Heywoo gengskuuu yang baik hati..
Kemarin aku cut dulu ya chapternya, ehehe...
Ini adalah edisi spesial, alias chapter spesial dimana gak ada hubungannya sama jalan cerita ini.
Hanya kisah keseharian Shua dan Shene ketika sudah menikah ahaha... (Di ceritanya mah masih lama mereka married tuh, ehe)
Hati-hati gengs, ratingnya naik dikit karena mereka kan udah jadi suami istri, bukan pacaran apalagi tunangan.
Udah halal-halal'an ahaha..
Happy reading...
********
"Menahan rasa lapar dan haus, aku bisa. Kalau menahan rasa cinta aku padamu, itu di luar kuasaku."
~Shene
*******
Pada suatu hari di masa depan, ketika Shua dan Shene sudah terikat dalam janji pernikahan.
Hari ini puasa terakhir di bulan ramadhan tahun ini. Hari ini pula sepasang suami-istri tersebut sudah mendapatkan jatah cuti bersama.
Waktu sudah menunjukkan pukul 9.30 pagi, tetapi mereka masih bergelung di selimut.
Ini semua karena sehabis ibadah, Shua memilih untuk tidur kembali karena mengantuk. Akibatnya, Shene malah ikut disuruh tidur oleh Shua.
Tak apalah, sesekali.
Matahari sudah meninggi, dan yang pertama kali terbangun adalah sang suami alias Shene.
Mata tajam itu terbuka dan hal yang pertama ia lihat adalah istrinya yang sedang memeluk dirinya. Istrinya yang mengusulkan hidungnya di dada bidang Shene.
"Bangun, sayang. Udah siang," bisik Shene seraya mengecup puncak kepala Shua.
Shua yang memang pada dasarnya mudah terusik mulai membuka matanya dan terlihat dada bidang suaminya yang tertutup baju.
"Yuk, bangun, terus mandi." Shua bisa merasakan napas hangat Shene ketika ia berbicara.
Namun, tidak ada pergerakan satu pun dari keduanya. Mereka masih sama-sama nyaman dalam dekapan masing-masing.
Pada akhirnya, Shene lah yang bangun duluan dan melepaskan pelukannya.
Shua merasa kehilangan dan akhirnya memajukan bibirnya. "Shua masih mau peluk!" ungkapnya dengan kesal.
Namun, Shene malah tertawa dan menjawil hidung Shua. "Nanti habis mandi, kita tiduran lagi?"
Hal itu sempat menarik minat Shua, tetapi Shua malah menggelengkan kepalanya. "Enggak ah, mending kita nonton aja."
Lalu, Shua menyuruh Shene untuk mandi sementara Shua memilihkan pakaian untuk sang suami.
Pintu kamar mandi terbuka, dan nampaklah Shene yang hanya terbungkus handuk di bagian bawahnya. Bagian atasnya terekspos dengan jelas.
Shua mengalihkan pandangannya seraya menepuk pipinya. "Puasa, Shua, puasa."
Lalu, Shene mengganti bajunya tanpa malu di depan Shua. Wong sudah sah ini. Shua sendiri langsung berlari ke kamar mandi ketika Shene hendak melepas handuknya.
Seusai itu, Shua dan Shene memilih menonton di bioskop pribadi milik keluarga Shene yang berada di gedung sebelah rumah Shene.
"Guan," panggil Shua ketika mereka sampai di bioskop pribadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pangeran Bagi Putri
Romansa"Adalah dongeng, tanpa akhir." ******** Kalian khususnya cewek-cewek yang akhlakless tahu gak sih? Cowok yang kalian agung-agungkan di sekolah Cubez itu udah gak jomblo tau. Yhaa, kasian deh lu. Tetapi, kalian malah makin muja-muja sama dia. Hanya k...