shene memancarkan kemarahan, datar, dan seakan-akan ia menatap sampah yang harus disingkirkan.

Namun, Shua baru sadar kalau ketampanan Shene meningkat 100% dari biasanya kalau berekspresi dingin begitu.

Pengen deh mengawetkan ketampanan Shene pake formalin atau dimasukin ke kaleng terus disimpan di kulkas. Shua membatin seraya tersepona.

Sementara, cewek-cewek yang sedang membully Shua hanya bisa diam ketakutan.

BRUK! PRANG!

Tak ada angin, tak ada hujan, Shene tiba-tiba melempar tongkat kasti yang dipegangnya ke jendela gudang dan membuat kaca itu pecah.

"Keluar."

Hanya satu kata, tetapi cewek-cewek yang sedari tadi mengelilingi Shua langsung lari kocar-kacir. Bahkan, ada yang sepatunya ketinggalan, ponsel ketinggalan, ada juga roknya yang ketinggalan.

Pasti adik kelas ini yang ketinggalan rok dan habis olahraga.

Shua sendiri hanya diam seraya menatap Shene dengan wajah bersemi. Maklum, Shua suka hilap kalau lihat cowok ganteng.

Kemudian, Shua mendengar langkah kaki mendekati dirinya yang bisa Shua pastikan dari Shene.

Grep!

Tanpa aba-aba, Shene langsung menarik Shua ke dalam pelukannya. Shene menenggelamkan Shua ke dekapan hangatnya.

Shua hanya bisa diam membatu seperti dikutuk bundanya. Demi apapun, Shua bisa merasakan kehangatan pelukan Shene.

"Sudah, jangan takut. Aku di sini," bisik Shene seraya mengecup puncak kepala Shua.

Sebenarnya, Shua mau langsung ketawa mendengar ucapan manis Shene. Takut? Ya enggaklah! Apalagi takutnya sama cewek yang otaknya separuh.

Namun karena tidak mau merusak suasana, Shua hanya diam dan membalas pelukan Shene.

Shua bisa mendengar detak jantung Shene yang teratur dan hal itu bisa ajaib menenangkan jiwanya.

Pengen deh Shua rekam terus dijadiin ringtone ponsel Shua. Akan tetapi, bagaimana bisa? Masa Shua kudu masuk ke dalam Shene? Yang ada Shene kali yang masuk.

Masuk apa hayo? Ahaha. Masuk ke rumahnya misal buat minta doa sama bunda.

"WOI, UDAHLAH. JANGAN BIKIN ANAK ORANG DI SINI MUPENG."

Shua yang baru menyadari kalau mereka tidak berdua saja langsung melerai pelukannya.

Kemudian, ia lari sekencang-kencangnya. Wajahnya sudah memerah karena malu ketahuan nyaman di pelukan Shene.

"Akh, lo mah ganggu!" Shene berucap kesal seraya mendekati teman-temannya.

Temannya hanya terkekeh. "Lo kalau mau gitu kira-kiralah, mas Arvillo. Gue mau kali pelukan juga sama mba pacar."

Pangeran Bagi PutriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang