Minhyun side's story (2)

168 20 19
                                    

Terkadang kebenaran bisa sangat menyakitkan. Minhyun memaksa dirinya untuk berpura-pura tidak mengetahui apapun.

Minhyun melihatnya menangis dan menangis lagi, tapi yang bisa ia lakukan hanya menutup matanya dari itu. Bersandiwara dengan Seohyun untuk mematahkan hati Jaehwan adalah pilihan terbaik.

Setelah pertemuan mobilisasi, Minhyun memutuskan sandiwaranya dengan Seohyun. Membawa beberapa barangnya dan pergi berlibur bersama seorang senior untuk lari dari masalah.

Namanya Min Yoongi dia adalah senior tahun keempat dari universitas lain. Dia sedang magang bersama 3 teman lainnya, mereka menyewa studio di pesisir pantai. Ia memberi tempat istirahat pada Minhyun untuk beberapa hari disana.

"Hei, kau beneran datang" pria itu cukup terkejut melihat Minhyun.

"Aku frustasi, ayo pergi minum" ucap Minhyun.

"Sialan Minhyun ! Ini studio bukan bar"

"Apa kau punya wanita ?"

"Aku sudah bilang ini bukan bar"

Minhyun menghembuskan nafasnya gusar, "aku masuk sekarang, dimana aku bisa tidur ?"

"Pakai kamarku, aku akan tidur bersama temanku yang lain"

"Baiklah"

Minhyun tinggal disana beberapa hari dan menjadikan para senior sebagai teman minumnya. Tapi ia tidak menceritakan hal yang terjadi padanya.

Hari ini adalah hari kelima Minhyun berada disini dan semua terasa sama. Ada kehampaan.

Meski Yoongi bilang ini adalah studio dan bukan bar, pikirannya berubah dalam seketika. Ia membawa beberapa gadis kedalam studio untuk minum bersama mereka disana.

Bahkan seorang gadis sudah duduk dipangkuan Minhyun. Mereka saling menggoda, sampai akhirnya mereka berciuman. Minhyun menciumnya lembut sama seperti ia mencium gadis lainnya, tapi kenapa...

Kenapa wajah Jaehwan yang muncul dihadapannya...

Ia ingat ciumannya dengan Jaehwan, ia ingat wajah yang penuh air mata itu.

Kenapa ? Kenapa ia tidak bisa melupakannya ?

Minhyun tidak bisa melakukan apapun, ia sudah mendorong gadis itu menjauh. Merundukkan kepalanya dalam. Sepertinya dia sudah sangat mabuk sampai ia menangis seperti ini.

Dunianya tidak berarti tanpa Jaehwan, ini buruk, ini adalah yang terburuk.

"Minhyun, ikut aku" Yoongi sudah memberikan isyarat. Mereka berjalan menuju halaman belakang. Yoongi memberikannya sepuntung rokok.

Ia melihat depulan asap rokok keluar dari mulut Yoongi, entah sudah berapa lama ia memerhatikannya sampai rokoknya juga sudah habis terbakar setengah bagian.

"Kau tidak sedang lari dari masalah kampus kan ?" tanya Yoongi

"..." Minhyun tidak menjawab

"Jangan bilang kau lari kesini karena cuaca ditempatmu panas" Yoongi membuat lelucon yang tidak lucu, kemudian dia diam sebentar dan mulai bicara serius "Minhyun, kalau kau tidak bicara, bagaimana aku bisa memberikanmu nasihat"

"Hah..." Minhyun melemparkan sisa rokoknya ke tepi pantai, "aku punya masalah dengan temanku"

"Apa temanmu mengkhianatimu ?" Oke, Minhyun cukup terkesan dengan Yoongi yang mampu menebak dengan benar.

"Temanku itu... adalah laki-laki"

"Aku juga tahu itu, tidak mungkin kau punya teman perempuan. Kau hanya menganggap mereka sebagai cinta satu malammu saja"

"..."

Yoongi kembali menghisap rokoknya nikmat, tidak ada pembicaraan lebih lanjut, jadi Minhyun mencoba untuk terbuka,

"Apa menurut kakak, aku harus menerimanya walaupun aku tahu dia gay ?"

"Kenapa tidak ? Dia temanmu, bukan ?"

"Tapi sekarang dia mau lebih dari sekedar teman denganku"

Yoongi berhenti merokok dan bersandar di ayunan kayu, "apa yang kau pikirkan tentangnya ? Apa kau tidak menyukainya ? Kau mau lari darinya ? Atau kau..."

"Bukannya aku tidak menyukainya, tapi benar aku mau lari darinya. Terkadang aku berpikir untuk berhenti menjadi temannya, tapi itu sangat sulit"

"..."

"Aku kemari untuk melupakannya, tapi bukannya melupakannya, aku semakin memikirkannya bahkan lebih dari sebelumnya. Aku selalu membayangkan wajahnya. Meski aku bilang ingin menjadi temannya tapi yang kurasakan berlawanan" jawaban Minhyun bukan hitam ataupun putih. Ini adalah jawaban abu-abu.

"Sekarang aku tanya padamu" Yoongi mengambil sepuntung rokok lagi dan membakarnya, "saat kau menonton film, apa yang menjadi kriteriamu ? Ulasan filmnya ? Aktor ? Jalan cerita ? Sutradara ? Atau karena itu pilihanmu ?" ia bertanya kembali dan menghisap rokok dengan nikmat.

"Kalau aku, aku selalu melihat genre filmnya" jawab Minhyun

"Baik, genre apa yang kau suka ?"

"Horor Sci-fi"

"lalu genre apa yang gak kau suka ?"

"Animasi, jika bisa aku tidak akan menontonnya"

"Dulu aku juga sama sepertimu, tapi semakin dewasa, cara pandangmu pada sesuatu akan semakin berubah"

Minhyun mencoba mendengarkan ucapan seniornya itu.

"Mencari pasangan sama halnya dengan menonton film. Kamu menentukan batasan-batasan, apa yang kau suka dan apa yang tidak kau suka. Batasan inilah yang menghalangimu menerima hal lain, padahal belum tentu sesuatu yang tidak kamu suka itu buruk"

Oke. Itu masuk akal. Yoongi terus bicara tanpa menatap Minhyun.

"Tapi kenyataan sangat berbeda dengan menonton film kak. Aku pikir aku tidak bisa menerimanya"

"Kau tidak bisa menerimanya atau memang kau Melarikan diri karena takut dengan pandangan sosial ?"

Minhyun terdiam.

"Cinta yang kau temui setiap hari, tidak dituliskan untukmu sebagai naskah. Kau tidak bisa mengukurnya dengan standar sosial. Bahkan jika kau menyukai pria, kau mungkin menghadapi masalah yang sama saat kau menyukai wanita"

"..."

"Pikirkanlah, kau mau dibicarakan orang-orang karena meniduri banyak wanita atau kau mau dibicarakan karena kau mencintai satu laki-laki dengan sepenuh hati ? Kau hanya akan dinilai dengan kedua skenario itu. Hasilnya akan sangat berbeda, Minhyun~"

"Tapi kak Yoongi, aku..."

"Aku tidak menyuruhmu menyukai laki-laki. Aku mau kau yang ambil keputusan. Jangan pikirkan pendapat orang lain tentang hidupmu, jadilah dewasa !"

"..."

"Jangan terus jadi seorang bajingan"

Orang lain mungkin akan mengatakan hal yang berbeda dengan Yoongi, mungkin mengatakan tindakan Minhyun sudah benar. Tapi kata-kata bajingan yang Yoongi ucapkan pada Minhyun tertancap didalam dadanya.

Friendzone (MinHwan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang