Ternyata II

57 13 1
                                    

~Happy Reading~

.
.
.
.

***


"Nit, pinjam hp lu dong." ucap Azwa.

"Buat paan? Emang hp lu mana?" tanya Nita.

"Mau dengerin musik, Hp gue ke tinggalan di rumah." Jelas Azwa.

"Yaudah, jangan lama-lama. Ntar, kalo habis batrei-nya, awas lu!" ancam Nita.

"Iya, Aman. Maaciw beb." ucap Azwa sok cute.

"Ck. Lebay. Gue ke kantin dulu ya, jagain tu hp gue." ucap Nita.

"Siap boss." ucap Azwa.

.
.
.
.

Tanpa sengaja, Azwa ke pencet aplikasi WhatsApp milik Nita. Dan Ia pun melihat nama paling atas di beranda WhatsApp, yaitu Viany. Niatnya pengen keluar dari WhatsApp Nita. Tapi, entah kenapa Ia ingin tahu dengan isi chat tersebut. Dengan ke ingin tahuan-nya. Akhirnya, Ia pun membuka chat percakapan Nita dan Viany. Setelah itu, Ia pun terkaget saat tau isi dari percakapan itu.

Deg.

J-adi, akhir-akhir ini sikap Viany terhadap gue, yang selalu ngejauhin gue, cuma karna dia juga suka sama Reno?

.
.
.
.

Kini, Azwa sedang berada di kamarnya. Ia tengah berbaring di atas kasur kesayangannya, sambil memikirkan isi chat percakapan milik Nita dan Viany. Ia tak habis pikir pada Viany, sahabatnya itu.

"Kenapa harus gini sih?" ucapnya tak habis fikir, "Mending gue tidur aja deh." lanjutnya, dan Ia pun tertidur.

.
.
.
.

"Ntar, latihan drama-nya di rumah gue aja ya?!" suruh Azka selaku ketua kelompok 1 atau kelompok Azwa.

"Jam berapa?" tanya Ririn.

"Pulang sekolah." balas Azka dan di anggukin anggota -nya.

.
.
.
.

Kini, mereka sudah sampai di rumah Azka. Seluruh anggota kelompok 1 sudah hadir semua.

Di sana Azwa sedari tadi hanya berdiam diri. Sedangkan Viany, sibuk mengobrol bersama Ririn, si Queen ngerumpi.

"Emak-emak, udah selesai ngerumpinya?" tanya Azka.

"Dih. Enak aja lu. gue masih muda ya! kok dikatain emak-emak sih?" kesal Ririn.

"Tau tuh si Azka." balas Viany.

"Lah, kan yang suka ngerumpi emak-emak. Ngga salah dong apa yang di bilang Azka." sambung Eja.

"Diem, lu! Ngga usah ikut campur." ucap Ririn dan Viany serentak.

"Emang lu siapa nyuruh-nyuruh gue diem, ha?" tanya Eja dengan gaya sengak-nya.

"Dih. Gue tampol ntar lu." balas Ririn emosi.

Azwa dan Reno hanya diam saja sambil memperhatikan perdebatan teman-temannya. Sedangkan Azka, sibuk mengacak rambutnya frustasi melihat perdebatan tersebut.

"Sudah, diam! Kalo kalian debat mulu kapan latihannya?" ucap Azka menyudahi perdebatan itu, "Jadi, kita bakal ngambil drama tentang Lutung Kasarung. Gue yang tentuin perannya! No protes, No kecot!" lanjutnya.

"Gue jadi moderatornya, Azwa sebagai Purbasari, Viany sebagai Purbararang, Mia sebagai Ratu Purba Tapak Agung, Ririn sebagai Dayang, Reno sebagai Lutung kasarung/Guru minda, Eja sebagai Indrajaya, Dika sebagai Sunan Ambu dan terakhir, Iky sebagai Adipatih." Azka membagikan peran kepada anggotanya, "Karna semuanya udah mendapatkan peran masing-masing, jadi tidak ada lagi protes atau apa pun itu." lanjutnya lagi.

"Tapi..." belum sempat Eja menyelesaikan perkataannya, Azka terlebih dahulu memotongnya

"Sekali lagi tidak ada PROTES! Paham?" tegas Azka.

Yang lain hanya menurut saja. Jika tidak, Ia tidak akan peduli.

.
.
.
.

"Dih. Kok si Azwa sih, yang jadi Purbasari-nya. Kan harusnya gue." ucap Viany Kesal.

Disisi lain,

Duh. mati gue. Mana gue lagi yang jadi Purbasari-nya.

.
.
.
.

Setibanya di rumah, Azwa pun bergegas masuk menuju ruang makan. Hari ini, Ia sangat lapar sekali. Sebab, pulang sekolah tadi Ia belum makan, Karna Ia harus latihan drama dulu ke rumah Azka.

"Eh, Dek. Dari mana aja lu, kok baru pulang?" tanya Herdian.

"Iya, Dek. Dari mana aja?" sambung Renata.

"Nanti aja deh Azwa jelasin. Sekarang Azwa lapar banget." ucap Azwa sambil menggosok perutnya.

"Yaudah, sini mama ambilin nasinya." tawar Renata, kemudian mengambil nasi buat Azwa, "Adek mau lauk yang mana?" tanya-nya lagi.

"Yang ini aja, Ma." jawab Azwa sambil menunjuk piring yang berisi ayam kecap favoritnya.

"Ini. Makan yang banyak ya, sayang." ucap Renata sambil memberikan piring yang berisi nasi dan ayam kecap tadi.

"Iya. Makan yang banyak, biar cepat tinggi. Emang lu mau jadi kerdil mulu?" ucap Herdian mengejek Azwa.

"Bodo, ntar gue tinggi kaget lu." balas Azwa sambil melanjutkan makanannya.

"Sudah-sudah! Lagi makan ngga boleh ngomong." ucap Renata menyudahi percakapan ke dua anaknya, agar tidak terjadi perdebatan.

Azwa dan Herdian pun melanjutkan makannya.

.
.
.
.

Selesai makan, Azwa segera pergi menuju kamarnya untuk membersihkan badannya yang terasa lengket. Setelah itu, Ia pun membaringkan tubuhnya di atas kasur empuk miliknya itu, sambil memainkan ponselnya. Saat Ia hendak membuka ponselnya, tiba-tiba ada notif WhatsApp masuk begitu banyak.

Deg.

.
.
.
.

Bantu vote and komennya ya. :)

Salam manis.🍭

Pertemuan Singkat ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang