8. yang terlihat

328 243 93
                                    

- Selalu ada kebohongan dalam setiap hubungan -

"woi abang dipangil ibu" teriak Maya sambil membuka pintu rumah Dion, tentu saja Maya tahu tempat persembunyian Gibran.

"bilangin bentar, ini nanggung dek" sahut Gibran

Saat Maya masuk kedalam rumah Dion ada pemandangan aneh yang tidak biasa ia lihat. Seseorang yang tidak pernah ada kehadirannya dirumah Dion.

"loh kok ada Bian" tanya Maya

"ini rumah Dion, ya pasti temennya boleh kesini lah" jawab Alan sembari terus mengotak-ngatik konsol game.

"ya gue tau, tapi gak biasanya lu main ke sini Yan" sambil berjalan kesebelah Alan dan duduk disampingnya.

"gue bosen dirumah May jadi main kesini" balas Bian yang menunggu giliran main.

Maya buru-buru merebut konsol game milik Gibran lalu menendang Gibran sekuat tenaga. Ini cara terakhir buat ngadepin abang.

"aishh, Mayaa" keluh Gibran yang kesakitan karena tersungkur

"ibu manggil elu bang, entar gue yang kena lagi, cepet"

Dengan kesal Gibran berjalan keluar, dia malas bertengkar dengan adiknya yang bahkan tak akan bisa membuatnya menang. Kalo bukan adek dah gue lempar lu.

Maya senang dia bahkan tidak harus menunggu giliran main, padahal sedari tadi Dion dan Bian menunggu salah satu di antara Alan dan Gibran kalah. Ladies first hahaha.

"May lu gak bisa gitu dong, Dion sama Bian aja ngantri"

"hey, hey lu gak tau ungkapan ladies first hah" balas Maya sambil mendonggakkan kepalanya ke arah Alan.

"emangnya lu cewek hah?, lu itu patkai alias b*bi" timpal Alan sambil melotot

"ngajak berantem lu hah, sini lu"
Maya langsung menjambak rambut Alan sekuat-kuatnya, dengan cepat Bian langsung memisahkan keduanya, tapi tidak berhasil. Alan sama sekali tidak bisa membalasnya, dia terus merintih kesakitan.

"May lepasin sakit anji*, pala gue mau copot bangs*t"

"Dion bantuin gue pisahin dua anak ini" ucap Bian yang tidak kuat lagi menahan keduanya.

"males ah, lagian ini dah biasa, gak usah lu bantuin Yan" ucap Dion sambil menggeser layar hanphone-nya

Alan sangat ingin membalasnya, bukannya tidak bisa hanya saja dia malas berurusan dengan Gibran dan semua orang terdekatnya. kalau lu bukan adik si Gibran dah gue habisin May. karena Maya adalah seorang tuan putri itu alasannya, ibunya bahkan sangat menyayangi Maya lebih dari dirinya. Yang ada malah gue yang kena imbasnya entar.

"May udah May" ucap Bian sembari mencoba melepaskan tangan Maya dari kepala temannya itu.

"May itu tante Fika May" ucapa Dion sambil menunjuk ke arah belakang Maya.

"hah mana?, mana?" sontak Maya langsung melepaskan tanganya dari kepala Alan.

Maya tak ingin tente Fika melihat dirinya sedang meyiksa Alan, apalagi tante Fika sudah sangat baik padanya mana mungkin Maya tega meyiksa anaknya. Maaf tante itu gara-gara anak tante nyebelin.

"beres kan?" ucap Dion sambil menatap Bian

Setelah Maya melepaskan tanganya Alan buru-buru berlari kebelakang punggung Dion untuk berlindung. Anj*r rambut gue rontok, dasar b*bi.

"mana gak ada, ngapain lu hah ngumpet dibalik di Dion, sini lu"

"udah May lu udah gede masa masih berantem sih" ucap Bian yang sedari tadi memegangi kedua tangan Maya.

between usTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang