6. Laki-laki Misterius

470 42 3
                                    

Chapter 6

Laki-laki Misterius

Para siswa maupun siswi dengan cepat berhambur keluar kelas untuk pulang ke rumahnya masing masing.

Ya kini sudah waktunya untuk pulangan, Lia Stella dan juga Alen sudah bersiap dan memasukan semua peralatan belajar mereka kedalam tas.

Stella dan Alen beranjak berdiri dan berjalan keluar kelas begitupun juga dengan Lia yang berjalan di belakang Alen dan Stella.

Revin sendiri yang melihat Lia berniat Keluar kelas pun dengan cepat menghampirinya, ia hanya berniat untuk mengajak Lia pulang bersama.

"Lia," panggil Revin kala ia sudah berada di samping Lia.

Lia menghentikan langkah nya, ia melirik Revin dengan malas.

"Ya?" Tanya nya dengan malas.

"Em mau pulang barengan?" Tanya Revin sedikit pelan.

Lia menaikan sebelah alis nya, lalu melihat sekeliling nya yang dimana di dalam kelas itu hanya ada dirinya, Revin dan teman sebangku nya yang Sedari tadi hanya diam sembari memperhatikan nya dengan Revin.

Lia sedikit tersenyum pada Revin sembari berkata, "terimakasih, aku bisa pulang sendiri kok."

Sebenarnya Lia sangat terpaksa melakukan itu, Tapi mau bagaimana lagi, menurutnya tatapan Arkha itu sangatlah menyebalkan.

Setelahnya Lia langsung melenggang pergi tanpa menunggu balasan dari Revin.

Lia berjalan menyusul Stella dan Alen yang ternyata mereka masih berjalan di koridor sekolah nya.

"Hey Lia, apa kau sedang belajar menjadi siput?" Sindir Stella kala melihat Lia sudah berada di sampingnya.

"Dasar tidak sadar diri," Gumam Lia.

"Dibanding Lia, bukankah kau lebih lambat," Ucapan Alen berhasil membuat Lia terkekeh dengan pelan.

Stella menatap Alen dengan tajam, "dasar menyebalkan," sinis nya.

"Sudah lah, mau sampai kapan kalian terus bertengkar?" Tanya Lia sedikit frustasi.

"Biarpun kau memohon mohon padaku, jangan harap aku akan bersikap baik padanya," ucap Stella sembari menatap sinis Alen.

Lia menggidikan bahunya, "Hem, terserah."

Setelahnya, Lia berjalan meninggalkan Stella dan Alen yang saling melemparkan tatapan sinis mereka masing masing.

•••

Lia mengurungkan niatnya yang hendak membuka pintu balkon kamarnya.

Ia menatap keluar, tepatnya di sebrang rumah nya, ia melihat sesosok laki-laki dengan hoddie berwarna hitam yang tengah memperhatikan ke rumah nya.

Dan sekarang laki laki itu menatap ke arah nya, ah tidak, kaca pintu balkon kamarnya terbuat dari kaca berjenis Stopsol, jadi tidak mungkin laki laki itu bisa melihatnya dari luar.

Lia menggidikan bahunya dengan acuh, mungkin saja laki laki itu hanya terpana dengan desain rumah ini, pikir nya.

Lia membuka pintu balkon kamarnya tanpa memperdulikan laki laki itu, seusai membuka jendela nya, Lia kembali beralih menatap laki laki itu yang sudah melangkah dengan tergesa-gesa dan semakin menjauh.

Lagi lagi Lia menggidikan bahunya, lalu duduk di atas kursi yang memang tersedia di sana sembari menikmati udara.

Lia membuka laptop nya yang tadi sempat ia bawa, lalu menelpon seseorang.

ATHALIA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang