- selalu ada yang pertama untuk segalanya -
fighting ucap Maya sambil mengepal kedua tangannya.
Pilihannya sudah ditetapkan, tidak ada yang bisa mengahalangi keinginannya bahkan Ayahnya sekalipun. Yah beruntung bang Gibran mau biayain sekolah gue.
"May lo ngapain cepet masuk" ajak Alan
"ah, iyaaa" Maya membalasnya dengan ceria.
Hidupnya tak lagi terkekang mimpi, dia berfikir dimana pun sekolahnya sama saja toh pada akhirnya kelulusan hanya menjadi secarik kertas yang memampangkan namanya.
"lu kenapa sih cengar-cengir dari tadi, seneng banget apa bisa satu sekolah sama gue May?" tanya Alan dengan kepedean tingkat tingginya.
"paan sih ge-er banget, ni ngomong-ngomong jurusan gue dimana ya?"
"dari tadi ngapa diem aja, lo gak bisa baca hah, noh di depan ngejebag gede nama jurusannya" jawab Alan.
"gue pergi bye, telepon gue kalo mau pulang" ucapnya sembari memalingkan tubuh dan berlari.
Maya berlari kesana kemari mencari nama jurusan yang dipilihnya. Tanpa sengaja dia menabrak seorang laki-laki seumurannya.
Dug
"eh maaf, loh maya, lu sekolah disini juga?"
"eh, lu bukannya temennya Dion yah"
"iya, lu mau kemana lari-lari?"
"gue nyari jurusan tata boga, tulisannya kehalangan anak cowo gue jadi gak bisa baca gak keliatan"
"hahaha, kasian deh, lu berdiri di depan kakak kelas yang cewe itu" sembari menunjuk seseorang.
"makasih, gue lupa nanya, nama lo siapa?"
"nama gue abian tapi pangilnya bian aja, gue duluan yah may, dahh"
"oh iya dahh"
Sesaat setelah bian pergi seorang wanita menatap tajam kearahnya sorot matanya mengartikan bahwa dia sedang marah. Maya mendatangi orang tersebut dan bertanya.
"um kak, ini jurusan tata boga kan?"
"kamu dari tadi bukannya baris malah ngobrol, siapa itu pacarmu?"
"eh-ah I-itu bukan, saya juga baru kenal kak" ucap Maya gugup.
"cepet baris"
Maya tak pernah membayangkan dirinya akan masuk sekolah kejuruan apalagi memasak, Maya sama sekali tidak bisa memasak hidupnya selama ini sudah enak tak perlu pusing memikirkan urusan perut.
Ini baru awal May, lu bisa!. sekarang adalah kesempatan untuknya melakukan apa yang diinginkannya dan menunjukan kepada orang tuanya bahwa dirinya mampu melakukannya. gak ada lagi tugas-tugas yang numpuk, maya senang untuk pertama kalinya dia melakukan apa yang diinginkannya.
Seorang gadis mencoba menghampiri maya. Dengan ragu-ragu dia bertanya.
"ini jurusan tata boga bukan?"
"iya bener, kamu baris di sebelah aku aja" jawab maya sembari memberikan senyum hangat.
"umm makasih" sambil tertawa kecil ke arah Maya.
"iya sama-sama, nama kamu siapa?" Tanya Maya
"Reka, Reka adiningrum, namamu?"
"ah aku Maya putri ginanjar"
keduanya menjadi sangat akrab, mereka terlarut dalam obrolan, tak khayal mereka beberapa kali di tegur para senior karena berisik.
Hari pertama masa orientasi dan mereka sudah mendapat teguran, keduanya tidak peduli dengan teguran tersebut, sesekali mereka saling berbisik untuk bercerita.
KAMU SEDANG MEMBACA
between us
Romanceseorang gadis dengan reputasi terbaik mengubah mimpi dan hidupnya karena ulah seseorang. dengan keputusan yang dibuatnya apa semuanya akan berubah menjadi lebih baik atau semakin buruk. "entah gue harus bersyukur lo datang dan menghancurkan hidup...