Berpura-pura

120 17 8
                                    

"Jae ada apa denganmu ?"

"Er... Aku..."

"Sebenarnya ada apa denganmu ? Kenapa menatapku seperti itu ?" Minhyun kembali bertanya.

Di bawah meja, Jinyoung sudah menendang kaki Jaehwan. Seakan memberi kode kepada temannya itu untuk mengucapkan hal yang sudah mereka rencanakan sejak awal.

"Baru-baru ini keluargaku mengalami masalah finansial. Aku gak bisa bayar uang sewa kamar, pemiliknya sudah akan menyewakannya pada orang lain" Jaehwan memasang wajah putus asa, mencoba meniru aktor di serial sinetron yang pernah ia tonton.

"Sial, kapan ini terjadi ? Kenapa kau gak bilang dari awal ?" Minhyun menatap sahabatnya khawatir.

Jaehwan hampir saja menjawab, hal itu terjadi semalam, saat ia dan Jinyoung merencanakannya, tapi jaehwan kembali memasang wajah sedih,

"Sudah sebulanan..."

Jaehwan bahkan yakin aktingnya sangat bagus, meski sebelumnya ia tidak pernah mengambil kelas akting. Semua pemeran utama dari film lala land, bersiaplah untuk kalah, karena piala oscar akan jatuh ketangan Kim Jaehwan.

"Kenapa kau gak pernah cerita ke kami ? Apa kau gak anggap kami sebagai teman ?" kali ini Jinyoung mengambil peran pembantu yang sangat sempurna. Jinyoung dan Jaehwan adalah tim terbaik.

"Aku... Gak mau kalian susah karena aku. Tapi sekarang aku gak punya tempat, aku terpaksa. Bisakah kalian menampungku secara bergilir ditempat kalian sampai masalah finansial keluargaku membaik ?"

"Tidur ditempat Minhyun saja, Jae. Dia kan punya 2 kamar" Ong yang tidak tahu apa-apa soal rencana Jae dan Jinyoung bahkan sudah masuk jebakan. Minhyun terlihat ragu mendengarkan usulan itu.

Pada dasarnya Minhyun adalah orang yang baik. Mungkin alasan yang membuatnya ragu adalah karena ia sering membawa wanita ke apartemennya dan takut membuat Jae tidak nyaman nantinya.

"Minhyun, kalau kamu gak nyaman, aku bisa menginap ditempat Jinyoung dan Ong. Itu tidak menjadi masalah, aku bisa menginap bergantian ditempat mereka dan membawa barang-barangku kesana"

Berapa menurutmu nilai dari kemampuan akting Jaehwan ? Bukankah dia terdengar menyedihkan ?

Jaehwan sebenarnya hampir tertawa saat melihat wajah Minhyun sekarang, tapi ia ingat Jinyoung bilang jarak yang dekat adalah pilihan terbaik dalam menumbuhkan cinta. 

"Sebenarnya aku bisa jual mobilku untuk membayar sewa kamar. Itu hanya menyiksa untuk sesaat, setidaknya aku punya tempat tinggal. Naik bus dan taksi bukanlah pilihan yang sulit untuk sekarang" ucap Jaehwan sembari melirik Minhyun

"Er... er... tidurlah ditempatku"

"Minhyun ? Kau serius ?"

"Ya, aku gak mau lihat kamu susah begitu, tapi kamu harus tahan kalau aku bawa para gadis-gadisku ke apartemen"

"Tidak masalah" jawab Jaehwan enteng, ia bahkan tidak memikirkan hatinya nanti.

Setelah kelas selesai, Jinyoung dan Ong membantu Jae untuk memindahkan barang-barangnya ke apartemen Minhyun. Apartemen itu memiliki dua kamar tidur, satu kamar mandi, dapur yang cukup luas dan ruang tamu yang nyaman cukup mewah untuk ditempati satu orang sebenarnya.

Minhyun dengan senang hati membiarkan Jae menggunakan produk pembersih muka, gel rambut bahkan parfumnya untuk sahabatnya itu. Cukup menyenangkan sebenarnya hanya saja Jae tidak tahan dengan setiap gadis yang selalu datang ke apartemen ini.

Jaehwan selalu berpikir hanya seorang ibu yang membangunkan anaknya dipagi hari, sampai ia menyaksikan mereka dibangunkan gadis yang berbeda setiap hari. Seperti hari ini, seorang gadis berdada besar, menggunakan rok ketat yang hampir saja menunjukkan celana dalamnya berdiri didepan pintu.

"Siapa ?" Suara Jaehwan terdengar bingung terutama saat menatap dada besar yang membuatnya ketakutan. Itu seakan ingin meletus tepat diwajahnya.

"Oh kak Jae, aku mau ketemu kak Minhyun"

Gadis ini mengenali Jae, tentu saja, setiap gadis yang mendekati Minhyun pasti tau tentang grup berandal.

"Dia sedang mandi, mau menunggu didalam ?" Jaehwan mempersilahkan masuk gadis itu, "Mau kubuatkan minum ?"

"Gak usah kak, setelah ini kami mau langsung pergi kok"

Cukup canggung untuk sesaat sampai Minhyun keluar dari kamar mandi dengan handuk yang dililit dipinggangnya.

"Kak Minhyun" Gadis itu menutup mulutnya saat melihat abs Minhyun

"Kenapa kau kesini ? bukannya kubilang untuk menelpon sebelum datang kemari ?" Jaehwan sebelumnya tidak pernah mendengar Minhyun bicara seperti itu pada seorang gadis.

"Aku gak sabar mau ketemu kakak"

"Kau membuat temanku gak nyaman, aku kan sudah bilang aku tinggal dengan temanku"

"Aku tidak apa-apa kok" Bohong Jaehwan

"Tuh, kak Jae saja bilang gak apa-apa"

"Aku yang tau temanku, bukan kau !"

"Kakak bukannya suka sama aku ya ?"

"Aku suka, tapi aku juga suka yang lainnya"

Gadis itu mendengus marah sembari mengambil tasnya dan pergi tanpa pamit. Jaehwan masih menatap Minhyun tidak percaya.

"Hei bersiap-siaplah, telpon Jinyoung dan Ong, kita pergi cari makan" Minhyun dengan wajah tenang menatap Jaehwan

"wah kau tidak apa-apa ? apa sekarang kamu lebih memilih teman dibanding wanita"

"Gak, aku masih lebih memilih wanita. hanya aku gak suka wanita seperti dia, menyebalkan."

Lagi-lagi Jaehwan mengharapkan apa sih sama orang ini, "dasar brengsek"

Friendzone (MinHwan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang