20. Kedatangan

130 20 108
                                    

Heywoooo gengs..

Semoga kalian selalu sehat yaaaa, hihi...

Kali ini aku up, untuk menggantikan beberapa hari yang gak up dan emang santuy.

Gak santuy juga sih, tugas jurnal dan makalah ada, tapi mager parah malah update.

Jangan ditiru yaaa, ahaha

Happy reading...

*******

"Tanpa kau sadari, dirimu berada di sekeliling orang-orang yang mencintaimu dan dicintai olehmu."

~J

*******

Di saat yang sama, Shene sedang berkumpul bersama teman satu gengnya termasuk Jisen.

Tiba-tiba, Jisen menjentikkan jarinya dan membuat Shene serta yang lain menengok ke arahnya.

"Mas Shene, lihat. Baru aja kalian tunangan, mba tunangan udah main di belakang lo, Shen," ucap Jisen seraya menunjuk ke arah belakang Shene.

Mba tunangan adalah panggilan dari Jisen. Dulu, panggilannya adalah mba pacar. Akan tetapi, karena sudah bertunangan jadilah mba tunangan.

Shene langsung menjitak kepala Jisen. "Sekali lagi Lo pangil gue mas, gue depak lo dari geng kita."

Jisen hanya mencibir. "Ye, sakit ego!" ucapnya seraya mengelus kepalanya.

"Ya udah kalau gak percaya! Bodoh amat kalau mba tunangan pindah ke lain hati. Aku sih yes."

Shene kembali melayangkan jitakannya dan tatapan Shene berubah menjadi tajam ketika Jisen hendak protes.

Namun, ucapan Jisen membuat Shene kepikiran dan ia mulai membalikkan badannya.

Matanya menangkap Shua sedang berada di pelukan seorang pria. Ia bisa melihat dengan mata kepalanya sendiri kalau satu lengan pria itu melingkar di pinggang Shua sementara lengan yang lain terangkat karena pria itu sedang menelpon seseorang.

Shua terlihat menikmati pelukan pria itu. Ia bisa melihat kalau Shua malah foto-foto dengan latar dada bidang pria yang terbalut kemeja yang menurut Shene aneh.

"Cie, baru aja pesta tunangan, tunangannya udah direb--hmpph!"

Jisen yang mencoba menggoda atau lebih tepatnya mengejek Shene terpaksa menelan kembali perkataannya karena Shene menyumpal mulutnya dengan kue.

Dengan langkah besar-besar, Shene menghampiri Shua dan pria yang sedang asyik dengan telponnya.

Lalu, tangan Shene menarik Shua untuk lepas dari pelukan itu dan memeluk Shua dengan erat.

"Lo!" Pria yang tadi asyik menelpon kontan memasukkan ponselnya ke saku dan mencoba melepaskan pelukan mereka.

Jadilah mereka saling tarik-menarik dengan Shua sebagai objek yang ditarik-tarik.

Hal itu memicu kekaguman di antara cewek-cewek sableng karena Shua ditarik-tarik oleh dua pria tampan.

Iri kan kalean yang gak bisa merasakan keuwuan macam ditarik cogan, ahaha.

Berbeda dengan orang lain yang menatap Shua dengan tatapan 'Shua ajaib, bisa direbutkan dua cogan', Shua malah kesal karena ditarik-tarik.

"Udah ih, sakit!" Shua melepaskan cekalan di tangannya dengan keras.

"Shene, kamu kenapa?" tanya Shua ketika ia melihat ekspresi Shene berubah keruh.

"Dia siapa?!" Bukannya menjawab, Shene malah bertanya balik dengan nada yang tidak santai.

Pangeran Bagi PutriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang