5

621 189 80
                                    

"Hay Wandaaa, lagi ngapain??" Suara itu dari speaker ponsel gue yang lagi menghubungkan video call dengan Bekti di Indonesia.

Wanda di belakang gue melabai-lambaikan tangan. "Lagi jalan nih sama suami."

Harusnya sih gue udah terbiasa dengan kalimat ini. Gue udah sering dipanggil suami sama Wanda. Tapi ini pertama kalinya dia mengenalkan gue sebagai suami di depan anak-anak kantor.

"Wooooo Wanda asik lah. Tuh Ris jangan sampe lolos. Seneng kan lo jadi suaminya Wanda di India."

Sejujurnya gue bukan senang. Tapi gue sedang menjemput kematian di sini. "Apaan sih lo. Apa lo tumben nge-VeCe gue. Minta oleh-oleh ya lo?!"

Bekti masih cekikikan di layar ponsel. "Sok jutek padahal gue bisa liat idung lo kembang kempis. Hahahaha."

Gue auto megang hidung gue. Apa benar yang dikatakan Bekti kalau hidung gue kembang kempis? Tapi bukannya menemukan jawaban, gue mendengar Bekti semakin terbahak.

"Woy elah serius amat. Canda doang. Segala dipegang idung lo. Beneran senang kan lo jalan sama Wanda berduaan."

Bekti berisik. Gue benar-benar nggak tahan dengan mulut comelnya dia. Tapi rasanya juga nggak sopan kalau gue mematikannya begitu aja.

Gue menjauh dari Wanda biar bisa ngobrol lebih tenang dengan Bekti. Aslinya sih gue nggak mau kalau ke-gap senang jalan sama dia di negara entah berantah ini.

"Nggak mau balik ya lo?" Bekti sumpah deh mulutnya kayak cewek. Gue jadi aneh kenapa Mbak Teya yang se-cool itu mau sama Bekti yang comel gini.

"Berisik, lo. Apaan deh vece gue. Kaya pacar aja!" Emang tumben banget sih, si Bekti video call gue. Biasanya dia cuma kirim chat, kasih list barang apa aja yang dia titip kalau gue lagi di luar.

Dia ketawa basi, "Lo nggak nikah beneran kan sama Wanda di sana."

Ini gue curiga. Kenapa sih, apapun yang berkaitan dengan Wanda semuanya berubah menjadi absurd. Bahkan Bekti sekalipun. Ya harusnya nggak aneh, karena di hidup gue cuma ada Bekti dan Wanda yang hidupnya buat kepala gue geleng-geleng.

"Heh, kalau ngomong mikir dulu. Segala ditanya nikah."

Dia ketawa lagi. Ini gue jadi bingung, kayaknya ada yang terjadi sepergi gue sama Wanda ke India. 

"Gue bukan tanpa alasan ya bilang gini. Jennie bilang Wanda update instagram. Captionnya," Bekti berhenti sejenak, terlihat dia membaca caption di layar ponsel. "Photonya cantik, soalnya ada akunya. Tapi yang moto juga ganteng ehe ehe ehe."

Sumpah sih, itu Bekti bilang ehe ehe ehe itu beneran dibaca bukan ketawa. Jadi gue yang ketawa lihat dia baca caption orang.

"Ini lo nggak jadian kan sama Wanda?" Kali ini dia serius.

Maunya sih balik ke Indonesia udah jadi. Tapi ya gue bingung. Anak ini kan banyak bercandanya. Takutnya pas gue serius justru dianggap bercanda. Belum lagi kalau dia nolak. Hah udah lah.

"Kagak lah, apaan deh. Bercanda doang dia." Sakit banget ini gue ngomong gini.

Terus dia ketawa lagi. "Kasian banget muka lo. Tapi senang lah ya, abis bilang jalan-jalan sama Wanda."

Dia nggak tahu aja sense travelling Wanda kaya apa. Gue mau deh ke India lagi, bareng Bekti sama Wanda. Biar si Bekti ngerasain gimana Wanda kalau lagi mode jalan-jalan.

"Udahlah lo vece gue cuma nanya gitu. Nggak jelas banget."

"Gininih korban PHP. Suka badmood langsung hahaha."

Tidak Ada Jam KerjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang