Part 19 -

1K 154 45
                                    

"Na, Yoona..." Entah apa yang ada di pikiran Mas Chanyeol sampe tega ngebangunin gue tengah malem gini. Seinget gue, gue baru tidur bentar deh dan ga ada sesuatu yang urgent harus dilakukan saat ini juga. Gue diemin aja. Biarin, paling bentar lagi Mas Chanyeol menyerah dan membiarkan gue tidur dengan damai. Soalnya nih, kalau gue bangun nanti susah lagi untuk bisa tidur sementara kan gue harus bangun pagi buat nyiapin segala kebutuhan Mas Chanyeol.

"Yoona, bangun, Na!" Bukannya menyerah seperti harapa gue, Mas Chanyeol malah makin kenceng guncangin badan gue agar segera bangun.

Mau ga mau gue bangun karena kalo gue biarin lagi yang ada badan gue cape diguncang-guncang gini. Gue membuka mata sambil mendecak. "Apasih, Mas?"

"Nih, happy first wedding anniversary, Na." Kata Mas Chanyeol sambil menyodorkan cake berukuran kecil ke arah gue, lengkap dengan lilin angka 1 yang menyala. Dia pikir lagi ulang tahun kali ya.

"Emang hari ini?" Sejujurnya gue lupa, gue pikir masih besok. 

"Iya. Sekarang udah jam 12 malam lewat lima menit. Udah ganti hari. Aku ucapkan paling pertama."

Kekesalan gue langsung lenyap gitu aja diganti dengan gelak tawa. Lucu aja rasanya melihat kepolosan suami gue. Emang sih kemarin saat ulang tahun gue, maunya Mas Chanyeol yang ucapin yang pertama tapi gue ga berharap sih hal begitu diaplikasikan ke anniversary juga.

"Bunganya mana?"

Mas Chanyeol menggaruk kepalanya. "Belum beli, tadi ga sempat. Aku pikir ga harus pake bunga." Tuh kan polos banget, mungkin Mas Chanyeol merasa segala sesuatu itu harus ada aturan jelas ya, jadi tau apa yang harus dia lakukan. Ga pake maluri dan perasaan!

"Biar romantis. Masa kamu cake doang ini kayak kasi surprise ke temen."

"Aku ga tau. Besok aku beli."

"Hahaha ga usah, Mas. Ga apa apa, ini aja udah. Makasih banyak ya. Aku pikir kamu ga ingat. Yuk kita tiup lilinnya bareng. Wish kamu apa di ulang tahun pernikahan kita yang pertama ini?"

Mas Chanyeol tampak bingung. "Kamu duluan, Na."

"Gak mau, nanti kamu ngikutin wishnya aku."

Mas Chanyeol tampak berbikir lalu mengucapkan harapannya sambil menutup mata. "Semoga kedepannya semakin baik, sehat-sehat, bahagia, rejeki lancar dan semoga tahun ini Yoona jadi Mami, aku jadi Papi dan selalu sabar sama aku." Lalu Mas Chanyeol membuka matanya dan tampak mukanya mulai merah. Kenapa sih harus malu cuma ngucapin gitu doang. 

"Amin. Makin sayang gak sama aku?"

"Iya. Skarang kamu, Na."

"Semoga kita berdua saling menyayangi, saling menjaga dan melengkapi. Jangan berhenti ya sayang sama aku, Mas. Makasih ya Mas Chanyeol kesayangan aku nomer satu."

Mas Chanyeol meletakkan cake di nakas lalu memeluk gue. "Aku juga makasih banget kamu udah jadi istri aku."

Gue melepaskan pelukan Mas Chanyeol karena teringat sesuatu hal. "Mas! Aku beli kado anniversary loh untuk kamu, tapi belum nyampe huhuhu."

"Beli apa?"

"Tas kerja. Bagus Mas pasti kamu suka. Ada embos inisial nama kamu. Tapi harganya ga semahal kado-kado kamu ke aku ya. Ga papa kan?"

"Makasih ya nanti aku pakai setiap hari."

"Makasih doang, cium lah."

Gue memejamkan mata gue ketika Mas Chanyeol mulai menempelkan bibirnya ke permukaan bibir gue. Lumatan memabukkan dari Mas Chanyeol mampu membuat gue larut dalam kegiatan ini sampai ketika tangan Mas Chanyeol mulai menanggalkan piyama gue, gue teringat akan suatu hal. 

Dear Us (Chanyeol x Yoona)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang