Jangan lupa votenya yah
Terimakasih selalu membaca ceritaku.Kalian boleh komen kok setiap aku melakukan kesalahan biar kedepannya aku bisa memperbaiki.
- maafkan egoku, jika boleh aku ingin menyematkan namamu dihati ini -
Terjadi keheningan di antara Maya dan Bian. Mereka saling melontarkan padangan satu sama lain."kalau gitu lu tau siapa gue dong"
"ya tau lah Maya Putri Ginanjar kan?"
"coba lu liat mata gue sini, selain itu apa lagi yang lu tau" Maya hanya berharap Bian tidaklah sama seperti beberapa pria yang ditemuinya, jika iya Maya ingin mengurungkan niatnya untuk menjadikan Bian pacar.
Gila dia suruh gue liat mukanya? Mana bisa anjir, ni jantung dari tadi dah dugem gini lagi. Entah itu pertanyaan atau pernyataan yang di lontarkan Maya selalu saja berhasil membuatnya jadi salah tingkah. Bian buru-buru menatap mata Maya meski sesekali dia melepaskan pandangannya.
"emang gue salah jawab May"
"gak gitu, bener sih tapi ada yang lu tau lagi dari gue gak?"
"bukannya tadi gue bilang yah Maya Putri Ginanjar, bukannya itu udah cukup buat jelasin kalau elu tuh anak yang punya CA corp, Ginanjar Pratama kan?" Bian terkekeh kecil lalu melanjutkan ucapannya "Apa gue juga perlu bilang kalau lu itu kaya banget sampe uang lu gak abis-abis"
"ah iya lu bener, pasti orang langsung tau dari nama belakang gue" Sungguh Maya malu sekali, bagaimana bisa dirinya meminta penjelasan yang menurutnya saja itu sudah pasti. Ah bodo amat dah "kalau gitu, lu suka sama gue?" Tanya Maya sembari bertopang dagu lalu tersenyum ke arah Bian.
Saat Bian mendengar apa yang dilontarkan oleh Maya matanya langsung membelalak, dia tertawa terbahak-bahak untuk menutupi keterkejutannya itu. Sejujurnya dia tidak menyangka Maya bisa mengetahuinya. Dia baru menyadari bahwa dirinya selama ini terlalu terang-terangan mengungkapkan rasa sukanya itu. May, May makin suka gue liatnya
"kenapa lu ketawa hah, is my question wrong?" Ucap Maya sambil mengerenyitkan dahinya.
"dibilang salah sih enggak, cuman lucu aja kayaknya lu terlalu ke ge-eran sih bilang gue suka lu, bisa lu jelasin di bagian mana yang memperlihatkan kalau gue tuh suka sama lu?" Jawab Bian mengikuti gaya yang Maya tunjukan padanya, tersenyum dan menompang dagu seperti orang yang meminta pernyataan.
Apa gue salah ngira yah. Maya malu, sungguh malu dua kali lipat dari sebelumnya, bagaimana dia bisa mengatakannya seberani itu. Tapi sikapnya selama ini ke gue, maksudnya apa dong. Maya sangat ingin mengubur dirinyaa saat ini, malu sekali rasanya menghadapi orang didepannya ini.
Tanpa sempat menjawab pertanyaan Bian, Dion tiba-tiba saja langsung duduk di sebalah Maya tanpa mengatakan apa-apa dan kembali membuka layar ponselnya.
"paan sih Yon kaget tau, tiba-tiba datang gitu"
"gue kesini tapi makanannya belum nyampe, tau gitu gue lama-lamain aja tadi."
"udah tuh mbanya lagi jalan kesini gak sabaran banget sih, kek gak dikasih makan berbulan-bulan aja sih"
"oh iya udah ini kita kemana yah, coba kita chat si Alan deh"
Maya menggetik pesan dengan penuh emosi lalu dia buru buru melihat ke tempat Alan berada. "hpnya di silent lagi dasar kampr*t" Maya langsung melempar ponselnya ke meja makan."ribet banget sih tinggal teriak juga, cepet pangil suruh sini" Balas Dion sambil menyantap makanannya
"woi Alan, Lan" Teriak Maya tapi Alan masih tidak menggubrisnya "dia pura-pura gak denger atau emang tuli beneran sih"
KAMU SEDANG MEMBACA
between us
Romanceseorang gadis dengan reputasi terbaik mengubah mimpi dan hidupnya karena ulah seseorang. dengan keputusan yang dibuatnya apa semuanya akan berubah menjadi lebih baik atau semakin buruk. "entah gue harus bersyukur lo datang dan menghancurkan hidup...