16. "Aku Mencoba Percaya."

138 25 13
                                    

Heywoo gengss

Gimana kemaren diprank sama Shua, ahaha.

Tadinya mau ganti cover, cuma males ngedit. Gantinya nanti kalau mereka (Shua dan Shene) udah menikah ahaha.

Jangan lupa dengerin mulmed yaa.

Happy reading...

********

"Aku takut kalau pikiran aku benar. Kalau kamu akan meninggalkan aku."

~S

********

Shua kira Shene biasa aja dengan prank lupa ingatan Shua yang jatuhnya bikin Shene jantungan.

Ternyata, Shene marah sama Shua. Ia mendiami Shua setelah Shua sembuh dan keluar dari rumah sakit.

Bahkan, tidak ada ucapan manis di chat mereka lagi. Semua berbeda, semua berubah.

Shua mendapat kuliah dadakan dari Seo begitu tahu Shene diprank seperti itu. Seo tidak memarahinya, Seo hanya berbicara selama 14 menit dengan jeda 2 menit setiap 5 menit.

Begitu juga dengan kedua orang tuanya yang kecewa. Namun, Shua sudah meminta maaf dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi.

Shua tahu ia salah, Shua bahkan sudah meminta maaf pada Tuhan setiap hari. Ia juga kerap meminta maaf pada Shene.

Namun, Shene selalu menjawab "gak papa." Padahal, dia ada apa-apa.

Shene juga terlihat berusaha biasa saja. Namun, Shua yang radar pekanya sudah 10G cukup mengerti kalau Shene kecewa.

Kepalanya berdenyut begitu memikirkan ini semua. Terlebih, ia juga harus mengurusi berkas-berkas untuk masuk kuliah juga.

Shua juga belum bertemu dengan Shene pasca dua hari setelah pulang dari rumah sakit. Sudah sekitar seminggu dan ini adalah hari kedelapan Shene mendiamkannya.

Shene seakan menjauh dan hal itu membuat Shua takut. Ia takut, Shene akan meninggalkannya. Shua takut, Shene tidak akan peduli lagi padanya.

Di saat Shua sudah sangat-sangat jatuh kepada Shene. Rasanya, lebih baik ia sama sekali tak mengenal Shene lebih jauh kalau begini akhirnya.

Shua juga tak berani menyambangi rumah Shene. Ia takut, Shene akan menolaknya masuk.

Jujur, Shua sangat se-overthinking itu.

Sekarang, Shua sedang menunggu di kafe dekat kantor ayahnya. Ayah meminta Shua untuk makan siang bersama di sini.

Shua setuju, karena menu kafe di sini lumayan enak dan tempatnya juga adem karena mengambil konsep keramahan lingkungan dilihat dari berjejernya tanaman-tanaman kecil dan juga lukisan yang mengandung unsur tumbuhan.

Namun, sudah tiga jam dan Shua sama sekali belum melihat kedatangan ayah dari pintu kafe.

Bahkan, ia sudah menghabiskan 3 milkshake strawberry dengan 2 potong cheese cake.

Namun, Shua tak berani marah. Ia tahu ayahnya orang penting. Shua selalu memaklumi dan hal itu berujung beban yang tak dapat disampaikan.

"Ayah, lama." Shua bergumam seraya menatap ponselnya.

Baru saja Shua beranjak, mata Shua tiba-tiba menangkap seorang pria yang sangat ia kenali dan pria itu bahkan adalah calon tunangan Shua.

Yap, Shua melihat Shene yang baru saja masuk di kafe yang sama dengannya. Yang berbeda, Shene tidak sendiri.

Pangeran Bagi PutriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang