Jiang Cheng sedang termenung di taman kelinci Gusu. Wei Wuxian sedang tidur disampingnya. Dia baru mendapatkan kabar berita tentanng kelahiran keponakannya. Dirinya bahagia sekaligus sedih. Senang karena berita itu memberitahukan bahwa kakaknya dan keponakannya sehat semua. Sedih karena tidak bisa menjenguk sang keponakan dan kakaknya. Ah.......ingin rasanya pergi kesana tetapi kondisi tidak memungkinkan. Dia pun menghela nafas dan mulai menulis surat untuk kakak tercintanya sambil mengelus perutnya yang membuncit.
"A-Jie, maafkan aku dan kak Wei yang belum bisa menemuimu. Bagaimana keponakanku? Apakah dia ganteng? Aduh mudah-mudahan dia mirip denganmu dan bukan kakak ipar. Hehehhee....A-Jie jangan khawatir aku akan memastikan keadaan Wei WuXian baik-baik saja. Semua itu salah suamiku yang tidak berguna itu. Ah...sudahlah mengingat itu akan membuatku tambah emosi. A-Jie, kami akan datang ke perayaan keponakan sebulan lagi. Mungkin kami akan datang bersamaan dengan ketua Nie dan adiknya. A-jie mohon maaf apabila rombongan kami agak banyak nanti A-Jie, mohon jaga kesehatanmu dan banyak istirahat. Aku mengirimkan beberapa obat yang menurut Wen Qing bagus untuk pemulihan persalinan yang agak sulit. Please-please A-Jie kumohon jaga kesehatanmu selama disana. Kita akan bertemu 1 bulan lagi. Salam, A-Cheng.
"Menulis surat buat kakakmu?" tanya Lan WangJi yang tiba-tiba datang. Dirinya duduk di sebelah istrinya yang sedang tiduran. Jiang Cheng yang melihat ini langsung menyembunyikan suratnya. " Aku tidak tahu kalau tuan muda Lan punya kebiasaan menguntit" balas Jiang Cheng.
"Aku hanya mengkhawatirkan istriku bukan menguntitmu" balas Lan Wangji. Jiang Cheng yang mendengar hal ini langsung emosi. " Khawatir??!!!! Bila kau sangat khawatir, bagaimana kau bisa membiarkan tetua Lan mempekerjakan kakak Wei sampai dia kecapaian dan jatuh pingsan????. Apakah kau tidak sadar bahwa kalau dia sedang hamil dan butuh banyak istirahat?! Bagaimana kalau dia keguguran??? Lagian dimana otak para tetua Lan? Wei WuXian dituntut menyelesaikan tugas nyonya Lan sementara aku tidak boleh??? Hell.....aku emang hamil tapi dia pun begitu. Emang tetua Lan pikir buntelan yang diperut Wei WuXian itu bantal???? Bumil disuruh kerja berat!!!! gila apa? Kalau aku khan beda, aku khan pamil" cerocos Jiang Cheng. Lan WangJi yang mendengar ini pun tersenyum geli. Ternyata kakak ipar masih belum puas mengamuk tadi pagi. Dirinya masih merinding apabila bila mengingat amukan Jiang Cheng sebelum menculik Wei WuXian. Semua tetua Lan langsung diam dan tidak berani berkata-kata lagi setelah mendengar caci maki dan bentakan dari kakak iparnya. Dirinya bersyukur kakak iparnya tidak menggunakan zidian ketika mengamuk. Ternyata dibalik sikap kasarnya, kakak iparnya sangat menyanyangi istrinya. Lan WangJi kagum Jiang Cheng masih bisa mengoceh panjang lebar dengan satu tarikan nafas padahal sedang hamil tua.
"Kau!!! Kenapa kau cuma diam saja. Pokoknya mulai besok, kau harus memastikan Wei WuXian bedrest sampai kepergiaan kita ke LanLing. Urusan sekte dan tetek bengeknya akan aku urus. Apabila kau tidak becus, aku akan memotong anacondamu itu. Paham?!" ancam Jiang Cheng sambil meninggalkan taman gusu dan mencari salah satu murid Lan untuk mengantarkan surat ke kakaknya,
Di Lan Ling.
Jin Guang Yao sedang mengantarkan obat (tepatnya racun) buat kakak iparnya ketika surat Jiang Cheng datang. Jiang YanLi pun yang sedang mengendong anaknya langsung membaca surat tersebut.
"ZiXuan.....A-Cheng dan rombongan akan datang ketika perayaan satu bulanan Rulan. A-Xian sakit? Kok kamu kagak bilang sama saya? " cerocos YanLi.
"A-Li, tenang saja AXian pasti baik-baik saja, Lagian disana ada A-Cheng yang menjaga" kata Jin ZiXuan. Sebenarnya dirinya tidak terlalu peduli dengan keadaan adik-adik iparnya tapi dia tidak ingin membuat istrinya marah apabila dia menjawab bodo amat.
"Iya benar kakak ipar. Lebih baik kakak ipar minum obatnya supaya cepat pulih. Untuk sementara kakak ipar bed rest saja duluan, nanti aku yang akan mengurus obat dan makanan buat kakak dan kakak ipar" kata Jin Guang Yao sambil menyodorkan obat.
" A-Yao kami tidak ingin merepotkanmu....kami bisa sendiri...." "Kakak, ini tidak merepotkan kok, lagian kakak khan sibuk dengan urusan sekte. Kasihan kalau kakak ipar masih memasak padahal dirinya masih lemas begitu. Kakak dan kakak ipar hanya perlu mengkhawatirkan acara 1 bulanan Rulan. Urusan sepele biar aku yang urus. Lagian kita khan saudara" balas Jin Guang Yao.
"A-Yao, terimakasih. Aku beruntung punya adik ipar sepertimu." Kata Jiang Yan Li setelah menghabiskan semua obatnya dan merasa lemas. Dia pun menidurkan RuLan di box bayinya sebelum kembali tidur.
Jin Guang Yao yang melihat ini pun langsung tersenyum licik ketika memandangi Jin RuLan. Tidurlah keponakanku tersayang, kau akan menjadi kartu as ku nanti. Kartu ku untuk mendapatkan Lan XiChen kembali, batin A-Yao
"Kakak aku tinggal dulu yah, Aku akan kembali nanti sore untuk mengantarkan obat dan makan malam" kata Jin Guang Yao
Jin Guang Yao tersenyum puas. Dirinya sudah tidak sabar menunggu 1 bulan lagi. Setelah 1 bulan, Lan XiChen akan kembali ke sisinya. Dia akan menjadi orang yang baik supaya tidak akan ada yang mencurigainya meracuni kakak dan kakak ipar. Racun yang diberikan pun hanya dosis kecil tapi diletakkan disemua makanan dan obat. Dia membutuhkan kakak dan kakak iparnya masih hidup sampai pesta perayaan itu tiba. Kak, maafkan aku. Kau dan kakak ipar harus mati supaya rencanaku berhasil. Lagian suruh siapa kau lebih mendukung adik iparmu daripada aku.
Disore harinya, Lan XiChen yang baru pulang dari CiaYi pun langsung memasuki HanSi sebelum pamit dengan Nie bersaudara.
"Sudah pulang?" tanya Jiang Cheng. "Iya, kenapa kangen?' balas Lan XiChen sambil berusaha memeluk Jiang Cheng,
"Mulai besok kau harus mengurus sekte" balas Jiang Cheng. "Itu urusan WangJi, aku harus mengurus istriku" kata XiChen santai.
"Kau!!!!!!! Mulai besok kau urus sekte. Lan WangJi akan mengurus Wei WuXian yang sakit. Bila kau tidak mau, mulai besok kita pisah ranjang lagi. Aku akan tidur bersama Jiang Feng " ancam Jiang Cheng cepat. Lan XiChen langsung mengingat masa awal-awal kehamilan Jiang Cheng dimana dia harus pisah kamar karena calon anaknya tidak suka akan berulah apabila dia mendekati istrinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage
RomanceKisah percintaan Xicheng yang penuh drama. JIang Cheng yang awalnya hanya ingin memenuhi kehendak ayahnya demi menolomg saudarinya mulai mencintai suaminya dengan tulus. Tapi apakah Lan Xichen akan membalas perasaannya apabila semua diawalin dengan...