1. kelulusan

497 284 191
                                    

-percuma saja aku melawan perasaanku kalau kamu saja masih berkeliaran disekitarku-

Hari kelulusan
Hari yang paling dinanti nanti seluruh pelajar, menyelesaikan masa-masa biru putih dan melaju ke tingkat yang lebih tinggi, meninggalkan masa anak-anak dan mulai berfikir layaknya remaja.

Sama hal nya dengan Maya dirinya sangat bahagia ketika dinyatakan lulus, tapi ada hal yang membuatnya enggan keluar menginjakan kaki dari sekolah yang sudah membersarkan dirinya.

“Mayaaaa”

Maya putri ginanjar anak dari Ginanjar pratama, gadis cantik dengan segudang bakat, dia memiliki reputasi yang berpengaruh disekolahnya, tak khayal dirinya selalu menjadi juara umum sekolah selama tiga tahun berturut turut.

“Mayaaa”

seorang gadis seusianya memanggil dengan suara yang lantang sembari melambaikan tangan.

“Rikaa, jangan lari nanti jatuh”

Tak lama setelah Maya berteriak Rika terjatuh, bukan tanpa alasan dia terjatuh karena high heels yang di pakainya lumayan tinggi.

-bruuukkk-
“aahhh sakit May”

“yah lagian kenapa pake lari-lari segala sih”

“tadi aku liat Sean May, pake jas ganteng banget kalo tadi kamu liat pasti teriak juga, kamu gak bakal nyapa dia May?”

“aku takut kalau ketemu aku makin gak bisa lupain dia Rik”

“apaan sih lebay banget dah, liat sekarang atau enggak nyesel selamanya, kamu gak tau yah dia bakalan pindah sekolah ke bali?”

“aku tau, Sean pernah cerita”

Tiba tiba ada suara laki laki berteriak dari arah belakangnya siapa lagi kalau bukan sean cinta pertama maya.

“Mayaaa” teriak Sean sambil berlari kecil.
  
Tanpa pikir panjang Maya langsung pergi menjauh dari Rika dan berlari tanpa arah seperti sedang dikerjar anjing.

“Rika kenapa si Maya malah lari?”

“eh ah eum itu, itu dia bilang kebelet jadi lari deh”

“loh bukannya wc putri desebelah sana” menunjukan arah sebaliknya dari tempat maya berlari

“hahaha mungkin dia lupa saking kebeletnya” ketawa canggung

“ya udah Rik aku kejar dia dulu yah kasian”

Akhirnya Maya berhasil sembunyi sebuah kelas kosong, dia tidak tahu kelas siapa dia masuk tanpa melihat kesana kemari.

“duh kapan beresnya nih acara, dari tadi lari lari dah kaya maraton gini cape”

Maya telah memantapkan hatinya dan berusaha untuk melupakan cinta pertamanya itu, baginya berhadapan langsung dengan sean hanya membuatnya kembali berharap untuk menyukainya.

“lagi ngapain disini?”

Lagi-lagi suara laki-laki berhasil membuyarkan lamunannya.

“aahh” teriak maya.

“kenapa hey, gue Alan coi” Alan menggangkat kedua tanggannya

“ah kaget gue kira Sean tadi, lagian lu ngapain kesini lan bukan harus ada di lapangan?” ttanya Maya

“lah lu sendiri ngapain May disini, pasti sama sama males ke lapang kan” gubris alan

“hallo May” sapa Dion dengan senyum hangat yang menggembang diwajah tampannya.

“eh Dion juga, emang yah lu berdua gak bisa dipisah dari orok yah”

“yang ada tuh si Dion ngikutin mulu tauu”

Tiba tiba ada suara langkah kaki dari arah lorong. Soantak membuat tiga sekawan itu ketakutan.

“ahh sutt jangan berisik kayanya itu guru yang lagi ngecek deh”

“lu yang bersik may si Dion dari tadi diem tau”

Suara langkah kaki yang membuat tiga sekawan itu ketakutan, tapi di luar dugaan ternyata suara langkah tersebut bukanlah seorang guru melainkan Sean.

“Maya, lagi pada ngapain disitu bertiga?”

“eh Sean, enggak kita cuman lagi ngobrol aja hahaha” ketawa canggung

“aku panggil kamu tadi kok lari, kamu dipanggil naik ke atas panggung tadi”

“adu du duh si patkai juara umum lagi yah” timpal Alan

“diem” tatap Maya tajam

“ayo May cepet keburu dipanggil lagi, kalian juga berdua cepet kelapangan sebelum ketauan guru”

Sean mengikuti Maya dari belakang dengan sedikit larian kecil dia menyusul maya berusaha untuk mengimbangi langkahnya.

“bukannya tadi kamu kebelet May” tanya Sean heran.

“hah kebelet apaan engga kok” Jawab Maya, dia sama bingungnya alasan apa Sean menuduhnya kebelet.

“terus tadi lari kenapa?”

“eh ah itu ngejar si Alan”

“May ngomong ngomong kamu cantik pake baju gitu” senyum manis berhasil keluar dari wajah Sean.

“eh iya makasih Sean” jawab maya gugup, seketika detak jatung Maya berdegup kencang perkataan Sean membuatnya lupa dengan tujuan awalnya untuk melupakannya.

“Maya putri ginanjar dipersilahkan naik ke atas panggung”

Maya menerima penghargaan kelulusan dengan menjadi juara umum, dirinya masuk kedalam urututan ke dua dari tiga nilai terbaik satu sekolah.

Dia cukup bangga dengan hasil yang didapatnya, penghargaan tersebut menjadi akhir dari acara perpisahan sekolah juga perpisahan dirinya dengan cinta pertamanya.

“selamat May, and see you again”

-aku berharap aku tak lagi bertemu kamu besok ataupun nanti-

between usTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang