Gue terbangun karena suara grasak-grusuk di kamar. Terdengar suara pintu lemari yang dibuka-tutup berulang kali. Mungkin Mas Chanyeol yang sedang bersiap ke kantor tapi ga deh kayaknya, feeling gue sih ini belum pagi ya karena sepertinya gue baru tidur bentar. Mendengar suara grasak-grusuk tak kunjung reda, mau ga mau gue bangun dan tadaaaa, kamar gue dan Mas Chanyeol sudah seperti kapal pecah. Baju dan barang lainnya berserakan di lantai ditambah ada koper pula. Mau kemana suami gue? Apakah dia akan meninggalkan gue? Oh no!!
"Mas, kamu mau minggat?" gue bertanya sambil menghampiri Mas Chanyeol.
"Hah? Ngga."
"Terus ngapain ini diberantakin semua, trus itu koper buat apa?"
"Aku lupa, Na. Aku harus ke Bangkok gantiin papa mau ketemu investor sama sekalian ada conference juga."
"Kapan?" gue nanya lagi sambil ikut bantuin karena yang gue perhatiin daritadi bukannya packing rapi malah makin berantakan.
"Besok."
"Ini udah jam 1 pagi, Mas. Besok yang kamu maksud itu hari ini, dong?" lanjut gue sambil memilih-milih pakaian dan barang-barang yang kira-kira dibutuhkan Mas Chanyeol nantinya.
"Ya, hari ini."
"Ck. Ya udah deh kamu minggir sana biar aku yang selesein, kalo kamu kayaknya sampai tahun depan juga ga selesai ini," seperti biasa gue ngomel.
"Atau kamu tidur aja deh, belum tidur kan dari tadi. Besok pesawat jam berapa? Kalo pagi habis kamu," lanjut gue. Kesel ga sih berada di situasi begini. Dia mau pergi bukannya bilang lebih awal, kan gue sebagai istri bisa bantuin. Tapi ini malah mau usaha sendiri. Kalo bisa sih ga apa-apa ya, kalo kayak sekarang nih kan bikin kesel jadinya. Kapan mau istirahatnya coba. Guys, mau saran aja nih ya, kalo kita kesulitan jangan sungkan minta bantuan deh apalagi ke orang terdekat.
"Ada di hp aku itu di sebelah kamu. Tolong liatin whatsapp dari Kai, tadi dia ingetin sekalian attach tiket, makanya aku inget."
Kai itu sekretarisnya Mas Chanyeol. Untung di-remind kan, coba kalo ga, bisa ngamuk papa mertua akibat keteledoran anaknya sendiri. Gue buka hp-nya Mas Chanyeol dan agak kaget setelah melihat jadwal penerbangan suami gue.
"Lah, ini kamu pagi banget. Jam setengah tujuh udah take off. Duh, tidur deh sekarang. Lumayan beberapa jam," saran gue.
"Ngga deh nanti ga bangun," bantah Mas Chanyeol.
"Ya kan ada aku. Nanti aku bangunin. Kamu kebiasaan apa-apa sok bisa sendiri padahal ada aku yang bisa bantuin kamu. Kalo ga bisa ya ngomong dong, Mas. Ini tadi kalo aku ga kebangun, kamu mau packing sampai jam berapa?"
"Kamu udah tidur nyenyak banget, ga enak bangunin. Tadinya kirain bisa sendiri tapi susah ternyata," bela Mas Chanyeol.
"Kamu kalo lagi pengen juga bangunin aku," gue ucapkan dengan suara yang sangat pelan.
"Apa?" sial kedengeran sama pangeran.
"Ga apa-apa. Jadi ini udah ya? Ke conference kamu pakai batik aja kan?" tanya gue mengalihkan pembicaraan. Bisa bahaya kalo Mas Chanyeol minta jatah sekarang. Semua bakalan terbengkalai. Hehe.
"Iya, lengan panjang ya. Sama setelan formal buat meeting dengan investor."
"Iyalah masa lengan pendek emang kamu guru? Berapa hari sih disana? Trus aku ditinggal gitu?" tiba-tiba gue kepikiran nasib gue kalo Mas Chanyeol pergi business trip gini. Ya udah sering sih tapi tetep aja perasaan gue campur aduk kalo dia pergi.
"Mungkin empat atau lima hari. Kamu ke rumah mama aja ya," saran Mas Chanyeol. Bentar, dia mulangin gue ke rumah orang tua gue apa gimana ini? Perasaan gue ga ada salah deh. Selalu menunaikan kewajiban gue sebagai istri. Sambil menutup koper yang sudah selesai di-pack, gue menatap Mas Chanyeol dengan tatapan sinis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Us (Chanyeol x Yoona)
General FictionDaily life of Yoona after marrying Chanyeol. Sisanya langsung check it out..