Part 16 - Iya, Sayang

1.1K 170 40
                                    

Chanyeol POV

Ini kali pertama gue tugas ke luar kota tapi terus-menerus kepikiran Yoona. Bahkan tadi malam begitu menginjakkan kaki di Bali, gue udah langsung kepikiran Yoona. Bukan kangen tapi gue ingin tau apa yang sedang dia lakukan atau lebih tepatnya apakah dia baik-baik saja, ya semacam itu. Begitu sampai hotel, gue langsung hubungin Yoona tapi ga dijawab, mungkin udah tidur. Tapi ga biasanya Yoona gini, tiap kali gue pergi pasti dia akan membanjiri gue dengan whatsapp chat atau panggilan-panggilan telfon.

Gue sedikit lega ketika pagi hari Yoona menelpon gue."Mas, tadi malam kamu nelpon aku? Kenapa?"

"Ga papa, kamu udah tidur."

"Kamu kangen ya?"

"Engga, Yoona. Udah ya aku mau siap-siap meeting." Entah kenapa gue ga selalu bisa mengunggapkan apa yang gue rasakan secara gamblang dan ga bisa ngomong banyak dengan Yoona. Lidah gue kelu. Padahal ketika gue diundang sebagai pembicara, gue bisa bicara 30-45 menit tanpa jeda. Kenapa dengan Yoona rasanya gue cemen banget.

"Ya udah, gih siap-siap. Jangan lupa sarapan, Mas. Ga boleh minum kopi ya kalo perutnya belum diisi makanan. Terus nanti kalo aku chat kamu harus bales, aku gabut."

"Kamu ga ke resto?"

"Nanti aja siang."

"Ok. Bye, Yoona."

"Bye, Mas. You love me, gak?'

"Ck. Iya." Gue langsung menutup telfon karena ga baik untuk kesehatan jantung kalo Yoona udah mulai godain gue.

***

Sehabis jam makan siang gue bermaksud menelpon Yoona karena sejak morning call tadi pagi, Yoona ga ada ngechat gue seperti biasa. Gue mencoba hubungin nomernya tapi ga aktif. Mungkin handphonenya lowbat. Tapi ini bukan dia banget. Yoona selalu merasa penting sampe handphonenya ga boleh mati, selalu ada powerbank di tasnya. Tapi entahlah mungkin untuk saat ini beda cerita.

Tapi firasat gue ga enak. Gue tidak lagi fokus dengan kerjaan yang ada di depan mata gue. Dengan segala pertimbangan gue nelpon Mama mertua gue. Mungkin dia tau keberadaan anaknya yang emang rada ajaib itu.

"Halo, Ma. Selamat siang." Gue nyapa Mama selayaknya nyapa rekan bisnis gue. Gue jarang telfonan dengan Mama mertua, meskipun beliau sayang dan nganggep gue sebagai anak kandung, tapi jarang kita komunikasi via telepon. Jadi gue bingung.

"Iya, Chan? Ada apa, sayang?" Tuh kan Mama sayang sama gue.

"Ini Ma, Yoona dari tadi handphonenya mati. Yoona lagi sama Mama, gak?"

"Loh, kamu gak tau? Yoona kecelakaan. Tadi keserempet motor, lagi di rumah sakit. Ini Mama lagi di rumah kalian ngambil keperluannya Yoona." Jantung gue rasanya berhenti berdetak, shock sampai gue ga tau harus mau ngomong apalagi. Terlalu banyak pertanyaan yang ingin gue tanyakan.

Mendengar gue ga ngomong apa-apa, Mama kembali bicara, "Bener-bener ya istri kamu, tadi katanya udah bilang ke kamu. Ga usah khawatir Chan, Yoona udah ditanganin sama dokter, anklenya keseleo mungkin ga bisa jalan dulu. Yang lain gapapa cuma ada lecet dikit di tangan."

Perasaan gue campur aduk. Marah, kecewa dan khawatir. Kenapa Yoona ga kasi tau? Kenapa harus bohong ke Mama? Seandainya gue ga telfon Mama, gue ga kan tau kalo Yoona lagi kenapa-napa di Jakarta sana. "Ma, sekarang Yoona gimana keadaannya? Chanyeol khawatir banget. Aku balik aja deh."

"Tadi sempet dibawa ke IGD tapi sekarang udah di ruang rawat biasa, Chan. Tadi Yoona bilang kamu lagi ada kerjaan penting. Ga papa, kamu fokus aja kerja ya. Disini ada Mama sama Papa, ada Mama dan Papa kamu juga sekarang lagi di rumah sakit jagain Yoona. Kamu yang tenang aja ya Chan." Mama berusaha menenangkan gue tapi ga mungkin gue bisa bertahan dengan rasa khawatir sampai beberapa hari kedepan.

Dear Us (Chanyeol x Yoona)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang