19

1.4K 129 3
                                    

"Katanya seminggu lagi, ada lomba pentas seni. Aku akan ikut. Aku harap kau ada disana." Ujar Richie.

"Maksudmu?"

"Aku ingin kau datang. Karena aku akan berada disana sebagai salah satu peserta lomba."

"Bukan aku tidak ingin datang, tapi-"

"Kumohon, Aly."

'Tolak dia, Aly. Tolak dia.'

"A-aku tidak tahu."

"Kumohon" pintanya.

'Tolak dia. Kau bisa lakukan ini'

"Baiklah, aku akan datang."

'Aly, apa yang sedang kau lakukan?'

"Terimakasih banyak."

Aku mengangguk. Suara didalam pikiranku membentakku dengan keras atas kecerobohan yang baru saja kubuat.

"Wanita yang kucintai akan berada disana juga." Ujarnya.

Ucapannya bagaikan sambaran petir untuk telingaku.

"Dan aku akan menyanyikan lagu itu untuknya."

"Dia wanita yang beruntung untuk kau cintai" ujarku pelan.

Richie tersenyum.

"Tidak. Aku yang beruntung mencintainya." Jawabnya.

Dan semakin aku mendengarnya, semakin terasa sakit hatiku. Dan aku menyesal mengikuti ajakannya untuk pergi ke balkon.

"Aku harus ke kamar mandi"ujarku.

Richie mengangguk. Aku bergegas menuju kamar mandi rumah sakit sembari menahan air mataku jatuh deras didepan umum. Aku akhirnya sampai di kamar mandi. Aku pun masuk. Tidak ada orang. Ini membuatku sangat lega. Aku akhirnya bisa menarik napas  bebas. Kubiarkan air mataku jatuh bebas. 10 menit berlalu, aku akhirnya bisa sedikit tenang. Kuhapus air mataku. Aku akhirnya keluar dari kamar mandi. Kembali ke balkon. Masih ada Richie.

"Maaf kau jadi menunggu" ujarku tepat dibelakangnya.

Dia lalu membalikkan tubuhnya, menghadap tubuhku. Dia menatapku seksama.

"Oh, tidak apa apa." Ujarnya sembari tersenyum.

"Kau tidak apa apa?"tanyanya.

"Aku baik baik saja. Kau tahu, kamar mandinya sangat bersih. Tidak seperti rumah sakit didaerahku yang kotornya minta ampun" ujarku mengalihkan pembicaraan. Dia tertawa.

"Jangan bilang kau lakukan selfie kamar mandi seperti remaja remaja sma sekarang."

"Untung aku tidak seperti itu. Tapi aku bertaruh, jika kau ke kamar mandinya, kau akan tergoda untuk selfie didepan cerminnya."

"Bet" jawabnya meledek.

"Awas kau" balas ku.

"Mason baru saja mengabariku bahwa ia dan James beserta pacar mereka sudah sampai di rumah sakit." Ujarnya melihat ke layar hp nya.

"Baguslah" ujarku.

"Apa kau mau pergi ke starbucks?" Tawarnya.

"Tapi-"

"Aku yang bayar" ujarnya.

"Aku ti-"

"Ayolah" jawabnya lagi. Aku akhirnya mengangguk. Richie adalah oramg keras kepala. Jika aku tak menurut, dia akan terus membujukku.

"Aku harus minta izin ke Halwa dulu."

"Aku yang akan minta izin. Kau tunggu saja disini." Ujarnya.

Ajari Aku Islam [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang