Chapter 12

1.8K 205 10
                                    


                      "Ugmmmm....." desah Lan XiChen ketika menancapkan penisnya semakin dalam dan menumpahkan semua spermanya di dalam perut Jiang Cheng. Pagi ini adalah hari dimana Lan XiChen harus kembali bertugas sebagai ketua sekte Lan. Dia pun pergi meninggalkan Jiang Cheng untuk pergi mandi. Setelah selesai berpakaian, dirinya sempat melirik Jiang Cheng yang masih lemas tak berdaya. Dia pun tersenyum melihat spermanya mengalir di paha Jiang Cheng dan badan beliau yang penuh dengan bercak-bercak kemerahan hasil maha karyanya selama seminggu penuh. Setelah mengangkat kedua kaki Jiang Cheng sebentar dan melihat benihnya masih banyak di dalam diri beliau, dia pun meninggalkan Jiang Cheng untuk memulai tugasnya.

                Jiang Cheng terbangun oleh suara ketukan. Ketika dia mencoba bangun, dirinya mendapati bahwa dia tidak terbungkus oleh apa pun dan seluruh tubuhnya sakit terutama bagian anusnya. "Siapa?" katanya. " Maaf Nyonya Lan, kami ingin mengisi air di bak mandi". Dia pun mencoba mengambil selimut untuk menutupi dirinya serta menarik kelambu sebelum mempersilahkan murid Lan masuk untuk mengisi air. Dirinya sudah pasrah dipanggil nyonya Lan selama di Gusu walaupun dia berjenis laki-laki.

              "Permisi Nyonya Lan, ada yang kami bisa bantu?" kata mereka setelah mengisi air bak mandi. "Pergilah, aku bisa sendiri. Oh iya, dimana ketua sekte Lan? ' tanya Jiang Cheng yang sejak tadi tidak mendapati kehadiran orang itu.

                     " Maaf, Nyonya Lan. Ketua sekte Lan sedang menemui tuan muda Jin di ruangan aula Lan. Kami permisi dulu." Kata mereka pamit meninggalkan Jiang Cheng yang termenung sedih.

                 Jiang Cheng pun berusaha berjalan menuju untuk mandi walau dengan tertatih-tatih. Dirinya pun berendam di air hangat dan merasakan badannya mulai agak rileks. Air matanya pun mulai jatuh perlahan-lahan tanpa dia bisa cegah. Dirinya pun mulai teringat oleh ibunya. Oh Ibu, inikah yang kau rasakan selama ini? Apakah rasa sakit ini sama dengan yang kau rasakan? Inikah kutukan darah Yu? Suami kita sama-sama hanya menggunakan kita untuk mendapatkan keturunan dan meninggalkan kita begitu saja setelah selesai dan kembali ke kekasih mereka tanpa memperdulikan perasaan istrinya. Mengapa dirinya seperti pelacur saja? Dipakai dan ditinggal ketika sudah puas. Jiang Cheng kau harus tegar. Ingat kau adalah ketua sekte Jiang. Ini hanya pengorbaan kecil demi kebahagiaan Shijie dan Wei Wuxian. Dia pun teringat oleh kata-kata ayahnya yang mengatakan bahwa ayahnya kagak suka kalau anak laki-lakinya gampang menangis. batin Jiang Cheng sambil mengusap air matanya. Dirinya pun mulai mempersiapkan dirinya untuk menghadap Lan Qiren untuk meminta izin kembali ke Lotus Pier.

                    Jiang Cheng keluar dari Hanshi dengan langkah tegap. Tidak ada yang tahu bahwa Jiang Cheng menahan perih dan sakit ketika berjalan. Tujuannya hanya satu yaitu menemui gurnya dan pergi dari Gusu secepatnya. Setelah semua urusannya selesai, dia pun menemui tangan kanannya dan akan memulai perjalanan ke Lotus Pier. Ketika menuju pintu gerbang, dirinya mendapati Jin GuangYao sedang bergelut manja dan bercanda gurau dengan Lan XiChen. Suara ketawa mereka menambah sakit di dada Jiang Cheng. Dirinya memang tidak mencintai Lan XiChen dan murni pria sejati sebelumnya tetapi ketika dia melakukan ritual pernikahan, dia bersumpah akan belajar mencintai suaminya dan membuat pernikahannya bahagia. Dirinya harus sampai mengigit bibirnya dan menggepalkan tangannya sampai berdarah melihat pemandangan sepasang kekasih yang tanpa malu mengumbar asrama. Dirinya pun segera berbalik dan pergi meninggalkan tempat itu tanpa mengucapkan sepatah katapun. Keinginannya untuk pamitan pun diurungkan karena tidak ingin menganggu suasana mesra suaminya dan tuan muda Jin.

                        "A-Cheng, tidak bisakah kau disini saja? Biar kak Ming aja yang mengurus sekte Jiang. Temenin aku disini yah" bujuk wei WeXian manja.

                    Lan Wangji yang pun segera melerai dan mengatakan " Kakak ipar pasti masih ada urusan di sekte nya."

                       "Jaga kakakku baik-baik." kata Jiang Cheng lirih. Lang WangJi tidak mengucapkan balasan apapun tetapi dia menarik tangan Jiang Min dan berpesan untuk menjaga Jiang Cheng baik-baik selama perjalanan. Mungkin Jiang Cheng bisa menipu semua orang dengan penampilan galaknya tetapi matanya masih bisa menangkap wajah pucat, lemas dan gerakan menahan sakit disetiap langkah Jiang Cheng. 

MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang