10. honesty

309 206 120
                                    


"cara keduanya apa?"

"Black card milik bang Gibran hahaha, gue tadi ke kamarnya niatnya sih mau minta tolong eh malah liat dompetnya terus gue ambil deh black card-nya hahaha" Jawab Maya lalu tertawa keras "tadaa, this is black card guys" Maya menunjukan kartu kedepan wajah kedua sahabatnya itu.

Serentak mereka bertiga saling bertukar tatap. Mengisyaratkan sesuatu yang hanya mereka pahami.

"tunggu apa lagi ayo" Ajak Alan lalu beranjak dari posisi duduknya.

Senyum merekah diwajah Maya, tak ada yang bisa mengalahkan rasa bahagianya selain berkumpul dengan kedua sahabatnya itu.

"lu bertiga lagi ngapain"

Mereka menghentikan kesenangan mereka dan langsung tertuju pada asal suara tersebut.

"Bian" Ucap ketiganya.

"lu kok bisa masuk sih?" Tanya Maya heran.

"gue tadi denger pada teriak terus pintu depan juga kebuka, ya udah masuk aja gue kira ada apa"

"May lu gak nutup pintu tadi waktu masuk hah" Ucap Dion menatap Maya tajam.

Maya hanya bisa mengulas senyum lebar di bibirnya. Karena tahu Dion akan marah, dia langsung melarikan diri. Dion hanya bisa diam melihat tingkah sahabatnya itu.

"gue balik dulu Yon, lu juga siap-siap cepet" Jawab alan lalu berlari mengikuti Maya

oh dia udah gak ngurung diri lagi. Senyum Bian merekah sesaat setelah Maya pergi tentu saja dia senang, Hampir lebih dari satu minggu wanita yang disukainya itu mengabaikan pesan dan sapaannya.

"gue absen gak latihan dulu deh Yan" Ucap Dion lalu berjalan memasuki kamarnya.

"lu mau pergi kemana Yon? Sama Maya? Gue ikut yah" Jawab Bian antusias.

"serah lu" Balas Dion sambil mengganti bajunya.

Selagi Dion mengganti bajunya, Maya dan Alan sudah menunggunya di depan rumahnya. Lalu beberapa saat kemudian Dion keluar bersama dengan Bian.

"lama banget sih Yon, dah kaya cewek lu dandan" Ucap Maya

"napa lu gak pulang Yan?" Tanya Alan pada Bian

"i-itu gue boleh ikut gak May?" Tanya Bian kembali menggaruk kepala belakangnya.

Maya heran setiap kali dia akan pergi Bian selalu ada, entah kebetulan atau memang sudah takdir. Si Bian suka gue kayaknya, apa gue coba pacarin dia aja yah, biar Sean juga liat kalo gue juga bisa bahagia. Senyum seringai merekah di wajahnya kali ini.

"ayo aja sih kalau lu mau" Balas Maya sambil tersenyum

Mereka berjalan ke arah jalan raya mencari taksi untuk bisa sampai ke tujuannya. Maya mencoba sedang berusaha mengakrabkan diri dengan Bian tentu saja agar rencana tercapai. Kayaknya tebakkan gue bener ni orang suka gue.

"May napa lu ngajak kita sih, gak ngajak si Lia aja Reka atau siapa kek" Tanya Alan membuka pembicaraan, yang tak mau suasananya jadi lebih canggung lagi.

between usTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang