Author POV
Yoona terbangun pukul 02.00 dini hari. Ia melihat ke sekeliling kamar, tidak ada tanda-tanda suaminya pulang. Padahal, di chat tadi pagi, suaminya berjanji akan tiba di Jakarta malam tadi. Ia menunggu hingga ketiduran. Sambil menghela nafas, merasa haus, ia lalu beranjak menuju dapur untuk segera melegakan tenggorokannya. Yoona nyaris terjungkal ketika mendapati suaminya terbaring meringkuk di sofa dengan masih memakai setelan rapi. Tidak cukup hanya dengan itu, Yoona dibuat kaget lagi melihat meja yang penuh dengan snack yang dan bungkus makanan yang berserakan. Sepertinya tadi suaminya kelaparan dan tidak menemukan makanan berat di kulkas. Sudah jelas Yoona tidak menyiapkan makan malam karena ia yakin suaminya pasti sudah makan di luar.
"Mas, Mas Chanyeol," Yoona membangunkan suaminya. Tak kunjung ada pergerakan, ia pun mulai menepuk-nepuk bahu Chanyeol agar segera bangun.
Chanyeol hanya menjawab dengan gumaman yang tidak jelas.
"Bangun yuk, pindah ke kamar aja. Ga nyaman banget ini kamu tidur di sini."
"Kalo pindah nanti jadi ga ngantuk. Kamu mau tanggung-jawab?"
Yoona mengerutkan kening karena tidak paham dengan perkataan suaminya. Tidak akan berhasil jika hanya membangunkan lewat suara, Yoona pun mencoba menarik tangan suaminya, "Ga, ayo pindah sekarang, sakit ntar punggung kamu. Lagian kenapa ga masuk kamar sih?"
"Pintunya dikunci." Dengan setengah hati, Chanyeol pun menurut untuk segera berjalan menuju kamar. Sementara Yoona hanya diam sedikit merasa bersalah telah membuat suaminya tidur di sofa. Setiap kali Yoona sendiri, ia memang selalu mengunci pintu kamar karena ketakutan akan hal-hal yang tidak diinginkan.
Sesampainya di kamar, bukannya melanjutkan tidurnya, Chanyeol malah mandi karena merasa badannya lengket. Wajar, terakhir ia mandi tadi pagi. Yoona sudah mencoba melarang, karena tidak baik mandi dini hari begini, tapi yang namanya Chanyeol Reinhard sangat sulit untuk diatur. Lima belas menit berlalu, Chanyeol keluar dengan hanya mengenakan handuk yang melingkar di pinggangnya. Dengan gugup, Yoona menyerahkan piyama ke suaminya. Sudah enam bulanan menikah dengan Chanyeol, masih saja terlihat gugup jika dihadapkan dengan situasi seperti ini.
Selesai ganti baju, Chanyeol menyusul Yoona yang sudah terlebih dahulu berbaring di kasur. Tidak berniat untuk melanjutkan tidurnya, Ia malah mengambil ponsel dan bersiap untuk bermain game.
"Ga ada ya main-main game. Tidur, Mas. Astagaa," Yoona tidak habis pikir dengan kelakuan suaminya.
"Kamu ya, baru pulang bukannya peluk atau cium aku, malah main game. Ga kangen sama sekali ya?"
"Kangen."
"Terus?"
"Kan udah ketemu."
Bukan itu jawaban yang Yoona inginkan. Ia berharap Chanyeol pulang, memeluk dan menciumnya. Merasa kesal dengan jawaban sang suami, Yoona pun membalikkan badan memunggungi Chanyeol. 'Bodo amat, emang ga bisa diharepin,' batin Yoona.
Sadar dengan pergerakan istrinya, Chanyeol meletakkan ponsel di nakas, dan kemudian memeluk sang istri dari belakang. Ia membenamkan kepalanya ke ceruk leher Yoona, yang selalu bisa membuat Chanyeol terbuai.
"Aku beneran kangen, Na. Disana aku juga susah tidur, suka kepikiran kamu." Mendengar pengakuan suaminya, Yoona lalu membalikkan badan dan membalas pelukan suaminya. Tak dapat dipungkiri, ia juga sangat merindukan suaminya yang terkadang menyebalkan itu. Yoona tau, pengakuan suaminya barusan diucapkan dengan susah payah karena Chanyeol bukanlah tipe suami yang dengan gampang dan dapat secara gamblang mengakui apa yang ia rasakan. Chanyeol lebih sering mengungkapkan dengan tindakan. Padahal, Yoona terkadang berharap suaminya mengeluarkan gombalan-gombalan manis dari bibir tebalnya seperi anak jaman now.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Us (Chanyeol x Yoona)
General FictionDaily life of Yoona after marrying Chanyeol. Sisanya langsung check it out..