Berusaha

141 19 15
                                    

Mereka berdua sudah bersahabat cukup lama. Sudah sekitar 2 tahun 4 bulan 16 hari. Selama itu, Jaehwan tahu mereka berdua tidak akan mendekati istilah 'pacar'.

Sangat sedih bila memikirkan hal itu. Jaehwan harus menyadarkan dirinya, ia kemudian menelpon seseorang.

"Halo pak... Kran ku tidak berfungsi lagi. Tolong perbaikilah"

"..."

"Aku sangat kacau. Aku butuh air kran untuk menyadarkanku"

"..."

"Aku akan menunggu pak, terimakasih" sambil menunggu Jaehwan menyetel musik sedih, berbaring diranjangnya sembari menangis.

Minhyun sialan itu akan bersama gadis baru lagi hari ini. Tanyakan saja hati Jaehwan ? Bohong jika dia bilang dia baik-baik saja. Jaehwan sudah berungkali mengingatkan dirinya untuk berhenti. Dia bahkan berpikir untuk pindah keluar negeri, tapi ia bahkan belum menyelesaikan kuliahnya.

Jaehwan tidak bisa jika tidak melihat Minhyun. Dimana ada pria tinggi itu dia juga pasti disana. Seperti sepasang sepatu tapi beda ukuran.

Ding !

Jaehwan melirik handphonenya, tidak akan, ia tidak akan membaca pesan itu. Ia akan menunggu tukang reparasi dengan menyetel lagu, dia sudah meniatkannya.

Ding ! Ding ! Ding !

Dia akan bernyanyi dengan keras, bahkan sampai tenggorokannya sudah kering.

Satu menit ia menunggu, tukang reparasi belum juga tiba.

Lima menit, ia bahkan sudah memutar untuk kedua kalinya lagu yang sama itu.

Sudah 15 menit, ah ia sudah tidak tahan. Ia meraih handphone melihat kiriman pesan di grup mereka

Ong
Minhyun sialan !
Satu gadis keluar
Dari hidupmu,
Dan 2 gadis akan
Masuk.

Jinyoung
Kalau soal mendapatkan
Para gadis, jangan
Ditanya.

Ong
Kalau mencari cinta,
Tolong ajak aku.

Minhyun
Sialan kalian

Jinyoung
Aku tebak, apa kau
Single lagi ?
Jae, tolong jaga
Kesayanganmu ini.

Jaehwan
Itu bukan urusanku

Minhyun
Tentu saja ini urusanmu.
Kamu kan selalu
Ada saat aku sendirian.
Kamu tetap sahabat
Terpentingku.

Jaehwan
Jangan membual.
Kapan kau tidak
Memiliki siapapun ?
Aku tidak pikun, tahu !

Ong
Hahahah

Percakapan berakhir. Jaehwan tidak akan lupa, bagaimana Minhyun membuangnya demi seorang gadis. Lihat saja nanti.

Ring !

Handphone Jaehwan bergetar, lagi-lagi ia menjilat ludahnya sendiri. Dengan mudahnya ia mengangkat telpon itu.

"Ada apa lagi ?" tanya Jaehwan ketus

"Apa kau punya waktu, mau pergi bareng ?"

"Kali ini apa lagi ? Bukannya kau sedang bersama Rose anak akuntansi itu !"

"Iya tapi ada yang kurang ?"

"Apanya ?"

"Belum yakin. Kami akan pergi berkencan, tapi aku rasa aku akan mengajakmu"

"Hah ? Kenapa harus aku ? Aku gak bisa, kran ku rusak" Jaehwan mematikan telponnya kasar.

Rela mencintai meski tak memiliki, Sialan !. Itu hanya ada disinetron indosiar saja.

Jika saja Jaehwan bisa mencintai orang lain, mungkin akan lebih baik, bukan ?. Tidak seharusnya ia menggantungkan dirinya dipohon yang sama.

Friendzone (MinHwan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang