23. Sementara

129 16 40
                                    

Heywoo gengs ku tercintaaa

Aku baru up lagi kan ehehe...

Inget aja, ciri khas aku kalau mau update adalah aku balesin komen kalian ahaha, tapi kalau misalnya komennya lama gak dibalas loh.

Jadi, aku balesin komen kalian ketika abis aku update chapter alias chapnya masih anget, atau pas aku mau update chapternya ehehe.

Maapin, masih belum bisa update cepet-cepet karena mau UAS aku tuh hihi...

Happy reading gengs..

*******

"Aku cuma berharap kamu kembali."

~S

*******

Kalian tahu apa yang sedang dilakukan Shene?

Duduk seraya menghela napas berat berkali-kali di kamarnya.

Kabar Shua menghilang setelah pergi dari melatih tim paduan suara membuat ia kalang kabut.

Apalagi ia mendengar kabar kalau mobil yang Shua kendarai jatuh ke jurang.

Bunda dan Ayah langsung membatalkan penerbangan mereka karena putri semata wayangnya hilang.

Mereka sudah melakukan cara apapun untuk mengetahui jejak perginya Shua. Walaupun bisa dipastikan kalau Shua ikut jatuh bersama mobilnya.

Tidak ada yang tahu kenapa Shua bisa melajukan mobilnya secepat itu dan tidak mengerem mobilnya.

Polisi sudah tiba di lokasi untuk mengecek segalanya tepat sekitar sejam yang lalu karena ada yang melaporkan kalau pagar pembatas jalan itu lepas.

Lalu, diusutlah kasus itu hingga sampai ke plat nomor mobil Shua, diusut kembali hingga sampai ke sekolah mereka dan bertanya pada siapapun yang berada di sana.

Akhirnya jelaslah sudah kalau mobil Shua menabrak pagar pembatas jalan tersebut.

"Seo, lo udah lihat kan pake kemampuan lo?" tanya Rex khawatir seraya menepuk bahu Seo yang sedari tadi berada di depan pintu kamar Shene.

Rex kasihan melihat Shene yang terus-terusan seperti orang gila hanya menghela napas dan wajahnya menunjukkan kesedihan.

"Belum gue gunain, gue gak mau." Seo menjawab dengan santai.

Rex membulatkan matanya. "BELUM!?" teriaknya tepat di sebelah telinga Seo.

Seo langsung mendorong kepala Rex kencang. "JANGAN TERIAK-TERIAK DI TELINGA GUE!" balasnya teriak.

Rex menggeram dan langsung menarik tangan Seo kencang. "Akh, Rex. Sakit," ucapnya kesakitan.

Namun, Rex seakan tuli.

Mereka berjalan ke kamar Rex dan yang punya kamar langsung membanting pintunya keras.

Ingatkan Seo untuk tidak membuat Rex marah kali ini.

"Kenapa lo gak gunain kemampuan lo, gak kasihan lo melihat adik kita kek mayat hidup!?"

Seo tidak menjawab. Ia hanya mengelus pergelangan tangannya yang memerah.

"SEONA!" bentak Rex.

"GAK USAH BENTAK GUE! BACA AJA PIKIRAN GUE!" teriak Seo tak kalah kencang.

Rex mendengkus dan langsung menatap mata Seo untuk membaca pikirannya.

Sesaat kemudian, raut kesal Rex berubah menjadi raut penyesalan dan langsung mendekap kakak kembarnya itu.

"Maaf."

Pangeran Bagi PutriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang