Stan makanan (1)

117 16 3
                                    

Banyak kegiatan yang menanti mahasiswa fakultas seni tahun ketiga. Mahasiswa dari fakultas lain mengatakan bahwa, anak seni hanya datang kuliah untuk membuat pertunjukkan bukannya belajar. Bayangkan saja jadwal padat yang menanti mereka, Pementasan seni, festival film pendek, pertunjukkan pansori, dll.

*Pansori = genre musik tradisional korea yang menampilkan seorang penyanyi dan penabuh gendang.

"Berapa nomor stan kita ?" Ong bertanya pada Jinyoung yang hendak mengambil kameranya.

"B17, dekat panggung. Disamping kanan kita ada stan senior yang melipat kertas bintang, dan sebelah kiri ada stan junior yang membuat water dunk"

"Sial, kita gak boleh kalah dari mereka" Minhyun berkata dengan penuh semangat.

Alasan kenapa mereka terdengar serius dengan stan adalah karena mereka harus berada diperingkat 5 besar. Jika mereka masuk 5 besar, hal baik akan menanti mereka, selain tampil dibuletin fakultas seni, mereka akan mendapat prioritas menggunakan studio. Untuk anak seni itu adalah sebuah kehormatan.

"Bagaimana kalau membuat ulasan film yang pernah kita tonton kemudian bermain game tebak judul film dengan harga sekali bermain 1000 won, bagaimana ?" usul Jaehwan

"Aku gak akan menjawabnya, aku akan memakimu, bodoh. Kita gak harus buang-buang waktu seperti itu" Jinyoung selalu seperti ini kepada Jaehwan.

"Kita jual makanan saja" Ong memberikan usul

"itu bahkan terlalu biasa, setidaknya harus ada maknanya" Jinyoung hanya bisa menolak ide tapi tidak memberikan ide sama sekali

"Hei, kau bahkan gak dengar semuanya. Aku gak peduli dengan makanan yang kita jual, aku hanya akan berdiri didepan stan dan semua akan terjual habis" Ong terlalu percaya diri, apa ia punya kaca dirumahnya ?

"bagaimana caranya kita menarik hati mereka ?" 

Minhyun hanya berseloroh pelan, "Gunakan tubuh saja sebagai pertukarannya"

Awalnya, Jaehwan tidak yakin dengan makna menggunakan tubuh sebagai pertukaran. Sampai hari pertama stan dibuka, itu mengejutkannya.

"Kak, kami sudah beli sosisnya. Apa bisa berfoto bareng ?" Kerumunan gadis mengelilingi Minhyun, Jinyoung dan Ong. Jangan tanya Jaehwan, ia sedang asyik memanggang sosis sendirian. Inilah yang disebut dengan persaudaraan.

"Kak Jae, berapa harga sosisnya ?" Junior itu bertanya pada Jaehwan. Ia tidak sendiri ada dua orang temannya disana menyemangatinya.

"Satu plastik harganya 1500 won" Jaehwan menyerahkan satu plastik sosis yang sudah dipanggang, sebenarnya ia kesal, kenapa junior ini bertanya harganya sedangkan daftar harga sudah tertulis didepan stan.

"Berapa tadi kak harganya ?"

"1500 won" Ucap Jae pelan

"aku tidak bisa mendengarkanmu"

"Apa kau masih mau membelinya ? Kalau gak, akan kumakan sendiri" jawab Jae ketus, membuat junior itu langsung memberikan uangnya pada Jaehwan dan pergi.

"Kita benar-benar laris manis" Ong sudah menghampiri Jae menomot satu sosis dan memakannya, membuat Jae menatapnya dengan wajah ganas, 'hei aku kelaparan, apa kau mau membunuh ku dengan menatapku seperti itu"

Jae hanya memutar matanya, kembali memanggang, "itu karena aku memanggangnya dengan enak, tau !"

"kalian seharusnya berterimakasih padaku, ini semua karena wajah tampanku" Minhyun si narsis sudah membuat ketiga temannya menatap jijik padanya.

Sudah jam 8 malam, sosis geng berandal sudah habis terjual, hanya sisa satu saja yang belum terjual. Jaehwan memakannya sembari membersihkan stan makanan.

"Apakah enak ? boleh aku minta satu gigit saja ?" Minhyun bertanya

"Sudah kugigit, besok saja kamu makannya"

"itu gak masalah" Minhyun tanpa ragu memakan sosis ditangan Jae

"Oh, aku lupa mengatakannya, aku sudah meludahinya tadi" ucap Jaehwan membuat wajah Minhyun pucat

"Haha, gak apa-apa, aku bisa menelan ludahmu kok"

AHHHHHH !!!!!

Adakah yang bisa membunuh Jae sekarang ? Bagaimana ia tidak menyukai pria ini ? Minhyun benar-benar pandai membuat hati Jae senang, tapi bisa dengan cepat juga menghancurkannya.

Friendzone (MinHwan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang