Confession

134 18 23
                                    

Dalam minggu ini, Jaehwan sibuk mengurusi naskahnya. Grup berandal juga sudah kembali seperti semula, mereka sering menemani Jaehwan menulis naskah.

Jaehwan tau, meski tidak semua perasaanya terhadap Minhyun menghilang, tetapi semua sudah menjadi lebih baik.

Hari ini mereka berkumpul di meja batu depan fakultas seni, Jinyoung dan Ong sedag bermain game online, sedangkan Jaehwan menyusun lembar naskah. Ia harus pergi untuk menemui Taehyung membicarakan penulisan dialog yang sudah ia buat.

"Jae, aku sangat bosan. Boleh aku meminjam laptopmu ?" Tanya Minhyun yang masih memerhatikannya.

"Ambillah" ia memberikan tas laptopnya

"Apa disini ada porno ?"

"Aku bukan kau"

"Jika ada, aku akan memujimu"

Jaehwan hanya mengacuhkan ucapan Minhyun, ia sudah harus bertemu dengan Taehyung di ruang panitia.

Judul pertunjukkan panggung yang mereka buat adalah "Likebrary" gabungan dari kata "like" dan "library". Kisah percintaan kampus yang berasal dari perpustakaan.

Namjoon bertanggung jawab dalam penulisan skenario, dan Jaehwan penulisan narasi dan dialog, ia dibantu Taehyung untuk mengkoreksi beberapa hal. Sebenarnya Taehyung itu tidak seburuk yang Namjoon pernah ceritakan, ia terkesan baik dan ramah untuknya.

Lihatlah seperti hari ini, ada beberapa dialog yang terkesan kaku, Taehyung dengan senang hati memberitahunya.

"Menurutku dialog ini harus diganti Jae" suara bariton itu menggelitik telinga Jaehwan.

"Ah, aku juga kesusahan dibagian itu kak, sangat sulit untuk memahami orang yang jatuh cinta" Jaehwan menatap gusar, "aku tidak tahu bagaimana mereka harus mengungkapkan rasa cintanya"

"Itu tidak sulit kok. Cinta itu mudah dipahami, hanya manusia yang membuatnya lebih rumit" Mata abu-abu Taehyung menatap tepat ke mata Jaehwan.

"Ya, untuk kakak yang mudah mendapatkan pacar pasti akan mudah juga mengatakan hal itu"

Taehyung hanya terkikik pelan, kemudian membelai surai Jaehwan pelan, "kamu tau Jae, biasanya orang yang sulit memahami cinta sepertimu, adalah orang yang pernah terluka karena cinta"

Ya itu benar, cinta itu menyakitkan, bahkan entah sudah berapa lama ia mencoba melupakan Minhyun. Masih saja ada setitik perasaan yang tertinggal.

"Apa menurut kakak, aku terlihat seperti orang yang mudah disakiti ?"

"Lebih tepatnya, kamu orang yang tidak ingin menyakiti seseorang"

"Kakak tau, kakak orang yang sangat baik" Jaehwan tersenyum manis kemudian kembali menatap lembaran kertas naskahnya.

"Aku baru pertama kali mendengarnya"

"Hah ? Apanya ?"

"Baru kali ini, seseorang menyebutku baik"

"Kalau mereka mengatakan hal yang sebaliknya, itu berarti mereka belum mengenal kakak" Ucap Jaehwan sembari masih fokus pada naskahnya,

"Jae~" Suara Taehyung mengalihkan perhatian Jaehwan.

"Iya kak, kenapa ?"

"Kau tahu..." Taehyung menyunggingkan senyum manisnya, "saat hatimu sudah lebih baik, jangan beritahukan pada siapapun dan bisa kamu memberitahukan aku lebih dulu ?"

Untuk sesaat Jaehwan benar-benar terkejut. Tentu saja, ia baru bertemu pria ini 2 minggu yang lalu, dan sekarang apa Taehyung sedang menyatakan perasaanya pada Jaehwan ?.

Ayolah, itu sangat sulit dipercaya, bagaimana bisa hal ini terjadi. Terlebih Jaehwan belum menghapuskan sepenuhnya perasaan cintanya pada Minhyun.

"Berhenti bercanda kak,"

"Aku tidak bercanda" ucap Taehyung, "mungkin terdengar seperti gombalan, tapi kamu membuat aku ingin menjagamu"

"Tapi kak..."

"Tenang saja, aku gak memaksa untuk Jae suka padaku sekarang juga. Aku hanya mengungkapkan apa yang sedang kurasa ke Jae" Taehyung kembali mengambil lembaran kertas naskah dari tangan Jaehwan, "kamu juga bisa pakai kata-kataku tadi untuk mengganti dialog ini, karena itu kata-kata yang keluar dari hatiku"

Jaehwan tidak berani menerima atau menolak permintaan seniornya itu. Terlalu banyak hal berkecamuk dikepalanya. Cinta itu tidak semudah mengoper bola, butuh waktu untuk menyembuhkan luka dari cinta sebelumnya.

Jadi biarkan waktu memutuskan, apa ia akan terus seperti ini atau menemukan cinta baru yang membuatnya lebih bahagia.
.
.
.
Sedang ditempat lain, Minhyun masih fokus didepan laptop Jaehwan menonton sesuatu yang membuat dadanya sesak. Ong dan Jinyoung masih bermain game online dan tidak memperhatikan apa yang sedang dilakukan Minhyun.
.
.
.

Friendzone (MinHwan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang