Prolog

3.7K 272 23
                                    

Jiang Cheng masih termenung setelah kepergian Lan Qiren 10 menit lalu. Surat perjanjian perjodohoan antara orang tuanya dan Lan Qingheng-Jun terasa sangat berat di tanganya. Permintaan Lan Qiren supaya Jiang Cheng memenuhinya masih tergiang-giang di benaknya.

FLASH BACK :

"Tetua Lan Qiren ingin menemui Anda, Ketua sekte Jiang", kata Jiang Chi.

" Hmmm....Persilahkan beliau ke ruangan pertemuan. Aku akan menemuinya sebentar lagi", kata Jiang Cheng tanpa menoleh dari tumpukan berkas-berkas sekte. Jiang Cheng bertanya-tanya ada apa gerangan gurunya datang menemuinya tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Dia pun mulai merapikan berkas-berkasnya yang akan tertunda dan segera pergi ke ruangan pertemuan untuk menemui gurunya.

" Salam guru Lan", kata Jiang Cheng memberi hormat kepada Lan Qiren. "Maaf apabila menunggu lama" Sambung Jiang Cheng.

" Tidak begitu lama kok, Ketua sekte Jiang", kata Lan Qiren sambil membalas salam hormat Jiang Cheng.

"Oh tidak, panggil aku Jiang Cheng aja, guru Lan" kata Jiang Cheng sambil memberhentikan salam hormat dari Lan Qiren.

" Kalau begitu tolong panggil aku paman Qiren saja, Jiang Cheng" , balas Lan Qiren.

"Mohon maaf sebelumnya, ada gerangan apa guru Lan ke Lotus Pier?", balas Jiang Cheng yang mulai tidak nyaman dengan basa-basi tetapi Jiang Cheng masih ingat etika yang ditanamkan dengan keras oleh ibunya. Bila Lan Qiren bukan kenalan baik orang tuanya, mungkin Jiang Cheng sudah mengusirnya dari tadi.

"Lebih baik nak Jiang minum teh dulu sebelum mendengar maksud kunjungan paman ke sini dan tolong panggil aku paman", balas Lan Qiren.

Perempatan siku sudah ada di dahi Jiang Cheng. "Mohon maaf Paman, boleh kita persingkat omongan ini dan langsung pada intinya?" , kata Jiang Cheng mulai merasa gondok tapi kagak bisa marah.

" Begini nak Jiang Cheng, kedatangan paman kesini untuk menagih janji perjodohan antara keluarga Jiang dan keluarga Lan yang tercipta 20 tahun yang lalu", kata Lan Qiren sambil menyesap teh dengan santai.

Jiang Cheng menyemprotkan tehnya sambil berteriak, "JANJI PERJODOHAN????!!!!".

" Iya, nak Jiang Cheng, janji perjodohan yang ditulis oleh Jiang FengMian dengan Lan Qingheng-Jun 20 tahun lalu", kata Lan Qiren santai. "Bila nak Jiang tidak percaya, saya membawa bukti hitam diatas putih surat perjanjian tersebut", sambung Lan Qiren dengan menyodorkan sepucuk kertas sambil memperhatikan muka Jiang Cheng yang sudah berubah-rubah warnya seperti pelangi.

Jiang Cheng mengambil surat yang diberikan Lan Qiren dengan terpaksa dan membacanya. Disitu tertulis bahwa ayahnya dan Lan QingHeng-Jun ingin menjadi suatu keluarga dengan cara menikahkan salah satu anak mereka dengan kondisi apapun dan kedua belah pihak tidak boleh melanggar janji perjodohan tersebut.

Jiang Cheng mulai pusing tujuh keliling setelah membaca surat tersebut. Jiang Cheng bisa memaklumi kalua ibunya suka menjodoh-jodohkan anaknya tapi ini ayahnya............ Jiang Cheng tidak habis pikir dengan ayahnya. Makan apa ayahnya waktu itu sampai bisa sinting menjodoh-jodohkan anaknya dengan anak kawannya. Apa ayahnya kesambet salah satu roh halus Wei Ying sehingga bisa error seperti itu. Andaikan Jiang FengMian masih hidup, mungkin beliau sudah dimaki-maki oleh istrinya. Aigooo....ada-ada aja ulah orang tuanya, yang satu menjodohkan kakak perempuan dengan pemuda songong keluarga Jin eh yang satunya malah menjodohkan anak nya dengan keluarga Lan. Apa lagi trend yah waktu itu menjodoh-jodohkan anaknya, batin Jiang Cheng merana.

" Gimana nak Jiang Cheng? Anda tidak mungkin ingkar janji khan? Anda setuju khan dengan perjodohan ini? ", cerocos Lan Qiren tanpa henti dengan tampang tak berdosanya.

Jiang Cheng masih tidak terima, lah siapa yang janji kok malah dia yang ditagih. Tapi siapa dari keluarga Jiang yang akan dijodohkan dengan keluarga Lan? Kakak perempuannya khan sudah menikah, dan satu-satunya keturunan Jiang yang lanjang hanyalah dirinya. Jangan bilang guru Lan ingin menjodohkan dirinya, batin Jiang Cheng panas dingin tiba-tiba. Ah mungkin guru Lan ingin melamar Wei WuXian buat Lan WangJi tapi dia malu.karena ketahuan merestui mereka sampai muter-muter cari alasan. Ah....paman ini ada-ada aja. Tapi puncuk dicinta ulam pun tiba, bila Wei Wuxian menikah dengan si papan triplek khan dirinya bebas dari teriakan-teriakan WuXian. Hehehe......

"Tentu saja paman, janji haruslah ditepati. Aku akan mempersiapkan pernikahan Wei Wuxian dengan WangJi secepatnya", balas Jiang Cheng sambil senyum-senyum licik.

" Tapi nak Jiang, paman bermaksud meminta nak Jiang Cheng untuk menikah dengan Lan XiChen bukan pernikahan WuXian", balas Lan Qiren.

"AKU DENGAN LAN XICHEN???? APA PAMAN GILA?????LAN XICHEN KHAN SUDAH PUNYA PACAR????" Teriak Jiang Cheng tiba-tiba melupakan semua tata karma yang ada.

" Yah kalua nak Jiang Cheng tidak mau dengan Lan XiChen, nak Jiang bisa menikah dengan Lan Wangji" balas Lan Qiren santai sambil minum teh dan makan bakpao.

"AKU DAN LAN WANGJI???!!!!!!!!", teriak Jiang Cheng sambil mijit-mijit pelipisnya. Andaikan yang didepannya bukan guru Lan mungkin tuh orang sudah luka-luka terkena sambetan Zidian.

"Tapi paman, Lan Wangji khan pacarnya dengan Wei Ying." Lagian aku kagak mungkin bersama Wangji. Helll....itu big NO yeee.......menjadi pasangan papan triplek. Membayangkannya aja sudah membuat Jiang Cheng mual-mual.

"Nah.....makanya aku bilang nak Jiang sama XiChen aja", bujuk Lan Qiren manis.

"Tapi paman.....aku dan Xichen sama-sama pria . Apa tidak bisa Wei Wuxian dengan Lan Wangji saja?", Jiang Cheng masih ingin negosiasi.

" Disurat itu ditulis dengan apa pun kondisinya dan musti anak keluarga Jiang bukan anak angkat keluarga Jiang. Sebaiknya kamu pikirkan deh kamu mau menikah dengan Lan Wangji atau Lan XiChen. Aku tunggu keputusannya 2 hari lagi. Nak Jiang Cheng tidak mungkin ingkar janji khan?", balas Lan Qiren sambil pergi meinggalkan Jiang Cheng yang lemas.

FLASH END

MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang