Chanyeol POV
Semenjak menikah, business trip adalah hal yang paling ingin gue hindarin, karena gue harus meninggalkan Yoona sendiri. Berbeda ketika gue masih hidup sendiri, ke luar kota atau ke luar negeri tidak menjadi masalah. Bahkan gue cenderung suka bepergian begitu. Selain karena gue akan menemukan banyak hal baru, gue juga mendapat banyak pelajaran yang baru. Gue tau, setiap kali gue pergi, Yoona akan merasa sedih, kesepian, dan bosan. Apalagi dengan sifatnya yang ga bisa diem, maunya ngomong terus, dan berisik, ditinggal sendiri begitu mungkin jadi penyiksaan baginya. Tapi mau bagaimana, ini sudah menjadi tanggung jawab gue, sebagai anak sulung dan orang yang dipercaya Papa. Gue ga bisa menghindar dan harus selalu berusaha untuk menjaga kepercayaan Papa. Gue bersyukur banget, meskipun Yoona sedih dan ga ingin gue pergi, tapi dia selalu menerima, selalu mendukung, dan yang paling penting, selalu mempersiapkan segala kebutuhan gue. Meski terkadang gue diomelin karena kesalahan kecil yang gue lakukan. Terkadang gue merasa menjadi suami yang paling jahat ketika gue ga selalu bisa komunikasi via whatsapp, ga bisa sering telfon dan selalu membuat Yoona uring-uringan. Bukan tanpa alasan gue melakukannya, lagi-lagi karna kesibukan yang gak bisa gue hindarin. Setiap kali melakukan perjalanan dinas, gue selalu memberi instruksi kepada sekretaris gue untuk membuat jadwal sepadat mungkin. Karena semakin padat jadwal gue, semakin cepat gue bisa pulang ke Jakarta. Sejujurnya gue ga punya pilihan akan kesibukan gue sekrang ini. Kalo gue menolak, gue kasian sama Papa yang tidak lagi muda dan tentu saja sudah tidak mampu untuk perjalanan dinas. Selain itu, tanggung jawab gue bukan hanya diri sendiri. Sekarang gue punya Yoona. Gue mau memberikan Yoona yang terbaik dan ga mau dia kekurangan apapun. Jangan sampai udah gue kurang perhatian, gue juga kurang mencukupinya secara materi. Bisa ngamuk Papa mertua. Belum lagi gue harus mempersiapkan cadangan dana, kalo Tuhan memberikan gue dan Yoona kepercayaan untuk jadi orang tua.
Sebelum gue mengenal lebih dan memutuskan untuk setuju dengan perjodohan gue dengan Yoona, gue ga pernah menjalin hubungan serius dengan perempuan lain. Pernah deket dengan beberapa perempuan, namun membayangkan untuk hidup bersama, share everything until we die, jujur gue ga siap. Gue yang ga siap atau karna gue emang ga mau. Tapi kehadiran Yoona memutarbalikkan prinsip gue. Sudah tau Yoona dari dia masih kecil karena orang tua kita emang sudah berteman dalam kurun waktu yang lama. Gue sering ketemu Yoona ketika orang tua kita saling mengunjungi satu sama lain. Soal kedekatan dengan Yoona, gue kalah telak dari Sehun. Udah ga bisa keitung harus keluar malem-malem hanya karena Yoona minta dibeliin makanan. Sedeket itu mereka. Mungkin karena seumuran dan temenan dari jaman mereka masih kecil. Dan setau gue, dulu Yoona suka sama Sehun, tapi Sehun ga mau karena males sama Yoona yang berisik, tukang ngatur dan bawel. Gue harus bersyukur atas keputusan Sehun tersebut. Sementara itu, gue sangat jarang berinteraksi dengan Yoona karena gue ga tau harus bersikap seperti apa dihadapannya. Ada suatu hal yang bikin gue tertarik dengannya. Sifatnya yang apa adanya dan supel, membuat Yoona menjadi spesial di hati gue. Tentu saja gue menjadi orang paling bahagia ketika orang tua gue menjodohkan kami berdua. Gue ga perlu susah-susah untuk mencari cara mendapatkannya karena gue sadar gue payah dengan urusan perempuan. Dengan perjodohan, semua akan menjadi lebih mudah karena baik gue maupun dia ga kuasa menolak arahan orang tua kita. Tuhan emang baik dan sepertinya kami memang berjodoh karena sampe sekarang pernikahan kami baik-baik saja dan tidak stuck seperti yang gue takutkan. Gue berterimakasih, ini karena Yoona yang selalu mencoba menyepedankan gue yang kaku, cuek, dan lempeng ini. Tentu saja gue berniat untuk mengubah sifat gue tapi sangat sulit rasanya. Anyway, jika gue ceritakan lebih lagi, sepertinya akan sangat panjang, takut diamuk oleh yang punya lapak ini. Gue janji nanti akan minta part lagi untuk melihat pernikahan kami dari sisi gue.
Sabtu ini, Yoona berulang tahun yang ke 26. Seumur hidup gue, ga pernah gue menyiapkan pesta ulang tahun, atau memberi kejutan kepada orang lain, selain orang tua gue. Ke orang tua gue pun, paling mentok gue pegangin kue ulang tahun doang, sisanya Sehun dan Joy yang ngurusin, gue hanya banyak menyumbang dana. Gue ga tau harus berbuat apa ke Yoona kali ini. Di ulang tahun sebelumnya, gue jadi orang yang paling jahat karena ga ngucapin langsung ke Yoona dan parahnya lagi, gue ga beli hadiah untuk Yoona. Pertama karena gue ga tau bahwa memberi hadiah adalah kewajiban ke pacar ketika ulang tahun. Kedua, gue bingung kasi apa ke Yoona. Maklum, gue minim pengalaman.
![](https://img.wattpad.com/cover/224958503-288-k350953.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Us (Chanyeol x Yoona)
General FictionDaily life of Yoona after marrying Chanyeol. Sisanya langsung check it out..