Chanyeol POV
Merupakan suatu kebohongan kalau gue bilang gue gak sayang sama Yoona. Gue menyayangi Yoona melebihi apapun. Mungkin cara penyampaian gue yang selalu salah karena sesungguhnya gue tidak terlalu paham cara mengungkapkan. Tapi gue selalu berusaha untuk bisa selalu ada saat Yoona membutuhkan gue. Terutama sejak di perut Yoona ada anak kita berdua. Banyak hal yang gue lakukan yang bahkan tidak pernah gue pikirkan sebelumnya. Seperti saat ini gue sedang membenarkan posisi bantal di sekitar Yoona agar dia bisa tidur nyaman karena semakin bertambahnya usia kandungannya, semakin sulit bagi Yoona untuk menemukan posisi tidur yang nyaman.
"Udah enak Na?"
"Enakin." Yoona nih ya kebiasaan banget kalo bicara gak disaring dulu. Ini lagi ngapain dia buka baju.
"Kamu ngapain buka baju?"
"Yee otak mesum. Ini gerah banget, nyalain dong AC nya."
Gue geleng-geleng kepala tapi kasian juga sama Yoona di usia kandungannya yang sekarang selalu aja merasa kegerahan. "Ini udah 18 derajat Na kamu mau sedingin apalagi. Masuk angin nanti. Aku aja sampe mengigil tau gak."
"Ya udah kamu tidur di luar."
"Ck selalu aja." Sekarang Yoona suka banget ngusir gue. Minta gue tidur di sofa atau di luar kamar. Katanya baby nya lagi gak mau ada gue di dekatnya. Walaupun dengan berat hati dan tidak terima, tapi gue harus turutin sebelum Yoona ngambek. Bukannya gue gak mau, tapi kalo gue di luar siapa yang ngawasin dia kalo tengah malem kenapa-napa atau butuh sesuatu.
"Udah aku benerin kamu jangan terlentang tidurnya, sekarang bobok."
"Kamu pikir aku anak kecil ya Mas dikit-dikit disuruh bobok. Ngobrol dong sini." Yoona menepuk bantal disebelahnya mempersilahkan gue untuk mendekat.
"Ngobrol terus. Kamu kalo ngobrol banyakan gosipnya, aku ga paham, Na." Terkadang bingung sama Yoona kenapa dia begitu update semua yang terjadi di negeri ini. Sampe kondisi rumah tangga artispun dia tau. Dan yang paling gak bisa gue pahami adalah gue harus terlibat dalam semua itu karena Yoona akan bercerita dengan semangat. Sudah menjadi ritual kita setiap hari untuk meluangkan waktu sebelum tidur mengobrol seputar apa aja yang kita alami hari itu. Tentu saja Yoona yang mendominasi percakapan karena ia punya banyak topik pembicaraan. Sementara gue, hanya menceritakan rutinitas hari-hari gue di kantor yang sangat biasa dan tidak berkesan sama sekali. Kalo gue ajak ngobrol yang berat-berat malah diomelin.
"Lihat deh Mas, temen aku mau nikah." Yoona menyodorkan hp nya ke gue memperlihatkan foto temannya yang sedang berpose di taman mungkin foto prawedding.
"Terus?"
"Gakpapa. Cuma ya Mas setau aku temen aku ini pacarnya bukan yang ini nih. Pacarnya tuh dokter yang kemarin kita ketemu di rumah sakit itu loh Mas."
Gue hanya mengangguk karena sesungguhnya gue lupa sosok dokter yang dibicarakan Yoona, tapi kalo gue ngaku lupa bisa-bisa istriku ngambek karena merasa aku tidak menjadi pendengar yang baik.
"Ya udah putus berarti, Na. Nemu yang baru itu temen kamu trus langsung diajakin nikah." Benar kan opini gue? Kalo nikah sama yang lain ya berarti putus sama pacar sebelumnya gimana sih Yoona harus membahas hal seperti ini.
"Secepat itu?"
Gue mengangkat bahu karena tidak berhak untuk menghakimi seseorang.
"Ditinggal nikah dong ya mas? Sedih banget."
"Iya kali. Gak tau lah Na mungkin aja temen kamu yang diputusin si dokter itu. Kamu gak usah pikirin."
"Menurut kamu sekarang si dokter itu kepoin IG nya temenku ini gak ya Mas? Ngeliatin perkembangan mantannya yang udah mau nikah gitu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Us (Chanyeol x Yoona)
General FictionDaily life of Yoona after marrying Chanyeol. Sisanya langsung check it out..