Vero dan Aletta sudah berada didalam mobil. Vero tahu Aletta tidak menginginkan hanya berdua saja jadi Vero sengaja minta dijemput kepada supir nya. Sepanjang jalan Aletta hanya diam menatap arah jalanan kota Bandung yang begitu indah. Sedangkan Vero sesekali melirik ke Wajah Cantik Aletta. Tidak terasa Mereka sudah sampai di rumah Vero.
"Ayo langsung masuk aja, Mamah sudah menunggu di dalam." Ucap Vero.
'Assalamualaikum Mah, Tante' salam nya berbarengan.
'Walaikumsallam Masuk Anak mamah dan Calon Mantu Mamah'
Mamah apaan si main ngmg gitu aja. Batin Vero.
"Sini ke meja makan kita makan dulu Aletta. Teriak Mamah dari Dapur.
Vero langsung menuju kamar untuk mengganti seragam nya dengan kaos oblong dan celana jeans. Sedangkan Aletta langsung menuju ke Dapur untuk membantu Lita.
"Tantee, apa kabar?" Sambil mencium tangan Lita.
"Panggil saja Mamah jangan tante, Baik sayang. Kamu sendiri gimana?." Tanya balik Mamah Lita.
"Tan-eh Mamah aku bantu masak ya." Tawar Aletta kepada Mamah Lita.
"Sudah biasa ya kamu membantu Umi-mu untuk memasak." Sahut Lita.
"Hehe iyaa Mahh." Jawab Aletta dengan sedikit tersimpuh malu.
Setelah semua makanan yang sudah dimasak telah siap di meja makan Vero, Lita, Aletta segera makan. Jangan tanyakan kemana keberadaan Rio—ayah Vero sedang berbisnis diluar negri jarang sekali pulang hanya sesekali saja.
Selesai makan Mamah mengajak mereka berdua mengobrol di ruang tamu.
"Jadi dimana hubungan kalian?." Tanya Mamah.
"Aku pengen proses Ta'aruf dulu kepada Aletta mah. Ingin merubah sifat buruk ku dulu. Mau kan Aletta?." Tanya Vero kepada Aletta. Seketika membuat tubuh Aletta kaku dan bingung untuk membalas apa.
"Hm, insya allah." Jawab Aletta dengan tenang agar tidak terlihat gugup dan kaku.
"Alhamdullilah, Jaga Aletta dengan baik yaa nak. Jangan sakiti dia. Dia wanita sholehah yang selalu dibahagiakan Alm. Abi nya." Ucap Mamah kepada Vero.
Sudah selesai berbincang matahari pun sudah terbenam Vero segera mengantarkan pulang Aletta. Kali ini hanya berdua namun Aletta duduk dikursi belakang.
"Sudah sampai Aletta. Terima kasih atas hari ini." Ucap Vero dengan senyum ke arah Aletta.
"Sama-sama." Jawab Aletta dengan singkat.
"Kalian sudah pulang toh. Vero mampir duluu ." Suara lembut dari pintu rumah Aletta. Dia adalah Umi Sarah.
"Tidak usah Umi. Aku pamit dulu ya Umi. Kasian Mamah sendiri dirumah. Assalamualaikum Umi." Vero menyalami tangan Umi Sarah.
Karna Aletta sudah makan dirumah Vero dan kebetulan Umi juga sudah makan bersama teman kantornya. Umi memanggil Aletta ke kamar Umi untuk mengobrol dan tidur bersama karna biasanya mereka tidur di kamar masing-masing.
"Nak, Umi diberi tahu kepada Mamah nya Vero. Vero mengajak mu Ta'aruf? Bagaimana tanggapan mu soal itu?." Sontak Umi menanyakan perihal Vero tadi.
"Aku menerima Ta'aruf-an Vero Umi. Aku tidak tahu seperti apa perasaan ku terhadap Vero Umi. Aku tau sebelumnya dia lelaki yang suka memainkan perasaan wanita. Tapi Aletta yakin dia bakal berubah Umi. Setiap manusia punya kesempatan untuk menjadi lebih baik." Jawab Aletta membuat Umi bangga mempunyai bidadari yang lembut sekali hati nya.
"Umi percaya kamu nak. Jaga kepercayaan Umi ya. Sekarang kita tidur biar tahajud tidak kesiangan." Jawab Umi.
Mereka terlelap tidur karna cukup lelah dengan aktifitas masing-masing hari ini. Dan esok hari mereka kembalu menjalanlan aktifitas nya masing-masing.
Sama seperti Aletta. Umi juga menjalanlan shalat sepertiga malam dan sholat subuh. Bagaiman tidak sama Aletta seperti itu karna didikan dan contoh dari kedua orang tua.
Sinar matahari sudah menembus jendela dikamar Umi. Mereka berdua segera bersiap siap untuk memakai pakaian nya masing-masing. Hari ini Aletta membawa mobil sendiri karna Umi buru-buru.
"Aletta, hari ini Umi tidak bisa masak banyak sekali kerjaan di kantor Umi. Tidak apa apa ya nak?." Tanya Umi.
"Tidak apa Umi aletta tidak ingin membuat Umi repot. Jangan terlalu lelah Umi. Aletta tidak ingin Umi sakit." Aletta sembari mencium tangan Umi nya.
"Kamu juga ya sayang. Umi pamit dulu. Assalamualaikum." Jawab Umi.
"Walaikumsallam Umi." Sahut Aletta.
Mereka dengan mobilnya masing-masing perlahan keluar meninggalkan rumah. Aletta pun sudah sampai disekolah. Namun sesampai nya disekolah hati Aletta sakit melihat Vero yang mengajak nya Ta'aruf mengobrol dengan seorang Wanita sangat dekat sambil bergandengan tangan.
'Mungkin dia hanya main-main. Dekat kan dia jika jodohku jauh kan dia jika bukan jodoh ku Ya- allah' batin Aletta.
Aletta juga seorang wanita pada umunnya pasti dia bisa merasakan gimana sakit hati nya melihat lelaki yang sudah mulai ingin berubah tetapi malah memperlakukan nya seperti itu.
"Aletta, kamu kenapa? Diam saja dari tadi kalau ada masalah cerita saja." Tawar Rena yang bingung mengapa sebenarnya sahabat nya itu.
"Baik aku akan cerita. Kemarin aku kerumah Vero dia mengajak aku Ta'aruf tapi tadi aku lihat sedang mengobrol dengan seorang wanita sangat dekat dengan bergandengan tangan. Aku tidak bisa membohongi perasaanku. Hatiku sakit Rena." Ucap Aletta meski hati nya sakit Aletta berusaha kuat dan memilih tidak menangis.
"Memang ya kalo udah terkenal Playboy ya Playboy saja. Berani sekali dia menyakiti hati sahabat ku." Jawab kesal Rena.
Kring..
Bel istirahat berbunyi Rena berusaha menegarkan sahabatnya. Mereka lamgsung menuju kantin seperti biasa 3 lelaki menghampiri mereka berdua untuk duduk bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Muslimah Girl vs Play Boy
Romance"Maaf kamu bukan mahrom saya jdi saya tidak bisa berjabat tangan dengan kamu, jika ingin berkenalan tidak usah berjabat tangan." tutur ALETTA PUTRI KANAYA. "Yaela lebay lo so banget bukan mahrom bukan mahrom lebayy najiss!!." jawan VERO REYVALDO. *...