Chapter 9

1.9K 200 38
                                    


                  Jiang Cheng melihat penampilannya sekali lagi di cermin. Tidak ada waktu untuk mengepang dan mencepol rambutnya seperti biasa karena sebentar lagi dirinya, Wei WuXian berserta rombongan akan pergi ke gusu untuk upacara penobatan mereka sebagai Nyonya-nyonya Lan. Akhirnya dirinya pasrah dengan mengikat rambutnya dan sebagian dibiarkan tergerai. Toh nanti di Gusu, dirinya masih bisa memperbaiki tatanan rambutnya. Semua ini salah Lan XiChen yang meminta jatah dua ronde pada pagi hari ini.

                Beruntung kultivasi Jiang Cheng cukup tinggi sehingga dirinya masih bisa berjalan walau anusnya perih, badannya sakit dan tulang-tulangnya seakan rontok semua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

                Beruntung kultivasi Jiang Cheng cukup tinggi sehingga dirinya masih bisa berjalan walau anusnya perih, badannya sakit dan tulang-tulangnya seakan rontok semua. Dirinya pun mengecek keperluan rombongan yang akan berangkat dan meninggalkan pesan-pesan penting kepada tangan kanannya. Setelah memastikan semuanya terkendali, dirinya pun menuju ruang keluarga Lotus Pier. Di dalam sudah terdapat Wei WuXian, Lan WangJi, Lan XiChen, Jiang YangLi dan Jin ZiXuan.

                 "A-Jie.....aku berpikir sebaiknya A-Jie tidak usah ikut ke Gusu. Aku sudah mengatur anak buah untuk mengawal A-Jie dan dia kembali ke LanLing." Kata Jiang Cheng sambil menunjuk Jian ZiXuan. "Ingat A-Jie lagi hamil muda, jadi perlu banyak-banyak istirahat. Kasihan calon keponakanku kalau terlalu lelah " bisik Jiang Cheng ketika melihat kakaknya hendak protes sambil mengelus perut kakaknya yang sudah agak membuncit.

                  "Iya, Jie....lebih baik jie-jie kembali ke LanLing. A-Cheng nanti aku yang jaga selama di Gusu" kata We WuXian ikutan membujuk.

                     "Kau...........ada juga aku yang menjaga mu kali" balas Jiang Cheng sengit. Dirinya sudah ingin menjitak kepala WeiWuxian tetapi keburu diberhentikan oleh kakaknya.

                    "Sudah...sudah......kalian seperti anak kecil saya padahal sudah mempunyai suami. Baiklah, aku tidak akan pergi ke Gusu demi kalian dan calon keponakan kalian. A-Xian, baik-baiklah pada Wangji dan jangan terlalu berulah. Kasihan nanti paman QiRen kena serangan jantung melulu. Dan kamu A-Cheng, bersabar lah dan menurut lah dengan suamimu. Ingat suamimu itu seseorang dengan akhlak dan kepribadian yang tinggi" kata Jiang YangLi yang masih memeluk Jiang Cheng dan Wei WuXian.

                     "Iya A-Li sebaiknya kita pulang aja ke LanLing Jin, ingat kamu tidak boleh terlalu capai" bujuk ZiXuan. Sebenarnya dia pun mengkhawatirkan adiknya yang kabarnya sedang menanggis di rumah. Dirinya takut adiknya bunuh diri gara-gara patah hati. Tapi dirinya pun tidak bisa marah dengan Jiang Cheng karena takut dengan amarah istrinya.

                        Jiang Cheng pun dengan enggan melepas pelukannya dan memberi kode kepada anak buahnya untuk melaksanakan tugasnya. "Ingat tugasmu, lakukan dengan baik atau kupatahkan kakimu bila kamu gagal" ancam Jiang Cheng. Hatinya masih dongkol mendengar perkataan A-Jienya yang memuji LanXiChen. Akhlak tinggi darimana? Yang bener Nafsu berlebihan batinnya sambil mengusap bokongnya yang masih sangat perih. Mereka pun menuju gerbang untuk bergabung dengan gerombolan yang lain. Jiang Cheng dan Wei WuXian memeluk kakak mereka lagi sebelum rombongan LanLing pergi.

                       Rombongan ke Gusu terdiri dari 3 kelompok. Kelompok pertama diisi oleh anggota Wen dan Klannya. Kelompok kedua berisi anggota Lan, Lan XiChen dan Lan QiRen. Kelompok ketiga berisi Nie HuaiSang, Nie MingJue, Lan Wangji, Wei WuXian dan Jiang Cheng.

                      Kelompok 1 dan Kelompok 2 berangkat dengan suasana sunyi senyap. Lain halnya dengan suasana yang terjadi di kelompok ketiga. Kelompok ketiga diiringi canda tawa dan derita pengawal pribadi mereka (Nie MingJue dan Lan Wangji). Lebih tepatnya Wei WuXian dan Nie HuaiSang yang menggoda Jiang Cheng dan mencoba mengorek cerita demi memuaskan jiwa fudonshi mereka.

                     Jiang Cheng yang diapit oleh Wei WuXian dan Nie HuaiSang tidak bisa mengelak atau kabur. Lan WangJi dan Nie MingJue hanya bisa mengawal mereka dari belakang dan diam-diam mencuri percakapan trio perusuh.

                      "Ayuklah Jiang Cheng.......gimana pengalaman malam pertamamu?" tanya Nie HuaiSang memelas. Jiang Cheng pun hanya melonggos dan diam tapi wajahnya sudah mulai merah. "Ah.....A-Cheng jangan pelit-pelit.....bagilah sedikit ceritanya.....bagaimana penis kakak ipar? Gede yah? Segede apa?" tanya Wei WuXian sambil mencoel-coel pipi Jiang Cheng.

                      Seperti monter batin Jiang Cheng, dirinya masih ngeri apabila menginggat ukuran Lan XiChen kemarin. "Kecil kayak pisang susu" kata Jiang Cheng cuek.

                  Nie MingJue dan Lan Wangji pun menaikkan alis mereka mendengar jawaban Jiang Cheng sementara Wei WuXian dan Nie HuaiSang sudah terbelalak matanya dengan mulut menggangga lebar.

              "Sekecil itu?????Wah kamu pasti kagak puas donk.....Lan Zhanku donk besar banget bagaikan anancoda" kata Wei WuXian bangga. "Aku beruntung mendapatkan Lan Zhan, aku pikir ukuran kakak ipar bakal 11-12 dengan ukuran Lan Zhan...hmmmm...kecewa aku.....Lan Zhan...Lan Zhan...tolong kamu bagi rahasiamu supaya kakak ipar bisa mempunyai ukuran sebesar kamu. Kasihan khan A-Cheng cuma dapat pisang susu" cerocos Wei WuXian sambil menoleh ke arah suaminya yang sudah merah dan tidak tahu musti berkata apa.

               "Masa sih Jiang Cheng? Tapi teriakanmu kemarin kedengaran ke hall lho. Aku kira teriakan kesakitan gara-gara ukuran kakak kedua yang besar. Apa itu teriakan gara-gara kamu kecewa dengan pisang susu? Kakak....sebaiknya kakak bagi ramuan untuk mempebesar penis ke kakak kedua setidaknya biar sama kayak ukuran kakak lah. Eh.....Kamu tahu tidak Jiang Cheng, ukuran kakakku besar lho. Hehehehe......aku mengintip ketika kakak sedang mandi" kata Nie Huai Sang tanpa malu-malu. Bila tadi LangWangJi yang terdiam sekarang Nie MingJue pun terdiam dengan malu.

                 "Oh iya? Tapi tidak ada yang bisa mengalahkan ukuran Lan Zhanku tercinta, ya khan Lan Zhan?" "Mhm" balas Lan WangJi.

              "Aigo......punya kakak ku juga gede lho. Anaconda mah kalah, sayang kamu tidak menjadi kakak iparku saja Jiang Cheng. Yang pasti kamu akan puas sekali dan aku khan bisa mengintip kalian secara live" kata Nie HuaiSang sambil mengelah nafas.

                   "Hahahaha.......aku tidak menyangka idola semua wanita ternyata mempunyai penis yang cuma sebesar pisang susu. Aib....Aib" kata Wei WuXian.

            "Padahal aku sudah menyiapkan minyak untukmu dan WuXian tapi mendengar ukuran kakak kedua, kayaknya kamu tidak membutuhkan ini tapi yah sudahlah simpan aja buat kenangan" Kata Nie Huai Sang sambil meyerahkan botol minyak ke Jiang Cheng dan Wei WuXian.

             Jiang Cheng yang jengah dengan percakapan ini pun hanya bisa terdiam dengan muka merah padam seperti kepiting rebus. Nie MingJue yang selama ini hanya terdiam pun melihat perubahan muka Jiang Cheng. Manisnya batin Ming Jue. Sebenarnya dirinya menyukai Jiang Cheng sejak adiknya berteman dengan duo Yunmeng tetapi selalu dipendam karena merasa mustahil tetapi dirinya segera menyesal ketika mendengar pernikahan Jiang Cheng dan Lan XiChen.

              Percakapan ini berlanjut selama perjalanan. Jiang Cheng hanya berharap pembicaraan ini tidak didengar oleh Lan XiChen. Jiang Cheng juga berdoa dengan khusuk supaya Nie MingJue dan Lan WangJi tidak memberikan ramuan untuk memperbesar penis ke Lan XiChen. 

MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang