Minhyun tidak peduli dengan apapun, kecuali satu hal. Selain gadisnya, tidak ada yang boleh menyentuh hal itu. Itu adalah motor KTM 1190 RCB miliknya. Dia sudah menganggapnya seperti anak, ia bahkan menamainya Charles.
"Hari ini mau pergi nonton bareng aku gak ?" Jaehwan bertanya pada pria tinggi itu
"Ayo"
Tumben dia mau
"Berangkatnya mau naik apa ?"
Minhyun berpikir sesaat dan dengan entengnya mengucapkan hal ini, "kau naik mobilmu dan aku akan bersama Charlie"
"Siapa Charlie ?"
"Charlie itu nama panggilannya Charles" dia menunjukkan kunci motornya
"Kamu lagi bercanda ya ?" Rasanya Jaehwan sudah kesal sekali
"Gak, aku serius. Charlie hanya boleh dinaiki sama gadis, mengertikan ?"
Ya Jaehwan mengerti...atau mungkin tidak, dia jadi ingat Minhyun pernah bilang ini padanya, 'Cinta itu seperti, jika seseorang menyukaimu maka dia akan mencarimu". Itulah kenapa Minhyun tidak pernah mengejar para gadis, tapi para gadislah yang mendekatinya.
"Duh, pacarku memberikan like" Minhyun menatap serius layar ponselnya
"Untuk apa ?" tanya Jaehwan
"Dia memberikan like kepada gadis yang chatting denganku, dan sekarang dia mengirimkan ku pesan"
Joy
Siapa dia ?
Kenapa dia chat kamu ?
Dan like semua
Foto kamu ?Minhyun
Aku ga kenal diaIngatkan Jaehwan betapa multitaskingnya Minhyun. Satu kampus pun tak ada yang bisa mengalahkannya.
Detik berikutnya ponselnya sudah berdering,
"Joy, ada apa denganmu ?"
"..."
"Begitukah ? Kamu harus berhenti bersikap tidak jelas"
"..."
"Jangan memulai pertengkaran, ini sangat menjengkelkan"
Sial. Jaehwan rasanya seperti deja vu. Sering kali ia disituasi ini, mendengar pertengkaran Minhyun dengan pacarnya. Dan reaksi Minhyun selalu sama,
"Apa kau sedang mengancam untuk putus ? Er. Kalau mau putus, ya putus. Aku gak akan banyak bicara" Minhyun mematikan telponnya. Dan bagi Jaehwan ini adalah saatnya untuk menghibur Minhyun.
"Kau baik-baik saja ?"
"Tidak terlalu" Minhyun terlihat sedih.
Jangan khawatir, ada aku disini. Aku akan selalu sama. Saat semua meninggalkanmu, aku akan bersamamu. Aku... Mencintaimu.
Ring !
Ponsel Minhyun kembali berdering, mata Jaehwan melotot seakan menyuruh Minhyun untuk tidak mengangkatnya, tapi
"Oh Halo, Rose anak akuntansi ya ?"
Mereka berbincang sedikit, Jaehwan bahkan tidak bisa dengar apa-apa saking kesalnya. Ia sudah mematikan telponnya dan menatap Jaehwan sambil tersenyum.
"Sekarang apa lagi ?" Jaehwan menatap balik wajah itu malas
"Sedang kupikirkan"
"Kamu baru putus semenit yang lalu dengan joy, jangan bilang..."
"Aku tidak akan mendayung dua pulau secara bersama, Dulu aku gabisa kencan dengannya, tapi sekarang kan bisa"
"...!"
"Sekarang aku harus pergi, dan ingat besok bawakan mie tom yum untukku, aku mencintaimu teman"
"Hei ! Tunggu dulu Minhyun ! Hei Sialan !"
Jaehwan sudah 2 tahun memendam rasanya pada Minhyun.
Lagi-lagi semua akan sama. Besok akan ada gadis baru lagi diatas motornya.
Besok, akan ada aku juga yang tetap setia membawa makanan kesukaannya.
Dia tidak akan pernah tahu perasaanku.Disaat seperti ini Jaehwan akan bergegas menuju kamarnya, menyetel lagu sedih dan berlari ke kamar mandi, mengguyur tubuhnya dengan air dingin. Wajahnya sudah menggadah memandang shower air, mencoba menyalakannya.
"Sial ! Air mati!"
Merusak suasana hati Jaehwan.
Ia kemudian mengambil sebotol air mineral dan menyiram tubuhnya sendiri.
Dasar Minhyun brengsek, apa dia tahu seberapa banyak botol air mineral yang Jaehwan pakai. Ini sama sekali tidak ramah lingkungan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzone (MinHwan)
RomanceJaehwan jatuh cinta dengan sahabatnya sendiri, dan itu laki-laki. Ibarat pepatah sudah jatuh, tertimpa tangga. " Seplayboy apapun aku, Aku tidak berkencan dengan seorang teman." Pria yang disukainya itu telah membangun dinding tebal untuk rasa cinta...