~ Happy reading ~
"Napa balik lagi?" Tanya Dion
"Si Maya gak ada, si Bian juga gak tau kemana" Alan murung karena ia tak bisa mendapatkan makanan seperti yang ia inginkan
"Kantin aja kuy" Ajaknya, seketika semangatnya kembali untuk mengisi perut yang sedari tadi bersuara.
Ia merasa bosan karena terus di dalam kelas, beruntung Alan kembali dan mengajaknya pergi. Mereka berjalan menuju kantin, baru saja kakinya menapakan di katin sudah ada orang yang mengganggunya, dari kejauhan ia bisa mendengar ada yang memangilnya dengan kecang.
"Lu berdua liat Maya kagak?" Tanya Lia ngos-ngosan. Ia berlari dari kelasnya mengelilingi sekolah yang luasnya bukan main.
"Lah elu kan satu kelas napa nanya kita" Balas Alan sembari menaikkan bahunya.
"Gawat, bentar lagi dia ujian dan kita cari-cari gak nemu" Timpal Rika yang sedikit khawatir.
"Belum lagi ini orang-orang yang terus ngomongin si Maya di mana mana, gue yakin dia pasti sembunyi biar orang orang gak liat dia"
"Emang kenapa pake ngomongin Maya?" Dion heran, ia masih tak mengerti situasi seperti apa yang dimaksud oleh kedua teman Maya
Tiba-tiba ponsel Dion berdering keras, membuat orang-orang disekitarnya langsung terintrupsi pada asal suara tersebut. Dion cepat menggangkatnya. Tertera nama si penelepon adalah kakak dari sahabatnya.
"Kenapa bang?"
"Lu liat berita kagak?" Dion tak mengerti berita apa yang di maksud oleh Gibran.
"Gue takut si Maya makin kepikiran" Sambung Gibran.
"Bentar gue check dulu" Balas Dion dan segera mengakhiri panggilan.
Ia langsung mencari berita seperti yang dimaksud oleh Gibran, hingga membuatnya ikut merasa khawatir. Jari-jarinya sibuk mengetik sesuatu di ponselnya, membuat Alan dan yang lainnya terus terpaku pada Dion.
"Apaan sih Yon?" Tanya Alan kepo karena melihat raut wajah Dion yang berubah drastis.
Alan yang merasa tak ada jawaban apapun dari Dion langsung mendekatkan kepalanya kedekat Dion. Ia ikut membaca sebuah artikel yang berada di ponsel.
Dion membacanya dengan seksama, ia tidak tahu dari kapan berita tersebut menyebar secara luas. Pikirannya langsung tertuju pada Maya. ia segera mematikan ponselnya dan mencari Maya. Namun, lagi-lagi langkahnya tertahan karena ada yang memanggilnya, suara yang tak asing lagi di telinga Dion.
"Hoy" Ucap Bian mengudara.
Dion langsung tertuju pada dua orang di depannya, mereka bejalan santai mengahampiri Dion dan yang lainnya. Mulailah Bisikan-bisikan orang disekitarnya pun terdengar, mereka langsung heboh tatkala melihat sosok Maya. Mereka langsung sibuk mengosip kesana kemari tak ingin kehilangan informasi. Bagi mereka menggosip sudah menjadi makanan sehari hari yang tidak mungkin bisa dilewatkan begitu saja.
"Gue baru tau kalo di sekolah ini ada anak sultan" Ucap salah satu murid yang sedang berkumpul dengan teman temannya.
"Tapi udah jatuh miskin hahaha" Balas yang lainnya.
Maya yang sedari tadi terus mendengar ocehan para manusia yang ada di sekolahnya merasa sangat marah, ingin sekali menyumpel mulut orang-orang tersebut. Ia beruntung Bian mau meminjamkan headsetnya, sehingga ia tak perlu lagi mendengar ocehan mereka.
"Lu dari mana" Ucap Lia sembari sedikit memukul pundak Maya. Bagaimana tidak emosi, ia mati matian mencari Maya dan dia malah muncul sendiri di hadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
between us
Romanceseorang gadis dengan reputasi terbaik mengubah mimpi dan hidupnya karena ulah seseorang. dengan keputusan yang dibuatnya apa semuanya akan berubah menjadi lebih baik atau semakin buruk. "entah gue harus bersyukur lo datang dan menghancurkan hidup...