Part Tambahan (2)

2.4K 149 0
                                    

Aku menggandeng suamiku. Kutatap lembut rambut nya yang mulai memutih. Pria ini lah yang melindungi keluargaku, mengajari anak anakku apa arti kata pantang menyerah. Pria dengan bahu yang tegar. Pria ku. Terbayang oleh ku momen momen kami. Momen dimana ia yang mengajari Salma langkah pertamanya, ia yang menenangkan Salma kecil yang menangis, ia yang memeluk erat tubuh Alfred, ia yang mendorong ayunan Salma, ia yang menemani Alfred dihari pertama nya bersekolah, ia memasang mata pada teman pria Salma yang datang berkunjung, hingga hari ini... dihari bahagianya Salma. Tugasnya sudah selesai menjadi ayah yang baik. Sekarang tugas suami Salma untuk menjalankan amanahnya.

Perkataan Halwa semasa muda diijabah oleh Allah S.W.T. Putra kecilnya yang bernama Abdurrahman sekarang menjadi pria yang akan bersanding dengan Salma. Dan sekarang sahabat ku sudah menjadi bagian dari keluarga besar ku.

"Aku tidak menyangka kita benar benar akan menjadi besan" Ujar Halwa terbahak sambil menepuk pundakku. Dia tidak berubah sedikitpun. Hanya saja di wajahnya sudah bertambah kerutan pertanda umurnya yang semakin bertambah.

"Tidak kah kau ingat bagaimana aku mengatakan bahwa aku ingin kita menjadi besan?" Tanyanya. Aku mengangguk.

"Allah adalah sebaik baik pengabul doa" balasku.
****

Acara pernikahan berlangsung meriah. Aku dan Halwa berbincang bincang sambil menyantap hidangan yang tersedia.

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh"

Suara seorang pria menggema di tengah acara. Spontan aku melihat ke arah panggung. Suamiku sudah siap siap memegang pengeras suara.

"Saya ingin menyampaikan sesuatu kepada Abdurrahman. Hari ini engkau telah menikahi putri yang sangat amat aku cintai. Salma Daania Celine Payton binti Richard Phineas Payton. Yang artinya aku telah selesai mendidiknya menjadi seorang wanita kuat. Aku telah selesai mendidiknya dengan cinta seorang ayah. Aku telah selesai mendidiknya menjadi orang yang berguna. Tugasku untuk merawatnya dan membahagiakannya sudah selesai. Aku mengajarinya tentang cinta pertama seorang ayah kepada putrinya. Begitu pula ia melihatku sebagai cinta pertama seorang putri kepada ayahnya. Aku adalah seorang pria yang menjadi cinta pertamanya. Aku rawat ia dan aku penuhi kebutuhannya. Baik fisik maupun emosional. Dan sekarang kau yang memegang amanahku. Aku mohon jaga putriku. Jangan kau hancurkan hatinya. Jangan kau buat ia menangis karena rasa bencinya terhadap dirimu. Jangan kau buat ia sengsara. Penuhi kebutuhannya. Perlakukan ia seperti istrimu, bukan pembantumu ataupun bawahanmu. Jika suatu hari engkau memiliki masalah rumah tangga, sebelum kau mengeluarkan kata kata kepadanya hendaklah engkau berpikir dengan kepala yang jernih. Jika suatu hari kau kehilangan rasa cinta terhadap putriku, lihatlah ke masa lampau. Bagaimana ia mencintaimu dan memperlakukanmu seperti suami sekaligus seorang kepala keluarga.

Hanya itu yang ingin aku sampaikan kepadamu, semoga rumah tangga kalian sakinah, mawaddah, warahmah. Dan dikaruniai anak anak yang berakhlak dimasa depan. Aku tutup dengan assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh."

Dia turun dari panggung. Membuat semua orang terpana dengan hal yang ia sampaikan. Ia lalu menghampiriku.

"That was amazing. Thank you so much. I love you" ujarku. Dia mengecup pipiku.

Terimakasih Allah, Engkau telah mengaruniakan ku dengan nikmat yang benar benar berharga. Keluarga yang bahagia

***END***

Ajari Aku Islam [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang