4 hari sebelum perayaan Jin Ling.
Jiang Cheng mempersiapkan barang-barang yang akan dibawa besok untuk perjalanan ke LanLingJin. Sebenarnya perjalanan ini hanya memakan waktu setengah hari dengan terbang tetapi hal ini tidak bisa dilakukam karena dirinya dan Wei WuXian sedang hamil besar. Ah...dia hanya bisa berharap bahwa mereka akan sampai di LanLingJin dengan tepat waktu. Dirinya hanya akan membawa dua bersuadara Wen, Jiang Feng, Wei WuXian dan Lan WangJi sedangkan dua bersaudara Nie akan menyusul nantinya.
Dirinya menatap suaminya yang sedang tidur dan menghela nafas. Masih teringat wajah sedih suaminya ketika Tetua Lan tidak mengizinkannya ikut perayaan di LanLingJin. Beliau dengan tegas mengatakan perwakilan Lan yang akan datang adalah Lan WangJi dan beliau yang akan menyusul bersama Nie bersaudara dan menugaskan Lan XiChen untuk mengurus sekte sementara waktu.
Maafkan aku yang diam saja padahal kau sudah memohon. XiChen tahu pamannya akan luluh apabila Jiang Cheng yang meminta izin. Ini adalah perayaan dimana aku akan datang tanpa didampingi suami. Meskipun aku tahu nanti bakal banyak yang membicarakan hal ini, tetapi itu lebih baik daripada melihat wajah bahagiamu ketika bertemu dirinya. Maafkan aku yang egois, Lan XIChen. Aku sudah terlanjur mencintai dirimu. Dirinya pun terlelap ketika mengelus wajah tidur suaminya.
Keesokan harinya,
Rombongan Jiang Cheng pun pergi meninggalkan Gusu dengan kereta kuda. Ketika dia pamit, suaminya tidak ingin memandang dirinya dan tidak mengantarkannya sampai gerbang. Dia pun tahu suaminya masih marah karena tidak boleh ikut tetapi hatinya sakit bila mengingat sikap dingin Lan XiChen.
Di dalam kereta ada Jiang Cheng, Wen Qing, Wei WuXian dan Lan Wangji. Wen Ning dan Jiang Feng bertugas mengendarai kereta kuda. Mereka sengaja tidak membawa banyak orang.
Jiang Cheng yang melihat Wei WuXian agak sedikit pucat pun memberi kode kepada Jiang Feng untuk mencari tempat istirahat sejenak. Wei Wuxian yang melihat ini pun berusaha menghentikan Jiang Cheng, masalahnya perjalanan mereka masih panjang.
"Cheng-Cheng....aku tidak apa-apa...tidak usah istirahat. Kumohon.....lanjutkan perjalanannya, aku bisa istirahat di penginapan nanti" kata Wei Wuxian.
"Tsk.....Diam! aku lapar! Kubilang kita istirahat yah istirahat!' kata Jiang Cheng tegas. "Jiang Feng, carikan aku kedai makanan!' lanjutnya. "Baik, ketua sekte Jiang" kata Jiang Feng.
Sesampainya di kedai, Jiang Cheng meminta Wen Qing untuk memeriksa kondisi Wei WuXian. Jiang Cheng pun memesan makanan yang cukup banyak dan mereka pun makan dengan diam. Semua orang terpesona dengan suasana di meja makan Jiang Cheng, masalahnya beliau pergi dengan menyamar sebagai wanita untuk menghindari perhatian orang banyak jadilah terlihat 3 pasangan suami-istri yang sangat romatis. Jiang Feng yang melayani Jiang Cheng makan, Lan Wangj mengurus wei WuXian dan Wen Qing mengurus adiknya.
Setelah mereka selesai makan, Jiang Cheng memberi kode kepada Wen Qing untuk mengikuti nya. "Kalian tunggu disini, aku akan membeli kudapan buat diperjalanan nanti" kata Jiang Cheng. "Jujurlah padaku, bagaimana kondisi Wei WuXian?" kata Jiang Cheng ketika mereka sudah agak jauh dari kedai makanan.
" Dia....kandungannya memang sedikit lemah tetapi masih aman. Dia hanya perlu banyak istirahat . Mudah-mudahan tidak ada masalah dalam perjalanan ini' kata Wen Qing. Jiang Cheng menyimak sambil memesan banyak bakpao dan kue untuk dibawa selama perjalanan. Setelah itu, Jiang Cheng dan Wen Qing kembali ke kedai dan bersama-sama dengan lainnya melanjutkan perjalanan dengan diam yah sambil makan kudapan tentunya khan sayang sudah dibeli.
Ketika malam, Jiang Cheng datang ke kamar penginapan Wei WuXian untuk mengcheck kondisi kakaknya. Jiang Cheng pun keluar setelah memastikan Wei WuXian tidur tetapi langkahnya ditahan oleh Lan WangJi.
"Ada apa, tuan muda Lan?" kata Jiang Cheng. "Ada yang ingin kubicarakan denganmu kakak ipar" kata Lan WangJi. Lan WangJi pun mengiring Jiang Cheng ke ruangan tamu dan meninggalkan mantra perendam suara. Jiang Cheng yang melihat hal tersebut pun lamgsung mendelik. "Ada yang ingin kau bicarakan?" tanyanya. "Mn" jawab Lan WangJi.
"Aku ingin membicarakan Wei Ying. Aku tahu kau menyanyanginya tapi Wei Ying adalah istriku dan kamu adalah pasangan kakakku. Apapun yang terjadi di masal lalu, aku harap kakak ipar bisa melupakannya dan tahu batas" kata Lan WangJi.
"Hah???? Apa maksudmu Lan WangJi?"
"Hmmm.....Apapun perasaan yang kalian miliki di masa lalu, kumohon kalian melupakannya karena kalian sudah punya pasangan masing-masing" kata Lan WangJi.
"HmpppH.....Hahahaha......Hahahaha......." Jiang Cheng ketawa dengan sangat lepas. "Perasaan masa lalu? Aku dan Wei WuXian? Hahahhaha" lanjutnya. Lan WangJi awalnya terkejut melihat tawa lepas Jiang Cheng dan sekarang malah mengeram dengan muka merah. "Sebentar.... Apakah tuan muda Lan sedang cemburu? Aku dan Wei WuXian tidak ada hubungan apa-apa kecuali kakak dan adik" kata Jiang cheng. "Tapi bukankah gosipnya kalian pasangan kekasih?" lanjut Lan WangJi. "Gosip? Buhahahhaa....bukankah peraturan Gusu tidak memperbolehkan bergunjing?" "Membicarakan orang dilarang tapi tidak mendengarkan gosip" sergah Lan WangJi. "Eh...begitu yah.....beda yah...hahahha.....duduklah Lan WangJi, apakah kau bisa menyimpan rahasia? Karena kau sudah keluarga, aku rasa tidak apa-apa kau mengetahuinya biar kau tidak merasa cemburu terus tapi kuharap kau menyimpan ini dari siapapun termasuk kakakmu dan Wei WuXian" lanjut Jiang Cheng. "Mhm"
"Aku dan Wei WuXian memang mempunyai hubungan tetapi bukan hubungan yang disangka orang-orang. Kami memang dekat dari kecil dan semua orang tahu kalau aku lemah kepada Wei WuXian dan kak YanLi. Ayah pun sangat menyanyangi dia mungkin ini yang membuat orang-orang berpikir dia akan menjadi menantu keluarga Jiang dan kami pasangan kekasih. Tapi semua orang salah, Wei WuXian bukan anak seorang pelayan seperti yang orang sangka selama ini tetapi dia sepupuku. Ibu Wei WuXian adalah adik tiri ayahku" lanjut Jiang Cheng.
Jiang Cheng melihat muka terkejut Lan Wangji apalagi mulutnya yang seperti ikan koki, ingin rasanya mengabdikan ini tapi dia hanya menghela nafas. "Tidak percaya? Aku juga pada awalnya tetapi itulah kenyataan yang terjadi. Kau tahu kenapa ayahku sangat menyanyangi dirinya? Karena ayahku berutang banyak kepada bibi SanRen. Bibi SanRen berpura-pura menjadi orang ketiga dan menerima hinaan demi melindungi kakak dan orang yang dicintai kakaknya. Maka dari itu, aku bersumpah untuk memastikan kebahagiaan Wei WuXian. Kau tenang saja tuan muda Lan, aku tidak mungkin mempunyai rasa yang lebih kepada sepupuku itu. Aku tidak pantas untuk itu, ayah dan ibuku telah menyebabkan banyak penderitaan dan luka padanya dan keluarganya" lanjut Jiang Cheng sedih.
"Lebih baik kita tidur, besok kita akan melanjutkan perjalanan panjang. Selamat malam tuan muda Lan" Jiang Cheng pun pergi meninggalkan Lan Wangji dan kembali ke kamar nya. Tapi dia tidak menyangka pembicaraan dirinya dan Lan WanJi didengar oleh Wei WuXian yang baru bangun tidur.
Sementara itu di LanLingJin,
Jin GuangYao yang membaca surat dari Lan XiChen untuk kakaknya Disurat itu, beliau memberitahu bahwa Jiang Cheng, Wei WuXian dan Lan WangJi berserta Wen bersaudara sedang menuju ke sana dengan kereta kuda dan meminta maaf tidak bisa hadir ke perayaan satu bulanan tersebut.
Jin Guang Yao pun tersenyum dan memanggil bawahannya. Kalian habisi semua yang ada di mansion utama Jin kecuali bayi itu, Aku membutuhkan bayi itu hidup-hidup dan kamu bunuh Jiang Cheng, Lan WangJi, Wei WuXian. Periksa semua kereta kuda dan serang mereka ketika malam. Lakukan atau keluarga kalian yang akan binasa olehku" ancam Jin GuangYao
"Sebentar lagi kita akan bersama untuk selamanya, kakak kedua. Penganggu akan lenyap sebentar lagi. Tunggulah sebentar lagi" ucap Jin Guang Yao dengan senyum teramat manis.

KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage
RomanceKisah percintaan Xicheng yang penuh drama. JIang Cheng yang awalnya hanya ingin memenuhi kehendak ayahnya demi menolomg saudarinya mulai mencintai suaminya dengan tulus. Tapi apakah Lan Xichen akan membalas perasaannya apabila semua diawalin dengan...