Chapter 13

1.7K 196 29
                                    


             Sinar matahari dan suara burung berkicau mengusik tidur Jiang Cheng. Dia pun bersiap menemui Jiang Ming. Di tengah perjalanan, dirinya merasa dunia serasa berputar dan akan pingsan apabila dirrinya tidak berpegang pada pilar. Dirinya sempat binggung kenapa akhir-akhir dia selalu sakit kepala, mual dan tidak nafsu makan. Ah....ini pasti efek kecapaian mengebut mengurus sekte dan kurang tidur. Dirinya pun memaksakan diri untuk masuk ke ruangan kerjanya.

               "Selamat pagi ketua sekte Jiang" sapa Jiang Ming. "Ini laporan yang harus anda periksa sebelum anda berangkat ke Gusu" lanjutnya. Iya, ini adalah hari ke-empat setelah kepulangannya dari Gusu dan hari dia harus kembali ke Gusu untuk memenuhi tugas sebagai nyonya Lan selama tiga hari. Dirinya telah berjanji pada guru Lan akan membagi tugasnya secara adil antara sebagai ketua sekte Jiang dan Nyonya Lan. Untungnya anak buahnya di YunMengJiang cukup bisa diandalkan sehingga beliau masih bisa istirahat walau sejenak di YunMeng. Hah.......mengingat dirinya harus kembali ke monster seks aka suaminya membuat sakit kepalanya tambah parah dan enggan untuk meninggalkan surga di Yunmeng. Dirinya pun memberikan laporan yang sudah dia periksa kepada Jiang Ming dan bersiap untuk berangkat.

               "Maaf ketua sekte Jiang, sebaiknya anda sarapan dulu sebelum berangkat" katnya. "Tidak perlu, aku tidak lapar" balas Jiang Cheng. "Maafkan kami, tapi sebaiknya anda makan terlebih dahulu walaupun sedikit. Apalagi menu hari ini ayam goreng lho" lanjut Jiang Ming takut-takut. Dirinya tersenyum ketika Jiang Cheng menghentikan langkahnya. Ditinya tahu ketua sektenya tidak bisa menolak ayam akhir-akhir ini. "Tidak ada waktu" kata Jiang Cheng melanjutkan langkahnya, tetapi baru 3 langkah kepalanya tiba-tiba merasa sangat sakit sehingga dunia serasa berputar dan kakinya sangat lemas. Dia pun merasa semuanya gelap dan jatuh pingsan. Untungnya Jiang Ming cepat tanggap untuk menangkap tubuh JiangCheng dan membawanya ke kamar tidur beliau sebelum berteriak memanggil tabib.

                   Tabib pun datang dan langsung memeriksa Jiang Cheng. Jiang Ming memanfaatkan kesempatan ini untuk menulis surat ke Gusu untuk memberikan kabar bahwa ketua sektenya tidak bisa kesana beberapa hari kedepan dikarenakan tidak sehat.Dia pun kembali untuk menengok keadaan Jiang Cheng.

            "Gimana Tabib?" tanya Jiang Ming. "Maaf tuan, saya tidak berani memastikan hal ini sendirian, boleh saya minta pendapat nona Wen Qing?" balas tabibnya. "Apa yang kau tunggu, panggil nona A-Qing, dan mulai sekarang jabatanmu cuma tabib biasa dan kamu boleh keluar dari sini." Balas Jiang Ming.

            "Bagaimana nona Wen Qing? Apakah ketua sekte baik-baik saja? Apa yang kamu butuhkan untuk menyembuhkan dia?" rentet Jiang Ming ketika nona tabib itu sudah selesai memeriksa keadaan Jiang Cheng.

          "Dia tidak apa-apa kok, kak A-Ming. Apabila dugaanku benar maka ini merupakan berkah buat ketua Jiang dan seluruh warga YunmengJIang" kata Wen Qing sambil senyum-senyum simpul.

            "Bila beliau tidak apa-apa, kenapa dia pingsan? Tunggu sebentar dik A-Qing, bagaimana mungkin kabar bahwa ketua sekte Jiang pingsan merupakan berkah bagi kami?" kata Jiang Ming dengan tatapan yang sulit diartikan.

             "Sudah...sudah...lebih baik kita biarkan A-Cheng istirahat dan baru kita tanyakan dia apakah dugaanku ini benar atau tidak" kata wen Qing sambil mengusir Jiang Ming keluar. "Kak A-Ming sudah mengirim surat ke Gusu?" lanjutnya. "Sudah. Apakah ketua sekte Jiang beneran tidak apa-apa, nona A-Qing? Kenapa dia sampai pingsan?" tanya Jiang Ming. "Sudah...kita tunggu A-Cheng sadar dan kedatangan ketua sekte Lan. Lebih baik kau infokan ke dapur untuk memasak banyak ayam goreng dan sien tho (bakpau bentuk buah persik dengan isian pasta biji teratai) karena hari ini akan ada perayaan serta kita harus memastikan ketua sekte Jiang makan banyak mulai hari ini' kekeh Wen Qing. Jiang Ming memutar matanya dan melihat Wen Qing seakan beliau orang sinting. Ini ketuanya sakit sampai pingsan kenapa dia malah membahas perayaan. Gila....Gila....masih waras kagak sih nona satu ini?. Hah...Sudahlah..lebih baik aku ke dapur daripada harus berurusan dengan nona galak dan sinting ini. Kalau saja beliau tidak tabib hebat dan teman ketuanya, mungkin sudah aku tendang dia dari Lotus Pier.

MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang